Kisah Sang Pengantin Baru, Suami Impoten



Metro Sumut
Lama-kelamaan minuman ber­alkohol itu bereaksi dalam tu­buhku dan ahirnya aku tak sa­darkankan diri. Aku tidak menyadari kalau Leo menggandengku keluar Café menuju sebuah hotel. Ciuman hangat disertai rabaan halus di tubuhku mengembalikan kesadaranku.
                          
Betapa terkejutnya aku melihat Leo dalam keadaan telanjang berusaha melucuti pakaianku. Aku meronta sekuat tenaga melepaskan diri dari cengkeramannya.

Namun perlawananku berhenti tatkala Leo kembali menciumanku. Ciuman yang teramat mesra hingga mampu menggugah gairah kewanitaanku. Aku sudah tak meronta lagi saat Leo melucuti semua pakaianku, hingga kami berbuat layaknya hubungan suami-istri.

Berulangkali hubungan intim itu kami lakukan. Kendati Rinaldi tak mampu memberiku kepuasan batin namun aku tak mau Rinaldi sampai mengetahui perselingkuhanku.

Sebelum berpisah, Leo memberikan kartu namanya padaku. “Silahkan hubungi aku kapan saja kau membutuhkanku ” Katanya sambil bergegas meninggalkanku.

Kehadiran Leo membawa perubahan besar dalam hidupku. Kalau sebelumnya sikapku pemurung kini penuh ceria. Keceriaanku kini terlihat jelas, ada kalanya tanpa kusadari di saat mandi aku bersenandung kecil mengalunkan lagu-lagu cinta.

Kalau aku membutuhkan kehangatan cukup menghubungi Leo dan hasratku pasti terpenuhi.
Perubahan sikap serta seringnya keluar rumah dengan berbagai alasan lama-kelamaan mengundang kecurigaan Rinaldi. Hanya saja Rinaldi berusaha tenang dan sikapnya tak pernah berubah seakan tidak mengetahui perselingkuhanku.

Siang itu, untuk kesekian kalinya, Leo memintaku datang ke hotel tempat kami biasa bertemu. Saat itu Rinaldi terlihat santai membaca koran di ruang tengah.

Berdalih mau ke rumah teman aku minta ijin padanya. Tanpa menoleh kepadaku Rinaldi menganggukkan kepalanya pertanda memberi ijin. Tanpa membuang waktu aku bergegas meninggalkan rumah. (RED)

Tidak ada komentar