Obligasi Rp 2,90 T Siap Masuk Pasar Modal

Jakarta.Metro Sumut
Obligasi korporasi Rp 2,90 triliun segera masuk pasar modal pada awal bulan Oktober ini. Obligasi tersebut berasal dari tiga emiten. Salah satunya, obligasi berkelanjutan III Mandiri Tunas Finance tahap I senilai Rp 500 miliar. Selasa (04/10/2016).

Informasi yang dihimpun Media ini, Surat utang ini diterbitkan dalam dua seri. Seri A senilai Rp 400 miliar menawarkan kupon 8,2% per tahun dengan tenor tiga tahun. Lalu, seri B senilai Rp 100 miliar mematok kupon 8,55% per tahun dan tenor lima tahun. Surat utang tersebut telah menggenggam pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 29 September 2016. Masa penawaran dilakukan 3-4 Oktober 2016.

PT Astra Sedaya Finance juga menerbitkan obligasi berkelanjutan III tahap II senilai Rp 1,7 triliun. Penerbitan dibagi dalam dua seri, yakni seri A senilai Rp 850 miliar dengan kupon 7,25% per tahun dan tenor satu tahun. Seri B diterbitkan senilai Rp 850 miliar dengan kupon 7,95% per tahun dan jangka waktu tiga tahun. Obligasi tersebut mulai ditawarkan pada 12-13 Oktober 2016.

PT Tiphone Mobile Indonesia juga ikut mencari utang dengan menerbitkan obligasi berkelanjutan I tahap II senilai Rp 700 miliar. Ada tiga seri obligasi. Seri A diterbitkan senilai Rp 205 miliar dengan kupon 9,25% per tahun dan tenor satu tahun. Seri B diterbitkan senilai Rp 256 miliar dengan kupon 9,5% per tahun dan tenor tiga tahun.

Seri C senilai Rp 110 miliar dengan kupon 10,65% per tahun dan tenor lima tahun. Sisa dari jumlah pokok yang ditawarkan, yakni Rp 129 miliar, dijamin secara kesanggupan terbaik (best effort). Penawaran akan dimulai pada 11 Oktober 2016.

Head of Fixed Income Indomitra Securities Maximilianus Nico Demus mengatakan, obligasi Tiphone menarik bagi investor karena menawarkan kupon tinggi. Namun, risikonya juga tinggi karena hanya menggenggam peringkat A,” Bila investor dapat memerima risiko tersebut, maka obligasi Tiphone akan menarik “ Kata Nico.

Selain itu, dana hasil obligasi Tiphone juga akan digunakan untuk modal kerja. Nico memperkirakan bisnis telekomunikasi masih akan berkembang, ditopang tingginya permintaan smartphone.

Sementara itu, kedua obligasi di sektor leasing dinilai kurang menarik seiring adanya penurunan daya beli masyarakat. Ditambah, adanya perlambatan uang beredar di masyarakat,” Bila ingin mengambil obligasi leasing, tentu Mandiri Tunas Finance yang memiliki rating AA masih lebih menarik apabila dibandingkan dengan Astra, karena kupon lebih tinggi “ Ucap Nico.

Nico memperkirakan obligasi Mandiri Tunas Finance dan Astra Sedaya Finance akan diburu investor di pasar sekunder, karena lebih likuid,” Namun melihat prospek bisnis Tiphone, serta tingginya kupon, investor akan menyukai obligasi ini “ Ungkapnya.


Obligasi Tiphone, menurut Nico, cocok bagi investor yang ingin menggenggam hingga jatuh tempo. Sedang dua obligasi lainnya lebih cocok bagi investor yang lebih suka trading dan tidak ingin menggenggam hingga jatuh tempo. (Melvy).

Tidak ada komentar