Asal Mula Nama Kota Bengkalis
Asal
mula nama kota Bengkalis diambil dari kata ”Mengkal” yang berarti sedih atau
sebak dan “Kalis” yang berarti tabah, sabar dan tahan ujian kata ini di ambil
dari ungkapan raja kecil kepada pembantu dan pengikutnya sewaktu baginda sampai
di Pulau Bengkalis ketika ingin merebut tahta Kerajaan Johor.Dengan ungkapan
“Mengkal” rasanya hati ini karena tidak diakui sebagai sultan yang memerintah
negeri, namun tidak mengapalah, kita masih ”Kalis” dalam menerima keadaan ini.
Senin (03/04/2017).
Sehingga
hal itu menjadi buah bicara penduduk bahwa baginda sedang Mengkal tapi masih
Kalis akhirnya ungkapan itu menjadi perkataan, “oh baginda sedang Mengkalis “.
Dari kisah ini timbullah kata ”Mengkalis”, dan seiring perjalanan waktu berubah
menjadi kata Bengkalis.
Informasi
yang dihimpun Media ini, Sejarah Bengkalis bermula ketika Tuan Bujang alias
Raja Kecil bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah mendarat di Bengkalis pada
tahun 1722. Beliau disambut oleh Batin Senggoro dan beberapa batin pucuk suku
“asli” Batin Merbau, Batin Selat Tebingtinggi dan lain-lain.
Berita
Raja Kecil adalah pewaris Kerajaan Johor semakin menumbuhkan rasa hormat
batin-batin dimaksud, sehingga mereka mengusulkan agar Raja Kecil membangunkan
kerajaannya di Pulau Bengkalis.
Namun
melalui musyawarah dengan Datuk Laksemana Bukit Batu, Datuk Pesisir, Datuk
Tanah Datar, Datuk Lima Puluh dan Datuk Kampar dan para batin, disepakati bahwa
pusat kerajaan didirikan di dekat Sabak Aur yakni di Sungai Buantan salah satu
anak Sungai Siak. Pusat kerajaan itu didirikan pada tahun 1723.
Kerajaan
inilah kemudian berkembang menjadi kerajaan Siak Sri Indra Pura, yang pernah
menguasai kawasan yang luas di pesisir pantai Sumatera bagian utara dan tengah
sampai ke perbatasan Aceh.
Catatan
sejarah menunjukkan, bahwa Bengkalis pernah menjadi basis awal Kerajaan Siak.
Di Bengkalis-lah wawasan mendirikan Kerajaan Siak dimufakati. Dan di Bengkalis
pula bantuan moral dari rakyat dipadukan ketika beliau keluar dari Bintan.
Sejarah
juga mencatat, setelah Belanda semakin berkuasa, maka Bengkalis pula yang
menjadi tempat kedudukan Residen Pesisir Timur Pulau Sumatera berdasarkan
perjanjian dengan Sultan Syarif Kasim Abdul Jalil Syarifudin menyerahkan pulau
Bengkalis kepada Hindia Belanda tanggal 26 Juli 1823.
Kemudian,
dalam sejarah yang sama, sebelum kedatangan Raja Kecil, Bengkalis sudah
menunjukkan peran penting dalam arus lalu lintas niaga di Selat Melaka.
Terutama sebagai persinggahan saudagar yang keluar masuk Sungai Siak.
Bahkan
sejak di Tapung (Petapahan) ditemukan timah (1674) dan emas, peran Bengkalis
dalam hubungan Melaka dengan kerajaan di pesisir timur Sumatra semakin besar,
terutama di masa berdirinya Kerajaan Gasib.
Di
masa pemerintahan Sultan Mansur Syah tahun (1459-1477) Gasib dikuasai oleh
Melaka, Raja Gasib yang belum menganut agama Islam, di-Islam-kan dan diberi
gelar Sultan “Ibrahim” dan dijadikan Wakil Sultan Melaka di Gasib. Sejak itu
Kerajaan Gasib di bawah kepemimpinan Sultan Ibrahim (sebelum di-Islam-kan
bernama Megat Kudu) menjadi kawasan pengembangan Islam.(Red/Tim).
Post a Comment