DPRD Medan Minta Pelabuhan Belawan Harus Di Lengkapi Echo X Ray
Medan.Metro Sumut
Tentang produk-produk
Ilegal sangat berpotensi masuk melalui Pelabuhan Belawan, Salah satu
penyebabnya, karena Pelabuhan Belawan belum memiliki infrastruktur, termasuk
belum adanya echo x ray untuk memeriksa isi kontainer yang setiap hari masuk
melalui Pelabuhan tersebut. Kamis (17/09/2015).
Ketua Komisi A DPRD
Medan Drs Hendrik Halomoan Sitompul MM mengatakan Selama ini pelabuhan hanya
mengandalkan pemeriksaan secara kasat mata memeriksa isi-isi kontainer yang
jumlahnya cukup banyak. Artinya pemeriksaan itu tidak akan berjalan maksimal
dan memakan waktu yang lama. Makanya kita mendesak agar pemerintah segera
menyediakan echo x ray agar produk-produk ilegal yang berpotensi masuk melalui
Pelabuhan Belawan bisa diminimalisir. Masak sekelas Pelabuhan Belawan belum
memiliki echo x ray “ Katanya.
Lanjut Hendrik, sudah
sepantasnya Pelabuhan Belawan memiliki echo x ray mengingat jalur masuk barang
melalui Pelabuhan Belawan setiap hari cukup banyak. Hal ini didukung dengan
posisi Pelabuhan Belawan yang cukup strategis karena berdekatan dengan Malaysia
dan Singapura. Bahkan Hendrik lebih setuju agar pintu masuk impor ditutup
sampai tersedianya echo x ray," Ini juga menyangkut soal stabilitas
negara. Karena bisa saja kelemahan yang dimiliki pelabuhan kita itu
dimanfaatkan oknum-oknum tidak bertanggungjawab untuk menyelundupkan narkoba,
senjata atau barang-barang berbahaya lainnya. Ini yang perlu kita cermati. Bila
perlu kegiatan impor di Belawan ditutup sampai adanya echo x ray itu. Persoalan
ini jangan dianggap sepele. Kecuali saat pemeriksaan barang itu seluruh aparat
penegak hukum dilibatkan tidak hanya pihak Bea Cukai saja “ Ucapnya.
Hendrik menjelaskan,
persoalan di pelabuhan termasuk Pelabuhan Belawan memang masih banyak
memerlukan pembenahan. Seperti halnya terkait dengan dwelling time (bongkar
muat) barang. Hendrik pun sangat mengapresiasi pembentukan Satgas Dwelling Time
mempercepat proses bongar muat barang. Hanya saja Hendrik masih pesimis Satgas
Dwelling Time bisa berjalan maksimal termasuk juga di Pelabuhan Belawan," Kita
minta Satgas tidak hanya mengurusi Tanjung Priok dan Pelabuhan di Makassar,
tetapi juga di Belawan. Walaupun saya yakin hal tersebut tidak akan mudah
karena akan menghadapai kekuatan besar dari konspirasi yang telah terbangun di
sana “ Jelasnya.
Menurut Hendrik,
berdasarkan temuan di lapangan pihaknya ada menemukan adanya intervensi dan
konspirasi dari pengusaha dan juga penguasa. Konspirasi ini, mendorong mereka
untuk menjalankan bisnis dengan segala cara termasuk yang ilegal," Satgas
akan berhadapan dengan para mafia. Kita juga khawatir dwelling time hanya
menjadi modus. Satgas tidak gampang kerjanya. Karena ini seperti disengaja
untuk membangun peluang bisnis, ya kalau bisa diperlambat ngapain dipercepat “
Ungkapnya.(Red).
Post a Comment