12 Perusahaan Negara BUMN Kelola Proyek Rp 5 Triliun Di Pelabuhan Belawan Dan Kuala Tanjung
Medan.Metro
Sumut
Sekitar
12 perusahaan negara (BUMN) besar akan terlibat dan berperan dalam proyek fisik
(pembangunan) dan pengembangan sarana dengan total nilai Rp5,04 triliun di
Pelabuhan Belawan dan Pelabuhan Kuala Tanjung, yang dijadwalkan mulai
dilaksanakan pertengahan tahun ini juga. Sabtu (06/06/2015).
Informasi yang dihimpun Media ini, Ke-12 perusahaan (BUMN) itu adalah: PT WIKA, Hutama Karya, Waskita Karya. Wirama Karya Consultant, Yudha Karya Consultant, Jasindo (asuransi kerugian), Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, PT Prima Terminal Peti Kemas dan PT Prima Multi Terminal.
Semua pekerjaan atau proyek pembangunan dan pengembangan di kedua pelabuhan ini pada dasarnya dilaksanakan oleh antar-BUMN. Tapi untuk pekerjaan di lapangan, para rekanan di daerah selaku mitra kerja tentu akan kebagian peran sebagai sub-sub kontraktor. Sedikit banyaknya rekanan lokal di daerah pasti akan dilibatkan “ Kata Prof Nawawy Lubis, salah satu Komisaris PT Pelindo I Belawan di Medan.
Lanjutnya , seputar agenda pembangunan dan pengembangan sektor maritim di Sumut, khususnya di kawasan Pelabuhan Belawan dan Kuala Tanjung. Kedua pelabuhan besar di Sumut ini telah memperoleh dana pembangunan dari tiga bank BUMN melalui proses MoU di Jakarta, yaitu Rp1,87 triliun dari Bank Mandiri untuk proyek pembangunan tahap ke-2 terminal peti kemas (Belawan International Container Terminal-BICT), dan Rp3,17 triliun dari Bank BRI dan Bank BNI untuk pembangunan terminal serba guna (Multi Purpose Terminal) di Pelabuhan Kuala Tanjung.
Untuk ini, kalangan pemerhati pembangunan sektor maritim yang terhimpun dalam Asosiasi Pandu Maritim Indonesia (Indonesia Nation Maritime Pilot Association--INAMPA), menilai pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo terbilang cepat untuk membijaki program pembangunan kemaritiman yang mulai menyebar ke kawasan-kawasan industri baru di sejumlah daerah sentra ekonomi maritim, yang selama ini terfokus di sekitar Pulau Jawa saja.
Selama ini, pembangunan sektor maritim di Indonesia itu tampak agak senjang karena mayoritas atau hampir 74 persen terfokus di Pulau Jawa. Dengan realisasi pembangunan di Belawan dan Kuala Tanjung ini, potensi devisa atau nilai ekonomi akan cepat terkelola karena sektor maritim Indonesia punya nilai transaksi tak kurang dari Rp60 triliun per tahunnya. Namun, potensi itu terkesan hilang selama ini akibat pengelolaan berbagai potensi kelautan yang tak optimal, khususnya di areal yang dekat dengan akses pelabuhan komersial atau berskala internasional, termasuk di Sumut yang dekat (connect) ke Selat Malaka “ Ungkap Herman P Harianja Presiden INAMPA.
Herman menambahkan, Kebijakan untuk merealisir proyek di Belawan dan Kuala Tanjung ini, akan membuka mata publik (pemerintah dan dunia usaha) untuk mengelola potensi ekonomi maritim Indonesia yang mencapai Rp60 triliun itu. Salah satu caranya adalah membangun kawasan industri secara menyebar ke daerah-daerah seperti Sumut yang punya pelabuhan kelas dunia Kuala Tanjung. Selama ini, pembangunan kawasan industri maritim menumpuk hingga 74 persen di Pulau Jawa sekitarnya “ Tambahnya.
Lanjut Herman mantan salah satu direktur di PT Pelindo I Belawan itu mengaku tak sempat tahu akan rencana semula tentang pembangunan di Kuala Tanjung yang sudah diagendakan dengan dana Rp6,7 triliun sebelum adanya dana yang Rp5,04 triliun dari ketiga bank BUMN itu. Soalnya, ketika proyek itu direncanakan atau ditetapkan di masa Dirut-nya Alfred Natsir, Herman sudah pindah tugas ke kantor Pelindo yang di luar Sumatera.
Indonesia saat ini memang sudah punya atau mengoperasikan 2.256 pelabuhan yang tersebar di seluruh penjuru nusantara. Jumlah itu meliputi 109 pelabuhan komersial, 614 pelabuhan non-komersial, 565 pelabuhan khusus, dan 968 pelabunan perikanan. Jumlah ini sebenarnya belum memadai dibanding luas laut atau panjang garis pantai di Indonesia. Ini yang harus dikembangkan mulai sekarang agar cita-cita bangsa berpaling menghadap laut segera terwujud, dari yang selama ini membelakangi atau memunggungi laut. Realisasi pembangunan di Belawan dan Kuala Tanjung ini akan mendorong kita untuk menggali devisa dengan menghadap laut, tambang rupiah atau dolar itu, ujar Harianja optimis. (Redaksi)
Post a Comment