Keutamaan Dan Keistimewaan Berdoa

Medan Deli.Metro Sumut
Doa, dalam bahasa Arab berasal dari akar kata da a-yad u yang berarti memohon, meminta pertolongan, menyeru, dll. Dalam al-Qur an maupun Hadits juga banyak terdapat makna doa. Tetapi secara umum, doa dipahami sebagai bentuk permohonan seorang hamba kepada Sang Khaliq, Allah Swt. Permohonan tersebut tentu untuk kebaikan diri dan orang lain, bukan untuk sesuatu yang negative. Jumat (09/10/2015).

M.Amiruddin SE Pendiri Organisasi Masyarakat (Ormas) Moderen Indonesia Bersatu (MIB), salah satu Pendiri Partai Moderen Indonesia Bersatu sekaligus Ketua Umum yang akan dibentuk serta dideklarasikan dan Penyusun Buku Multi Level Dakwah  mengatakan Sebelum berdoa hendaklah memuji terlebih dahulu kepada Allah SWT dan membaca shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad Saw, Bersangka baik kepada Allah Swt dan yakin doanya akan dikabulkan, baik cepat maupun lambat, Mengakui dosa dan kesalahan, Memantapkan hati, Tidak tergesa-gesa, Doa yang dipanjatkan untuk kebaikan, bukan keburukan “ Katanya.

 Menurut Amiruddin, Pada dasarnya, kita bisa berdoa kapanpun di luar waktu atau tempat yang dilarang oleh syara’. Tetapi, ada waktu-waktu utama untuk berdoa, di ataranya: Pada waktu pagi hari, terutama sesudah shalat Subuh hingga sebelum terbit matahari, Pada waktu siang hari terutama sesudah shalat Dhuhur di waktu matahari tergelincir, Pada waktu sore hari terutama sesudah shalat Ashar dan pada waktu sebelum terbenam matahari,  Pada awal malam, terutama sesudah shalat Maghrib dan shalat ‘Isya’, Pada waktu habis bangun tidur tengah malam hingga masuk waktu shalat Subuh, Pada waktu berada dalam majlis-majlis pertemuan, Di segala waktu-waktu yang dituntunkan syara’ untuk berdzikir, Waktu sela antara dua khutbah “ Ucapnya.

Amiruddin menjelaskan Ada banyak keutamaan dan keistimewaan doa dan dzikir, Doa dapat mendekatkan diri kepada Allah Swt, Doa merupakan bagian bentuk ibadah, Doa dapat mendatangkan rahmat dan kasih sayang Allah Swt, Doa merupakan wujud ketaatan hamba kepada Allah SWT “ Jelasnya.

Amiruddin menambahkan, Itulah keadaan kita dan itu nyata, sedikit yang mau bersyukur. Telah banyak diberi nikmat malah dikata masih sedikit dan kurang. Padahal sebaik-baik hamba adalah yang mau bersyukur baik yang diberi sedikit atau pun banyak. Namun yang sedikit saja jarang kita mau syukuri, apalagi yang banyak. Kalau kita mau memperhatikan saudara kita yang cacat, tentu kita akan merasa bahwa Allah masih memberi kita nikmat yang banyak. Moga nantinya kita tidak lagi menjadi hamba yang lalai, Sedikit hamba Allah yang bersyukur …Allah Ta’ala berfirman, وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُSangat sedikit sekali di antara hamba-Ku yang mau bersyukur.” (QS. Saba’: 13).Ibnu Katsir berkata, إخبار عن الواقعYang dikabarkan ini sesuai kenyataan.” Artinya, sedikit sekali yang mau bersyukur.Syaikh As Sa’di berkata, فأكثرهم، لم يشكروا اللّه تعالى على ما أولاهم من نعمه، ودفع عنهم من النقم.Banyak sekali memang yang tidak mau bersyukur pada Allah Ta’ala atas nikmat harta yang diberi dan juga atas nikmat dihilangkan dari musibah.”Syaikh Abu Bakr Al Jazairi berkata, هذا إخبار بواقع وصدق الله العظيم الشاكرون لله على نعمه قليل وفي كل زمان ومكان وذلك لإِستيلاء الغفلة على القلوب من جهة ولجهل الناس بربهم وإنعامه من جهة أخرىIni adalah pengkhabaran yang sesuai kenyataan. Sungguh Maha Benar Allah. Sungguh yang benar-benar mensyukuri nikmat Allah amatlah sedikit di setiap waktu dan tempat. Kebanyakan berada dalam hati yang lalai, di sisi lain karena begitu jahil terhadap Rabbnya.” Tambahnya.(Hamnas).



Tidak ada komentar