Tudingan Tidak Beralasan, Ahok Minta Maaf
Medan.Metro Sumut
Tudingan penistaan Agama tidak beralasan, dan
Ahok telah minta maaf. Demikian ujar
Ketua Komisi E DPRD Sumut Syamsul Qodri, Jum’at (4/11/2016) .
Masyarakat, lanjut Syamsul, belum jelas apa
sebenarnya yang dimaksudkan dengan
“Penistaan Agama” dilakukan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnamaalias
Ahok. Selama ini difahamkan bahwa umat islam berunjukrasa dikarenakan alasan
kebutuhan politik. Padahal tudingan itu sangat tidak beralasan, karena Ahok
menuduh ayat Almaida 51 itu adalah ‘Bohong’. Sehingga berkomitmen menjelaskan
agar masyarakat mengetahui atas tudingan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Cahaya
Purnama (Ahok) melakukan ‘penistaan agama’.
Menurut Syamsul Qodri politisi partai PKS ini, bahwa
masyarakat di Sumatera Utara masih tidak faham mengapa Ahok dituding melakukan
penistaan agama dan unjukrasa yang dilakukan umat Islam di Jakarta dan sejumlah
daerah lainnya ditanah air merupakan kebutuhan politik atas Pilkada DKI.
Namun sebenarnya,
unjukrasa itu tidak ada hubungan dengan kebutuhan politik praktis
menghadapi pilkada DKI. Tetapi lebih kepada penistaan agama Islam yang
dilakukan oleh Ahok ketika sedang bertugas dan Ahok berpakaian dinas sebagai
Gubernur DKI Jakarta mengatakan bahwa Bapak, Ibu jangan mau dibohongi dengan
ayat Almaida 51. Ujar Syamsul Qodri
Bahkan lebih jauh lagi, lanjut Syamsul Qodri, Ahok
menista Ulama sebagai Lambang Umat Islam dengan tudingan ulama pembohong dan
surah Almaidah juga dituding sebagai alat berbohong. Demikian juga
terhadap bahwa umat Islam tidak
memberikan maaf, walau Ahok telah minta maaf. “Memang belakangan ahok minta
maaf. Tetapi kasus ini bukan kasus orang perorang, tetapi kasus ini melibatkan
orang banyak dan agama Islam. Karenanya minta maaf bukan berarti menggugurkan
subtansi kriminal,” ujar Syamsul Qodri memberi keyakinan.(Mashuri Lubis).
Post a Comment