BPS SUMUT : Mei Inflasi Medan Capai 0,08 Persen
Medan.Metro
Sumut
Perkembangan
harga berbagai komoditas di Kota Medan pada Mei 2017 secara umum menunjukkan
adanya peningkatan. Berdasarkan hasil pemantauan Badan Pusat Statisti (BPS),
pada bulan Mei 2017 Kota Medan mengalami inflasi sebesar 0,08 persen.
Kepala
BPS Sumut, Syech Suhaimi mengatakan, inflasi terjadi karena adanya peningkatan
harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada kelompok makanan jadi, minuman,
rokok dan tembakau sebesar 0,46 persen.
Kemudian
kelompok transportasi komunikasi dan jasa keuangan inflasi sebesar 0,30 persen,
kelompok kesehatan sebesar 0,26 persen dan kelompok perumahan, air, listrik,
gas dan bahan bakar 0,17 persen.
“Sedangkan
kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar 0,43 persen, kelompok sandang
deflasi sebesar 0,17 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga
0,01 persen,” kata Suhaimi, Jumat (2/6) di BPS Sumut Jalan Asrama Medan.
Pada
Mei 2017 kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan terhadap
inflasi/deflasi, yaitu kelompok bahan makanan -0,10 persen, kelompok makanan
jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,08 persen, kelompok perumahan, air,
listrik, gas dan bahan bakar 0,04 persen.
Selanjutnya
kelompok sandang -0,01 persen, kelompok kesehatan 0,01 persen, dan kelompok
transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,06 persen. Untuk kelompok
pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,00 persen.
Beberapa
komoditas yang mengalami peningkatan harga pada Mei 2017 antara lain harga
cabai merah naik 5,21 persen, harga bawang putih naik 18,16 persen, harga nasi
dengan lauk naik 3,32 persen, tarif angkutan udara naik 4,36 persen, harga
bensin naik 0,97 persen, tarif listrik naik 1,01 persen, harga tomat buah naik
22,34 persen.
“Komoditas
yang mengalami penurunan harga seperti dencis, tongkol, bawang merah, gula
pasir, sawi hijau, daging ayam ras, dan kentang,” jelas Suahimi.
Kepala
BPS Sumut, Syech Suhaimi mengatakan Dari 23 kota IHK di Pulau Sumatera, inflasi
tertinggi terjadi di Lhokseumawe dan Tanjung Pandan sebesar 0,90 persen dengan
IHK masing-masing sebesar 122,79 dan 136,58. Inflasi terendah terjadi di
Meulaboh sebesar 0,06 persen dengan IHK 127,37. Sedangkan deflasi tertinggi
terjadi di Pangkal Pinang sebesar 0,93 persen dengan IHK 134,81 dan deflasi
terendah terjadi di Pematangsiantar sebesar 0,01 persen dengan IHK 132,80.
“Dari
23 kota IHK di Pulau Sumatera, inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe dan
Tanjung Pandan sebesar 0,90 persen dengan IHK masing-masing sebesar 122,79 dan
136,58. Inflasi terendah terjadi di Meulaboh sebesar 0,06 persen dengan IHK
127,37” Ucapnya.
Ia
menambahkan, Di Indonesia, pada bulan Mei 2017 dari 82 kota yang diamati Indeks
Harga Konsumennya (IHK), 70 kota mengalami inflasi, dimana inflasi tertinggi
terjadi di Tual sebesar 0,96 persen dengan IHK 144,44. Sedangkan inflasi
terendah terjadi di Sampit dan Bulukumba sebesar 0,02 persen dengan IHK
masingmasing sebesar 129,86 dan 133,21. (Ulfah).
Post a Comment