Legenda Mistis Batu Gantung Di Pulau Samosir
Samosir.Metro
Sumut
Selain
legenda Danau Toba, ternyata ada satu lagi yang cukup mistis dari tanah Samosir
yaitu Legenda Batu Gantung. Konon di sekitar area batu gantung itu dilarang
mengeluarkan kata-kata kasar dan tidak senonoh atau akan tertimpa sial. Senin
(03/04/2017).
Informasi
yang dihimpun Media ini, Dengan menaiki speed boat
dari tepian Pulau Samosir,
kami diajak oleh pengendara speed boat tersebut untuk melihat batu gantung.
Oleh karena rasa penasaran yang tinggi, kami pun mau saat diajak untuk menepi
di sebuah tebing di sisi danau Toba.
Tebing
tersebut memiliki ketinggian 20-30 meter dari sisi danau dan di ujung tebing kita
bisa melihat sebuah batu yang menggantung di sisi tebing tersebut. Di sinilah
semua mitos atau legenda batu gantung bermula.
Konon
dahulu kala ada seorang gadis cantik di Parapat, oleh kedua orangtuanya ia
hendak dijodohkan oleh seorang pemuda. Apa dinyana, hati sang gadis telah
tertambat oleh pemuda lain yang menjadi pujaan hatinya. Dia menolak ajakan
kedua orang tuanya untuk menikah dengan orang lain dan lebih memilih pujaan
hatinya.
Karena
malu sudah menolak ajakan orangtuanya, sang gadis begitu murung dan merasa
kasihan kepada orangtuanya karena menjadi buah bibir di desa mereka. Selepas
pulang dari sawah, sang gadis tidak langsung pulang, tetapi lebih memilih
termenung di pinggiran Danau Toba dengan ditemani oleh anjing kesayangannya
bernama si Gipul.
Ketika
malam tiba, sang gadis beranjak pulang dengan pikiran kosong. Tanpa disadari,
ia tidak melihat sebuah lubang besar di jalan, lalu terperosok jatuh ke dalam
lubang tersebut. Sang anjing ketika melihat majikannya terjatuh, ia
menggonggong untuk meminta bantuan orang lain.
Di
dalam lubang, sang gadis lebih memilih untuk mati dibanding menanggung malu
karena menolak lamaran orang lain. Ia pun berteriak lantang dari dalam lubang,
"Merapatlah..merapatlah."
Dinding
lubang tersebut pun merapat dan mengubur sang gadis. Tidak berapa lama
kemudian, terjadilah gempa. Tanah di sekitar Danau Toba berguguran dan hanya
menyisakan seonggok batu tempat lubang sang gadis tersebut. Batu gantung
tersebut bentuknya menyerupai seorang manusia.
Konon
di area batu gantung, pengunjung dilarang mengeluarkan kata-kata kasar dan
tidak senonoh karena akan membawa kesialan. Di dasar tebing, konon juga
terdapat sebuah lubang yang dihuni oleh mahluk Bunian. Setiap festival Toba
berlangsung, beberapa ketua adat memberikan sesaji di bawah batu gantung dan di
gua kecil tempat mahluk Bunian tersebut berasal.(Red/Tim).
Post a Comment