Menteri PPN Tak Menampik Pandemi Juga Mempengaruhi Program Pelestarian Lingkungan

Jakarta.Metro Sumut
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menjadi narasumber dalam wawancara dengan media internasional Channel News Asia pada Hari Kamis, 27 Agustus 2020. Dalam wawancara ini salah satu topik yang menjadi pembahasan mengenai program kerja Kementerian PPN/Bappenas yaitu ICCTF. Kamis (27/08/2020).

The Indonesia Climate Change Trust Fund  (ICCTF) adalah proyek yang berkaitan dengan proyek prioritas nasional yang sejalan dengan Program Prioritas Peningkatan Pengelolaan Kemaritiman, Perikanan, dan Kelautan dalam RPJMN 2020-2024. Proyek ini juga menjadi bagian dari program Coral Reef Rehabilitation and Management Program – Coral Triangle Initiative (COREMAP-CTI) yang bertujuan untuk Pelestarian Terumbu Karang dan Keanekaragaman Hayati di Indonesia untuk Kesejahteraan Masyarakat Pesisir.

Pandemi Covid-19 tentunya membawa pengaruh pada program kerja dari ICCTF dimana proyek yang ada saat ini baru mulai berjalan pada kuartal ke 4 taun 2020. Pandemi menyebabkan pembatasan pelaksanaan kegiatan protek di lapangan terkait dengan pertemuan dan perjalanan ke lokasi proyek.

Isu perubahan iklim telah menjadi perhatian masyarakat sekitar lokasi proyek ICCTF, namun kampanye tentang perubahan iklim dirasakan oleh Menteri Suharso belum menyentuh berbagai lapisan masyarakat. Terlebih di masa pandemi ini dimana masyarakat sedang fokus pada informasi soal pekerjaan, pendapatan dan isu kesehatan. 

“Pada masa pandemi ini, masyarakat lebih tertarik pada isu-isu yang terkait dengan pekerjaan, pendapatan, dan kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengaitkan isu perubahan iklim dengan pembangunan berkelanjutan, dalam koridor pembangunan rendah karbon, antara lain melalui penyediaan green jobs, green stimulus, dan pemanfaatan alam dalam penanggulangan kemiskinan (nature based solution),” ujar Menteri.

Pandemi COVID-19 disatu sisi memberikan dampak jangka pendek terhadap pemulihan dan perbaikan kualitas lingkungan secara alami. Namun, kegiatan pelestarian lingkungan dan upaya penanganan perubahan iklim yang dilakukan ditingkat tapak/lapangan, serta melibatkan banyak masyarakat harus mengalami kemunduran waktu pelaksanaan dan modifikasi metodologi pelaksanaannya secara umum. Hal ini juga berdampak terhadap pelaksanaan proyek ICCTF, dimana anggaran pendampingan proyek yang berasal dari APBN harus mengalami pengurangan untuk mendukung program penanganan COVID-19, tetapi untuk anggaran proyek hibah tidak mengalami perubahan ataupun pengurangan.

Paket stimulus yang dikeluarkan saat ini lebih menekankan pada tiga aspek, yaitu kesehatan, pemulihan ekonomi, dan jaring pengaman sosial. Dengan kondisi tersebut, paket stimulus tersebut tidak secara langsung diarahkan untuk pelestarian lingkungan.

“Dengan kondisi tersebut, paket stimulus tidak secara langsung diarahkan untuk pelestarian lingkungan. Namun demikian, kami di Bappenas mendorong agar kondisi pandemi ini dapat dijadikan kesempatan bagi kita untuk membangun kembali secara lebih baik, atau dikenal dengan istilah Build Back Better, melalui Pembangunan Rendah Karbon,” jelas Menteri.

Dalam konteks pemberian stimulus ini, perlu dikaitkan isu pembangunan dengan perubahan iklim dan pelestarian lingkungan, antara lain mendorong penyediaan lapangan kerja yang sustainable dan ramah lingkungan (green jobs), mendorong pemberian insentif fiskal pada dunia usaha yang mengimplementasikan rendah karbon, serta insentif lain yang secara langsung dapat mendorong penurunan emisi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

Saat ini Bappenas tengah melakukan stocktaking dan pemetaan terhadap green fiscal stimulus dan pendanaan Pembangunan Rendah Karbon. 

“Harapannya, kita dapat merumuskan strategi pendanaan yang efektif pasca pandemi yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, namun pada saat yang bersamaan menurunkan emisi GRK dan memelihara lingkungan (green economy),” imbuh Menteri. (Tim Komunikasi Publik Kementerian PPN/Bappenas).




Tidak ada komentar