Wamendagri Bima Ajak Kader HMI Dan Kohati Perkuat Kepemimpinan Perempuan


Jakarta.Metro Sumut
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mengajak kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Korps HMI-Wati (Kohati) untuk memperkuat peran perempuan dalam kepemimpinan publik. Seruan tersebut disampaikannya saat membuka Sekolah Pimpinan Korps HMI-Wati (Kohati) 2025 di Aula Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Minggu (26/10/2025).

Dalam sambutannya, Bima menilai tren keterlibatan perempuan dalam politik dan pemerintahan menunjukkan perkembangan positif dibandingkan sebelumnya. Menurutnya, meski jumlahnya masih terbatas, partisipasi perempuan terus mengalami peningkatan dan menjadi sinyal baik bagi kemajuan kepemimpinan nasional.

“Tren keterwakilan perempuan itu naik. Baik di DPR, yang maju Pilkada, dan menang di Pilkada. Ini data yang baik sekali secara kuantitatif, keterwakilan perempuan itu naik,” katanya.

Bima kemudian menekankan pentingnya kolaborasi lintas gender untuk memperkuat kepemimpinan perempuan. Ia mencontohkan berbagai langkah afirmatif yang pernah diterapkannya saat menjabat Wali Kota Bogor, mulai dari penempatan perempuan di jabatan struktural hingga pengangkatan sekretaris daerah (sekda) perempuan pertama di Kota Bogor.

“Waktu jadi wali kota, saya kasih kuota. Camat itu harus ada perempuan. Saya punya 6 camat, paling enggak 1 kalau 2 bagus, 1 harus perempuan. Lurah 68 zaman saya, lebih dari 10 lurah [perempuan], tadinya cuma 1-2 perempuan. Sekda pertama sepanjang sejarah Kota Bogor perempuan di zaman saya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Bima mengingatkan pentingnya membaca tanda-tanda zaman dan membangun pola pikir adaptif di tengah perubahan sosial, politik, dan teknologi yang begitu cepat. Menurutnya, generasi aktivis masa kini harus siap menghadapi kompetisi kepemimpinan yang semakin terbuka, di mana pihak-pihak outsider atau aktor di luar struktur tradisional, kian memainkan peran dalam politik dan ruang publik.

“Jadi, tiba-tiba keadaan bisa berbalik, tidak terprediksi, uncertainty, dan muncul orang-orang yang baru sama sekali. Ibarat kita pernah berlayar di laut yang tenang, dalam hitungan menit atau jam, tiba-tiba saja ombak itu bisa menghancurkan kita, membalikkan keadaan,” terangnya.

Untuk memperkuat pandangan tersebut, Bima mengutip buku “The Great Wave: The Era of Radical Disruption and the Rise of the Outsider” karya Michiko Kakutani, pemenang Pulitzer. Buku ini menggambarkan bagaimana dunia sedang dilanda gelombang disrupsi besar yang mengguncang tatanan lama dan memunculkan para outsider di berbagai bidang, mulai dari politik, ekonomi, hingga budaya. Bagi Bima, fenomena ini menjadi pelajaran penting bagi generasi muda untuk memahami bahwa perubahan global membuka peluang munculnya pemimpin-pemimpin baru di luar arus utama.

“Intinya adalah, dunia hari ini dipenuhi dengan disrupsi radikal, dan kemunculan outsider. Jadi, enggak ada lagi pakem yang ajek, kita harus siap-siap,” ungkapnya.

Selain memahami dinamika perubahan, Bima juga menilai pemimpin masa depan perlu memiliki visi lintas generasi, kepemimpinan yang efektif, serta kemampuan untuk berinovasi dan berkolaborasi. Ia menekankan bahwa organisasi yang lentur terhadap perubahan akan lebih mudah beradaptasi dan memenangkan persaingan.

“Jadi PR teman-teman di sini adalah bagaimana mengasah diri membangun kepemimpinan yang efektif. Banyak orang punya cita-cita jadi pemimpin, tetapi tidak semua pemimpin dengan efektif. Yang terakhir adalah ini eranya kolaborasi dan inovasi. Enggak bisa sendiri, semuanya harus berkolaborasi,” tegasnya.

Acara ini turut dihadiri oleh Ketua Umum Pengurus Besar (PB) HMI Periode 2024–2026 Bagas Kurniawan, Ketua Umum Kohati PB HMI Periode 2024–2026 Sri Meisista, serta puluhan kader HMI dari berbagai daerah di Indonesia. (Puspen Kemendagri).


Tidak ada komentar