Arisan Bodong Di Palembang Rugikan Member Mencapai Rp600 Juta, Begini Modus Kedua Pelaku Perempuan
Palembang.Metro Sumut
NA, salah satu korban yang menyita barang-barang milik
kedua beradik FI dan PR ini mengaku kesal atas ulah mereka. Sabtu (08/04/2017).
Ia menyita barang-barang ini hanya sebagai jaminan dan
pemuas rasa kesal, karena telah menjadi korban penipuan.
“Kalau kerugian saya sih Rp. 15 juta, mana sampai
barang-barang yang kami bawa ini Rp. 15 juta. Ini hanya jaminan, nanti kalau
uang kami dikembalikan, barang-barang ini juga kami kembalikan. Kalau kerugian
seluruh member itu sekitar Rp. 600 jutaan,” terangnya.
Nanipun menceritakan, banyak tipe arisan yang
diterapkan oleh kedua adik beradik ini. Mulai dari arisan emas, barang, hingga
uang yang dijanjikan keuntungannya hingga 40 persen.
“Kalau barang dan emas, yang dapat duluan itu bayarnya
lebih mahal dari pada yang dapat belakang, eh baru jalan berapa bulan malah
zonk. Kalau saya tidak ikut yang itu, saya ikut arisan yang bayar Rp. 200 ribu,
dalam dua minggu depan saya dijanjikan uang Rp. 280 ribu. Saya percaya karena
keuntungannya yang lumayan, selain itu dia bilang uang itu ditanamkan di saham
Jakarta,” jelasnya.
Nani menyebut, uang Rp. 200 ribu memang tidak begitu
besar, namun yang diikutinya itu sebanyak 20 nomor. Ditambah administrasi
sebesar 10 persen sehingga ia harus menyetor sebesar Rp. 4,4 juta, yang mana
nantinya ia akan mendapat uang sebesar sekitar Rp. 5,6 juta.
“Sudah dapat itu, tapi uangnya tidak boleh diambil,
saya dibujuk rayu agar uang itu bisa dimodalkan lagi, agar mendapatkan untung
yang besar, katanya uang itu bisa menjadi Rp 9 juta dalam dua minggu kedepan,
jadi saya percaya saja,” katanya.
Bahkan tak hanya itu, Nani kembali dibujuk rayu lagi
oleh FI, untuk kembali ikut arisan serupa. Dan lagi-lagi, dengan imingi2
keuntungan yang besar, Nani terbujuk rayuan FI.
“Saya itu mengajak ibu saya. Padahal dia tidak mau,
tapi saya paksa, jadi dapatlah uang Rp. 4,4 juta. Baru sebentar ditangan
langsung ditransfer ke FI itu. Niat untung malah begini,” keluhnya.
Tak hanya dia, adiknyapun turut tertipu arisan ini,
namun jumlahnya tak banyak hanya sekitar Rp. 1,6 juta. Karena itulah dia nekat
untuk menyita barang-barang milik kedua pelaku.
“Saya kesal, jadi nyenengi hati saja mengambil barang
ini. Arisan ini sudah lama, sejak bulan Mei 2016 yang lalu, seperti dulu
berjalan lancar, karena membernya banyak, namun tidak tahu kenapa belakangan
ini seperti ini, mungkin karena saat mengelola sistem arisan yang dananya
ditarok di saham itu, mungkin sahamnya bodong atau tidak disetorkannya, tidak
tahu lagi, sekarang orangnya hilang, tidak tahu pergi ke Jakarta atau Papua,”
katanya.(Humas Polda Sumsel/Polresta Palembang).

Post a Comment