Gubsu Erry Buka Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat Kuala Namu
Medan.Metro Sumut
Gubernur Sumatera Utara DR H T Erry Nuradi
mengungkapkan rasa bangganya akan Bandara Internasional Kualanamu yang
merupakan satu-satunya bandara di Indonesia yang mampu meraih sertifikasi
internasional Bintang 4 dari Sky Trax. Jumat (25/08/2017).
“Artinya, Kuala Namu adalah bandara yang terbaik di
Indonesia karena menjadi satu-satunya bandara di Indonesia yang mampu meraih
sertifikasi Bintang 4,”kata Tengku Erry saat membuka Kegiatan Latihan
Penanggulangan Keadaan Darurat Skala Besar (Airport emergency & contigency
exercise) Kuala Namu International Airport (KNIA) yang digelar di gedung
serbaguna perkantoran Angkasa Pura II,Kamis (24/08).
Karenanya ia berharap Bandara Kuala Namu Internasional
Airoport (KNIA) terus meningkatkan fasilitas dan kelengkapan sekaligus kesiagaan
menghadapi keadaan darurat. Dengan demikian KNIA terus menjadi bandara terbaik
di Indonesia dan menjadi kebanggaan Sumatera Utara.
Dikatakan Gubsu Kualanamu International Airport baru
saja dipilih sebagai salah satu bandara bintang 4 , bahkan mengalahkan bandara
besar seperti Soekarno Hatta yang meraih bintang 3 dan Bandara Internasiona
Ngurahrai, Bali yang juga meraih bintang
3. “Walaupun tidak sebesar Soekarno Hatta dan tidak seindah Ngurahrai Bali,
namun Kualanamu memiliki kelebihan yaitu akses kereta api langsung dari dan ke
pusat kota. Ini menjadi kebanggaan kita semua, kebanggaan 14 juta rakyat
Sumatera Utara,” ujar Tengku Erry.
Dikatakannya, KNIA akan terus meningkatkan kualitas
dengaan berbagai upaya melengkapi berbagai fasilitas. Seperti dalam waktu dekat
akan beroperasi hotel transit atau hotel bandara. Disamping itu, Pemprov Sumut
juga akan mendukung kelengkapan fasilitas gedung VIP. “Anggaran sudah disiapkan
oleh Pemprovsu, dan dalam waktu dekat akan ada MoU antara Pemprovsu dengan
Angkasa Pura II untuk pembangunanan fasilitas ruang VIP ,” jelasnya.
Setiap harinya KNIA menampung 23-25 ribu penumpang
dengan jumlah penerbangan 243-250 penerbangan perhari sehungga merupakan
potensi ekonomi yang besar.
Bandara Internasional Kualanamu berhasil meraih
sertifikasi Bintang 4 atas pelayanan yang baik kepada para penumpang pesawat
dan pengunjung bandara. Sedangkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta
mendapatkan Bintang 3.
Kedua sertifikasi tersebut diberikan berdasarkan
penilaian Airline Quality Ranking yang dilakukan oleh Skytrax. Penilaian
tersebut dilihat dari kemampuan bandara memberikan terbaik pada produk yang
berhubungan langsung dengan konsumen atau penumpang pesawat, termasuk juga
layanan dari para staf frontliners di terminal.“Mudah-mudahan latihan ini bisa
menjadi kesiapan bagi seleuruh stakehoder apa bila terjadi kedaruratan. Saya
berharap fasilitas Kuala Namu dapat terus ditingkatkan, demikian juga kesiapan menghadapi keadaann darurat,
dengan demikian Kuala Namu tetap menjadi bandara yang terbaik di Indonesia
bahkan di tingkat regional,” papar Erry Nuradi.
Kegiatan Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD)
Skala Besar Airport emergency & contigency exercise KNIA dihadiri Direktur
Teknik dan Operasi APII Joko Wiratmojo, Pangkosek Hanudnas II Dwipo Budi
santoso, GM Kualanamu Arief Darmawan, mewakili airlines, kepala bandara di
Sumut dan sebagainya. Peserta latihan melibatkan Badan SAR Nasional (Basarnas),
pemadam kebakaran, TNI/Polri, RS dan tim medis, airlines, anggota komite PKD
Bandara Udara.
Direktur Teknik dan Operasi AP II Joko Wiratmojo
menjelaskan kegiatan latihan untuk melakukan ujicoba terhadap standard
operational prosedure (sop) atau prosedur yang sudah dibuat masih valid atau tidak.
“Ada unit yang akan lakukan pencatatan, berapa menit ambulan sampai dan
sebagainya, kalau ada yang kurang akan diperbaiki,” katanya.
Dalam kesempatan ditayangkan simulasi terjadinya
pembajakan pesawat komersil, langkah-langkah yang dilakukan dalam keadaan
darurat sesuai SOP yang ditetapkan.
Dasar dari latihan PKD bandara adalah Permen
Perhubungan dinyatakan bahwa setiap unit penyelenggara bandara udara wajib
melaksanakan latihan keadaan darurat keamanan skala besar paling lama satu kali
dalam dua tahun dan skala kecil sekali dalam setahun guna menjaga dan
meningkatkan kinerja fasilitas, prosedur dan koordinasi antar instansi dalam
pengelolaan dan penanggulangan keadaan darurat. (Humas Provsu)-(Riva).
Post a Comment