Kota Medan Pada Masa Penjajahan Jepang
Medan.Metro Sumut
Tahun 1942 penjajahan Belanda berakhir di Sumatera
yang ketika itu Jepang mendarat dibeberapa wilayah seperti Jawa, Kalimantan,
Sulawesi dan khusus di Sumatera Jepang mendarat di Sumatera Timur.
Informasi yang dihimpun Media ini, Tentara Jepang yang
mendarat di Sumatera adalah tentara XXV yang berpangkalan di Shonanto yang
lebih dikenal dengan nama Singapore, tepatnya mereka mendarat tanggal 11 malam
12 Maret 1942. Pasukan ini terdiri dari Divisi Garda Kemaharajaan ke-2 ditambah
dengan Divisi ke-18 dipimpin langsung oleh Letjend. Nishimura. Ada empat tempat
pendaratan mereka ini yakni Sabang, Ulele, Kuala Bugak (dekat Peurlak Aceh
Timur sekarang) dan Tanjung Tiram (kawasan Batubara sekarang).
Pasukan tentara Jepang yang mendarat di kawasan
Tanjung Tiram inilah yang masuk ke Kota Medan, mereka menaiki sepeda yang
mereka beli dari rakyat disekitarnya secara barter. Mereka bersemboyan bahwa
mereka membantu orang Asia karena mereka adalah saudara Tua orang-orang Asia
sehingga mereka dieluelukan menyambut kedatangannya.
Ketika peralihan kekuasaan Belanda kepada Jepang Kota
Medan kacau balau, orang pribumi mempergunakan kesempatan ini membalas dendam
terhadap orang Belanda. Keadaan ini segera ditertibkan oleh tentara Jepang
dengan mengerahkan pasukannya yang bernama Kempetai (Polisi Militer Jepang).
Dengan masuknya Jepang di Kota Medan keadaan segera berubah terutama
pemerintahan sipilnya yang zaman Belanda disebut Gemeente Bestuur oleh Jepang
dirobah menjadi Medan Sico (Pemerintahan Kotapraja). Yang menjabat pemerintahan
sipil di tingkat Kotapraja Kota Medan ketika itu hingga berakhirnya kekuasaan
Jepang bernama Hoyasakhi. Untuk tingkat keresidenan di Sumatera Timur karena
masyarakatnya heterogen disebut Syucokan yang ketika itu dijabat oleh
T.Nakashima, pembantu Residen disebut dengan Gunseibu.
Penguasaan Jepang semakin merajalela di Kota Medan
mereka membuat masyarakat semakin papa, karena dengan kondisi demikianlah
menurut mereka semakin mudah menguasai seluruh Nusantara, semboyan saudara Tua
hanyalah semboyan saja. Disebelah Timur Kota Medan yakni Marindal sekarang
dibangun Kengrohositai sejenis pertanian kolektif. Dikawasan Titi Kuning Medan
Johor sekarang tidak jauh dari lapangan terbang Polonia sekarang mereka
membangun landasan pesawat tempur Jepang.(Red/Tim).
Post a Comment