Indonesia Pelestarian Budaya Masih Rendah
Jakarta.Metro
Sumut
Indonesia
memiliki budaya yang begitu beragam dan sangat kaya. Hanya saja, hingga kini
baru ada tiga sanggar wayang orang yang aktif di Indonesia yakni: Sri Wedari di
Surakarta (Solo), Barata di Jakarta dan Ngesti Pandowo di Semarang. Selasa
(01/09/2015).
Sigit
Gunardjo Koordinator Anjungan dan Museum Taman Mini Indonesia Indah (TMII) mengatakan
TMII menjadi garda terdepan dalam hal pelestarian dan pengembangan budaya.
Sehingga, setiap Jumat kerap memberikan fasilitas kepada seniman-seniman dari
daerah untuk pentas di TMII. Sayangnya animo masyarakat masih kurang, sehingga
nyaris terlihat sepi di kursi pentas,"
Ini tantangan sangat berat kami. Tentunya kita akan coba ajak pemerintah daerah
untuk terlibat dalam pelestarian budaya, agar lebih semarak “ Katanya.
Lanjut
Sigit, pelestarian dan pengembangan budaya tidak dapat dilakukan
sendiri-sendiri. Sebab hal itu tugas bersama, supaya nantinya budaya dapat
diturunkan ke generasi berikutnya. Misalnya, adanya pelibatan untuk kelestarian
kebudayaan dengan unsur-unsur terkait, dengan meninggalkan jarak “ Ungkapnya.
Sigit
menjelaskan, bentuk perhatian pemerintah dalam mengenai hal itu dapat dilihat
dengan adanya Permendagri No. 28 / 2014 tentang Revitalisasi Fungsi dan Peran
Anjungan TMII sudah cukup efektif. Tidak hanya itu, penguatan edukasi yang
dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan(Kemendikbud) pun sangat
berdampak positif pada pelestarian dan pengembangan budaya," Jujur, hingga
saat ini belum ada perhatian dari Kementerian Pariwisata. Kita seolah-olah
berjuang sendiri. Ya mbok ditengok atau dipromosikan “ Jelasnya.
Sigit berharap,
ada semacam sekolah khusus seni budaya di TMII. Mengingat, ketika ditinjau dari
keberadaan anjungan-anjungan dapat digunakan sebagai media untuk belajar budaya,"
Simpel saja, sekolah tidak harus dengan membangun gedungnya. Kan kita memiliki
anjungan yang dapat dijadikan kelas “ Harapnnya.
Sementara
itu, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Kacung Marijan menuturkan untuk pengembangan
dan pelestarian kebudayaan benda dan tak benda dibutuhkan tiga konsep yaitu:
konservasi, pengembangan dengan modernisasi dan pemanfaatan budaya khususnya
untuk pendidikan," Ini dapat kita terapkan di lingkungan masyarakat dan
lingkungan sekolah dengan pembelajaran “ Ucapnya.
Menurut
Kacung, untuk pengembangan di lingkungan sekolah dapat menggunakan kegiatan
kurikuler, ekstrakurikuler dan non kurikuler. Hanya saja, menurutnya dibutuhkan
kerjasama dengan pihak pemerintah daerah dan saat ini sudah berjalan di
provinsi Jawa Timur, Sumatera Barat dan tahun ini seluruh provindi di pulau
Kalimantan," Maka kita siapkan modul yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran. Tentunya kita melibatkan tenaga pengajar " Ujarnya.
Sedangkan,
untuk edukasi kebudayaan pada program non kurikuler dilakukan dengan
menumbuhkan rasa memiliki kebudayaan melalui penumbuhan budi pekerti," Kita
coba alihkan anak-anak untuk membaca buku tentang kearifan lokal " Tuturnya.
Nah,
untuk pengembangan budaya di lingkungan masyarakat, dengan memberikan fasilitas
kepada sanggar dan komunitas kebudayaan. Lalu hal yang paling penting
menumbuhkan rasa memiliki kebudayaan di usia generasi muda, dengan mengenalkan
kebudayaan itu sendiri “ Paparnya.(Melvy).
Post a Comment