Nada Dering Sang Mantan TemanAhok

Informasi
yang dihimpun Media ini, Mereka adalah Paulus Romindo, Richard Soekarno,
Khusnul Nurul, Dodi Hendaryadi, dan Dela Novianti. Versi mereka, TemanAhok
melakukan berbagai kecurangan dalam upaya meraup 1 juta Kartu Tanda Penduduk
(KTP) sebagai syarat mengusung Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta.
Paulus
yang juga penanggung jawab KTP di Kelurahan Kamal, dengan nada berapi-api
mengatakan bahwa menjadi relawan di TemanAhok layaknya bekerja di sebuah
perusahaan. Paulus bergabung untuk TemanAhok dari Juni 2015 hingga Mei 2016 “
Katanya.
Guna
meyakinkan publik, dia menunjukkan surat tugas atau kontrak kerja TemanAhok
yang disodorkan kepadanya. Selama bergabung, kata Paulus, TemanAhok membuat
capaian perolehan KTP dalam setiap pekannya. Bila angkanya tercapai, ada honor
tambahan dari TemanAhok,” Kami bukan relawan, kami dikontrak, ada SK dan
dibayar. Dapat seragam, per minggu 140 KTP honor Rp 500 ribu sampai minggu
ketiga. Minggu keempat ditambah Rp 500 ribu. Sebulan Rp 2,5 juta “ Ungkap
Paulus dalam jumpa pers di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu 22 Juni 2016.
Soal
KTP yang terkumpul, Paulus mengatakan ia mengakali beragam cara agar mencapai
angka yang ditargetkan relawan pengusung Basuki Tjahaja Purnama tersebut,” Tidak
ada data (KTP) yang real dan benar. Sampai korpos (atasan PJ) bermain semua.
Ada barter KTP misal, Pinang Ranti sudah setor 140, nah abis itu dibarter bulan
depan dengan kelurahan lain, misal Sukabumi Selatan. Verifikasi tidak maksimal.
Mereka random telepon, cuma 10-15. Itu yang ngajarin atasan kita. Kita susah
karena ada “ Ucap Paulus.
Mantan
TemanAhok lainnya, Richard Soekarno menyebutkan bahwa sikap yang mereka
sampaikan tersebut bukan sebagai bagian dari sakit hati. Mereka menyebut aksi
mereka tersebut adalah untuk membongkar kebohongan publik yang dilakukan
relawan Ahok,” Kami tidak ingin TemanAhok terus melakukan pembohongan public "
Kata Richard.(sandy).
Post a Comment