Rumah Kontrakan Disulap Menjadi Pabrik Narkoba
Tangerang.Metro
Sumut
Badan
Narkotika Nasional (BNN) berhasil membongkar operasi sindikat narkotika kelas
kakap. Sebuah rumah kontrakan yang disulap menjadi pabrik dengan kemampuan
produksi 15 ribu butir ekstasi per bulan di Tangerang Banten digerebek petugas
BNN, Yang mengerikan, sindikat ini murni lokal alias tidak terhubung dengan
jaringan internasional. Meski begitu mereka sudah memiliki kemampuan untuk
membuat ekstasi dan sabu. Kamis (29/09/2016).
Informasi
yang dihimpun Media ini, Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari mengatakan
penangkapan dilakukan Rabu pagi pukul 05.00 di Kampung Sekarwangi Neglasari,
Ktoa Tangerang, Banten. Terdapat seorang tersangka yang ditangkap berinisial AC
yang sedang meracik ekstasi,” Ditemukan adanya 2.600 butir ekstasi dan beberapa
puluh gram sabu-sabu saat kami menggerebek pabrik tersebut “ Katanya.
Sesuai
pengakuan dari tersangka, diketahui bahwa pabrik ini dalam sehari mampu
memproduksi 500 butir ekstasi. Artinya, dalam sebulan home industry narkoba ini
mampu membuat 15 ribu butir ekstasi. Kapasitas pabrik narkotika semacam ini
cukup mengejutkan “ Ucapnya.
Yang
lebih mengkhawatirkan, AC ini tercatat merupakan residivis kasus narkotika. Bahkan,
dia baru saja keluar dari penjara empat bulan lalu. Namun, dalam kurun waktu
yang cukup singkat itu, AC bisa membuat narkotika. ”Kami ingin mengetahui
bagaimana AC bisa memiliki kemampuan membuat narkotika itu,” tuturnya.
Sementara
saat ditanya apakah AC bekerja sendirian? Jenderal bintang dua ini
mengungkapkan, berdasar pemeriksaan sementara ternyata ada seorang bos yang
membiayai pembuatan narkotika itu. Bos situ merupakan narapidana berinisial AT
yang masih berada di Lapas Tangerang,” Kami segera memeriksanya, “ Ujarnya.
Bahan–bahan
ekstasi ini juga dipasok oleh AT. Instruksi tata cara pembuatan ekstasi ini
juga diajarkan AT selama berada di dalam hotel prodeo kepada AC,” Ya, kembali
terjadi, pengedar belajar memproduksi narkotika di penjara “ Paparnya.
Rencananya,
ekstasi ini akan dikirimkan ke sejumlah kota besar di Indonesia, seperti
Palembang, Medan dan Surabaya. Modusnya dengan memasukkan pil ekstasi itu ke
dalam kemasan mie instan,” Ini untuk mengelabui petugas “ Jelasnya.
Untuknya,
BNN mampu untuk mencegah pabrik narkotika ini mengirimkan semua pil ekstasi
tersebut. Sehingga, pabrik yang dalam masa awal ini belum meracuni masyarakat,”
Kami tangkap sebelum bisa didistribusikan “ Terangnya.
Menurutnya
juga, yang berbeda adalah sindikat pembuat ekstasi ini ternyata tidak memiliki
hubungan dengan jaringan internasional. Artinya, saat ini sindikat lokal tidak
lagi hanya berperan sebagai pengedar, tapi sudah menjadi produsen,” Kalau
biasanya, sindikat pabrik narkotika itu terhubung dengan jaringan luar negeri.
Artinya, kemampuan meracik narkotika dari luar negeri, sekarang sindikat lokal
mampu “ Ungkapnya.
Dalam
penggerebekan itu disita sejumlah alat pencetak ekstasi, bahan kimia cair,
adonan siap cetak dan ekstasi siap edar. BNN berupaya untuk mengejar hingga
sumber pembuat bahan narkotika itu.(Sandy).
Post a Comment