Kapolri: Pada 2017 Masih Ada Aksi Teroris
Jakarta.Metro
Sumut
Kapolri
Jenderal Pol Tito Karnavian memperkirakan pada 2017, kejahatan transnasional
kian marak terjadi di Indonesia. Kamis (29/12/2016).
Informasi
yang dihimpun Media ini, Hal tersebut dikarenakan meningkatnya mobilitas warga
antarnegara yang akan berdampak pada mobilitas kejahatan lintas Negara,” Beberapa
kejahatan transnasional diprediksikan masih akan terjadi, bahkan cenderung
terjadi peningkatan " Kata Tito di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu
(28/12).
Bentuk
kejahatan transnasional yang diprediksi akan mendominasi 2017 yakni kejahatan
terorisme. Pada 2016, Polri menangani 170 kasus terorisme yang meningkat dua
kali lipat dari 2015,” Masih adanya tersangka teroris yang masih dalam
pencarian. Dan memungkinkan mereka akan tetap melakukan aksi terornya "
Ucap Tito.
Namun,
Tito memastikan bahwa Densus 88 akan bertindak untuk mencegah aksi itu terjadi
dengan adanya deteksi dini dan penangkapan. Kemudian, kejahatan yang masih
mendominasi yakni terkait penyalahgunaan dan peredaran narkotika.
Tito
mengatakan Polri masih belum dapat menjangkau lokasi-lokasi penanaman ganja
secara keseluruhan. Para pelaku biasanya menanam tanaman tersebut di pedalaman
hutan.
Kejahatan
lainnya yaitu perdagangan manusia. Maraknya mobilitas antarnegara dan faktor
kemiskinan masih memungkinkan kejahatan ini terus berlangsung.
Salah
satu bentuk kejahatan yang juga menjadi sorotan di 2016 yakni kejahatan di
dunia maya. Tito memprediksi pada 2017 mendatang, kejahatan siber masih menjadi
sorotan di antara kasus-kasus yang ditangani Polri.
"Bagi
masyarakat jangan menyebarkan berita yang tidak jelas. Karena kalau tidak
benar, itu bahaya," kata Tito.
Selain
itu, gangguan yang berimplikasi pada kontijensi seperti konflik sosial dan
ujaran kebencian juga masih akan terjadi. Terlebih dengan dinamika teknologi di
mana masyarakat dengan mudah mengakses internet.
Diperkirakan
pula adanya aksi separatis sekelompok kecil dengan ideologi berbeda yang ingin
memisahkan diri dari NKRI.
Khususnya
menjelang Pilkada serentak 2017, polisi meningkatkan kewaspadaannya untuk
mengantisipasi dan menindak adanya pelanggaran hukum terkait pemilu.
"Pelaksanaan
Pilkada punya potensi kerawanan di masing-masing tahapan, terutama bentrok
antar-pendukung, sabotase, money politic, dan munculnya tindak pidana
pemilu," kata Tito.
Dengan
adanya perkiraan meningkatnya berbagai tindak pidana tersebut, Polri akan
meningkatkan kapabilitas sebagaimana diterapkan dalam moto mereka, Profesional,
Modern, dan Terpercaya (Promoter).
"Fokusnya
masalah kerusuhan masal, terorisme, narkoba, itu utama bagi kami tanpa
menyampingkan yang lain," kata Tito.(Melvy).
Post a Comment