JAGA KEARIFAN LOKAL DAERAH LAPAS PANGKALAN BUN KEMBANGKAN KERAJINAN TUDUNG SAJI KHAS KOTA KECUBUNG
Pangkalan
Bun.Metro Sumut
Lembaga
Pemasyarakatan Klas II B Pangkalan Bun benar-benar mau menjadi pilot project
untuk Lapas dan Rutan Se-Kalimantan Tengah terutama dalam hal pembinaan terhadap
warga binaan pemasyarakatan (WBP). Sabtu (25/02/2017).
Salah
satu kegiatan yang menjadi program pembinaan Lapas Pangakalan Bun yakni
pembuatan
Tudung Saji yang bermotifkan khas daerah kota asal batu kecubung
yakni kota Pangkalan Bun.
Melalui
program ketrampilan ini Lapas Pangkalan Bun bekerjasama dengan Lurah di Kelurahan Mendawai yang tidak lain adalah
Muhammad Zulhadi bersama 3 (tiga) warganya merupakan pengrajin generasi
terakhir kerajinan tudung saji yang ada di Kota Kecubung ini.
Lurah
Mendawai H. Muhammad Zulhadi saat memberikan
keterangannya mengatakan dirinya
beserta 3 Warganya Hj. Misrat, Rosmaniar dan Hj. Eroh sangat berterima kasih
kepada Pihak Lapas Pangkalan Bun yang mau bersedia dilatih dalam hal pembuatan
tudung saji khas Pangkalan Bun ini dengan harapan nantinya bisa sebagai penerus
kerajinan yang hampir punah ini, sekaligus untuk menjaga kearifan Lokal daerah
karena salah satu kekayaan budaya Kalimantan Tengah yang harus tetap
dilestarikan. Dan menurut Zulhadi, Lapas Klas II B Pangkalan Bun merupakan
salah satu yang siap menjaga kelestarian budaya daerah tersebut.
Kepala
Lapas Klas II B Pangkalan Bun Arief Gunawan saat dikonfirmasi oleh Humas Kantor
Wilayah mengatakan bahwa sebanyak 21 WBP terdiri dari 15 orang napi wanita dan
6 orang napi laki-laki mengikuti kegiatan pelatihan keterampilan pembuatan
tudung saji ini. Adapun bahan dasar dalam pembuatan tudung saji berasal dari
rempiang, rais dan rotan buli yang semuanya merupakan tanaman asli Kalimantan
Tengah. Untuk pewarnaan arief menjelaskan berasal dari biji ulin akan tetapi
sekarang sudah mulai langka dicari sehingga dalam hal pewarnaan menggunakan
cat. Dan untuk hiasan serta motif terbuat dari manik-manik sehingga terlihat
cantik sesuai motif daerah. untuk modal awal, Arief mengatakan masih
memperhitungkannya, dimana dalam membeli bahan dasar dipinjamkan dulu oleh Hj.
Eroh salah satu pengajar kerajinan tudung saji kepada para WBP.
Arief
juga mengatakan bahwa hasil dari pembuatan kerajinan Tudung Saji Khas Pangkalan
Bun ini sementara dipakai untuk kalangan sendiri, akan tetapi tidak menutup
kemungkinan untuk dijual. Target Arief dari hasil kerajinan ini akan diikutkan
kesetiap event pameran serta bisa ditampilkan ke Menteri Hukum dan HAM RI pada
saat kedatangannya bulan April 2017 untuk meresmikan Gedung Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Kalimantan Tengah yang baru nanti. (Create & Dok.
Pirhan Humas Kalteng melaporkan).
Post a Comment