Komitmen Dukung Daya Saing Kopi Nasional, Gubsu Tengku Erry Terima Penghargaan
Medan.Metro
Sumut
Gubernur
Sumatera Utara (Gubsu) H T Erry Nuradi mendapat penghargaan atas komitmen dan
dukungan Pemprovsu dalam meningkatkan produksi dan daya saing kopi nasional
tahun 2017. Penghargaan diberikan oleh Kementerian Pertanian yang diterima
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara Ir. HerawatI N,M.MA bertepatan dengan Hari Kopi Internasional di
Provinsi Lampung, Minggu (1/10).
"Ini
pertama kalinya Sumut meraih penghargaan untuk komitmen peningkatan produksi
dan daya saing kopi. Dan ini juga merupakan tahun pertama penghargaan ini
diberikan oleh Kementerian Pertanian," ucap Kadis Perkebunan Sumut di
Medan, Selasa (3/10).
Dikatakannya,
penghargaan diserahkan langsung oleh Direktur Jenderal Perkebunan RI. Ada
beberapa provinsi di Indonesia yang meraih penghargaan yang sama diantaranya
Lampung, Sumatera Selatan, Jabar, Jateng, Sulbar dan Sulteng. Untuk Sumatera
Utara sendiri meraih penghargaan untuk peningkatan jenis kopi Arabika. Seperti
diketahui, jenis kopi Arabika merupakan
premium kopi spelsialty Sumut dengan berbagai variasi keunggulan. Tekstur
kopinya halus, mempunyai citra rasa berat dan spesifik serta mempunyai citra
rasa floral dan kekentalan yang baik maupun keasaman yang seimbang.
Selain
kopi Arabika, di Sumut juga dikembangkan jenis kopi Robusta. Luas tanaman kopi
untuk Robusta di Sumut 21.663,81 hektare dengan produksi 9.663,52 ton. Kopi ini
tersebar di Tapanuli Selatan dan Deliserdang. Sementara untuk kopi Arabika,
luas tanamannya di Sumut yakni 61.231,44 hektare dengan produksi 49.176,51 ton.
Kopi ini tersebar di dataran tinggi seperti pada Kabupaten Madina, Tapanuli
Utara, Toba Samosir, Simalungun, Tapsel, Dairi, Pakpak Bharat dan Humbang
Hasundutan.
"Sumut
sama dengan Jawa Barat terima penghargaan untuk kopi yang jenis Arabika.
Sementara Lampung dan Sumsel untuk jenis kopi Robusta," ucapnya.
Ke
depan, setelah penghargaan ini, Pemprovsu akan tetap mendorong para petani di
Sumut untuk terus meningkatkan produksi kopinya. Apalagi untuk kopi-kopi yang
sudah memiliki sertifikat indikasi geografi (IG/Paten). Saat ini petani kopi
yang telah memiliki sertifikat IG tersebut sudah kesusahan melayanani
permintaan yang terus meningkat. "Jadi permintaan dari negara-negara luar
terus datang. Stok mereka terbatas. Makanya kita mendorong peningkatan
produksinya," ucapnya. Untuk kopi Mandailing saja, petani hanya mampu
memenuhi 20% saja dari total permintaan.
Selain
itu, Pemprovsu juga terus mendorong para petani kopi yang belum memiliki
sertifikat IG untuk segera memilikinya. Dan untuk menuju ke sana diharapkan
pemerintah kabupaten/kota juga turut mendukungnya.
Pemprovsu
sendiri pada tahun 2018 akan mengembangkan perbenihan 1 juta kopi dengan nama
varietas Sigararutang. Pengembangan 1 juta benih ini akan dilakukan di Madina,
Tobasa, Simalungun dan Taput. "Jadi daerah lainnya yang memerlukan bibit
nanti tinggal mengambil dari daerah mana yang terdekat," ucapnya sambil
mengatakan bahwa ini sesuai dengan program kementerian yang menjadikan tahun
2018 sebagai tahun benih.
Sementara
terakhir untuk pemasaran kopi Sumut sendiri disebutkannya realisasi ekspor
untuk kopi Arabika berdasarkan data Penerbitan SPEK dan Form ICO tahun 2016
yakni 317.093.993 USD. Sedangkan untuk kopi Robusta senilai 901.169 USD dengan
negara tujuan ke Amerika, Arab, Jepang, Jerman, Australia, Canada, Korea,
Singapura, Vietnam dan Malaysia. "Pada umumnya kopi kita yang keluar
banyak ke negara Amerika. Dan itu sudah dalam bentuk biji kopi (green been). Ke
depan untuk meningkatkan daya saing lagi, kita akan terus membina petani kopi
kita," ucapnya. (Humas Provsu)-(Riva)
Post a Comment