Ajie - Rizky Menuju Binjai Yang Berkemajuan

Medan.Metro Sumut
Bagi generasi muda politik bukanlah pekerjaan sampingan, Melainkan sebuah jalan pengabdian untuk memastikan kesejahteraan dan kenyamanan individu-individu masyarakat. Rabu (08/01/2020).

Sebabnya, kesejahteraan memang tidak cukup dilihat dari kacamata rakyat bebas dari kemiskinan, Tetapi kesejahteraan terwujud bila individu masyarakat sepenuhnya bisa bebas dari segala kesenjangan, Bebas mendapatkan pekerjaan, dan bebas menapaki jalan kehidupan yang mandiri sesuai dengan hati nurani mereka.

Konsepsi pemikiran ini pula yang seyogiaya dijalankan oleh politisi muda Kota Binjai untuk mengubah haluan dan arah perbaikan masa depan masyarakat Kota Binjai dan momentum pemilukada tahun 2020 menjadi nadir gelombang lahirnya perubahan.

Melihat track record kedua pemuda Kota Binjai, seperti H Ajie Karim dan Rizky Yunanda Sitepu, tentu saja berbeda dengan melihat politisi yang selama ini hadir di daerah Kota Binjai.

Sosok keduanya jamak kita perhatikan seolah menguatkan rasa optimisme masyarakat terhadap masa depan Kota Binjai. Keduanya lebih memilih banyak melalukan aktuasasi pengabdian dan mendekatkan diri langsung kepada masyarakat ketimbang bermain wacana.

Sebagaimana sifat dan cara kerja politisi pragmatis yang selama ini mengeliat, muncul ketika adanya momentum tertentu “bak jamur muncul di musim penghujan”. Sedangkan H Ajie Karim dan Rizky Yunanda Sitepu hadir dan fokus pada isu yang melekat dengan kondisi masyarakat terkait kemiskinan, toleransi, korupsi, keadilan, hingga kesetaraan gender.

Lihat saja hasil pemilihan legislatif tahun 2019 yang lalu, Rizky Yunanda Sitepu meraih suara terbanyak dan mampu meraih 62.890 suara sedangkan H Ajie Karim pun mampu meyakinkan masyarakat dengan meraih 28.453 suara. Kemudian dengan bekal kepercayaan dari masyarakat ini kedua akhirnya melenggang ke DPRD Sumatera Utara untuk periode 2019-2024.

Modalitas politik yang dimiliki keduanya ini tentu bukan tanpa risiko yang besar. Sebab, arus yang dilawan adalah logika mayoritas politisi yang selama ini mengeliat. Akan tetapi memilih bersentuhan langsung dengan masyarakat menjadi hal yang konkrit yang sudah mereka dilakukan.

Saya melihat keduanya menjadi inspirasi baru untuk Kota Binjai yang berkemajuan. Di samping itu, keduanya pun tidak memiliki beban moral yang membuat mereka tanpa ragu menabrak sendi-sendi yang masuk dalam kategori sensitif ini yang bernama korupsi dan pragmatisme politics.

Banyak politisi memiliki platform merakyat, anti korupsi dan sebagainya tetapi tak satu pun darinya berani secara vulgar menyuarakan keadilan dalam sikap politik karena persoalan takut ditinggal pemilih apalagi secara konsisten turun ke masyarakat.

H Ajie Karim dan Rizky Yunanda Sitepu tentu memiliki matematika politik sendiri. Hitungan yang dianggap banyak orang-orang sebagai hal yang konyol dan tidak berpikir panjang karena mengabaikan pragmatisme elektoral.

Bagi keduanya, memenangkan pemilu memang penting, tetapi lebih penting lagi membumikan nilai keadilan, implementasi kerakyatan dan nilai antikorupsi di bumi Kota Binjai.

Artinya, tuntutan politik mereka adalah pengabdian yang merata untuk semua masyarakat Kota Binjai. Hal tersebut memperjelas pula tujuan mereka lahir di perpolitikan Sumatera Utara.

Itu sebabnya saya melihat orientasi politik H Ajie Karim dan Rizky Yunanda Sitepu tidak bicara soal elektoral. Karena, rumusan apa yang mereka tuju tidak mengenal bahasa menyerah, kekalahan, apalagi pragmatis.

Lebih lagi, seolah menjadi kesepakatan bahwa nilai-nilai idealisme dan integritas yang diperjuangkan keduanya bukanlah sesuatu yang kaku dengan akumulasi angka kuantitatif melainkan mencoba menangkap secara kualitatif dengan mendalami seluruh persoalan yang menyangkut jalan pengabdian mereka.

Menyentuh langsung isi hati menjadi masyarakat Kota Binjai, indikatornya jelas jika merujuk output suara pileg 2019 yang mampu bersaing dengan politisi muda lainnya bahkan politisi senior yang terlebih dahulu lahir.

Aktualisasi politik yang dijalankan oleh keduanya sangat dekat dengan nilai-nilai yang diperjuangkan masyarakat pun dengan program yang diperjuangkan. Tentu sifatnya bertautan erat dengan argumentasi moral bagi individu yang terikat dengan kemaslahatan masyarakat di Kota Binjai.

Apalagi di era Revolusi Industri 4.0 saat ini, politik tentu tidak bisa dipandang simetris. Sebab, kemajuan zaman dengan indikator penggunaan Big Data, Internetisasi dan cloud computing berpengaruh terhadap cara kerja politik itu sendiri menjadi asimetris, oleh karenanya H Ajie Karim dan Rizky Yunanda Sitepu sangat memahami tantangan dan peluang masa depan untuk pembangun Kota Binjai.

Waktu berjalan, Pemilukada tahun 2020 momentum kebangkitan Kota Binjai sekaligus menjadi tolak ukur peradaban masyarakat Kota Binjai. Arah baru dari generasi muda sebenarnya menjadi pilihan yang tepat bagi masyarakat untuk membawa Kota Binjai menjadi daerah yang berkemajuan dan sejajar dengan kota-kota lain yang ada di Pulau Jawa, seperti Kota Bandung, Surabaya dan Semarang. Kota yang diinspirasi dari lahirnya pemimpin-pemimpin muuda di negari ini, menembus cakrawala perpolitikan menjadi cakrawala pengabdian.

Seperti halnya politik, jalan yang bisa ditempuh tidak hanya satu saja tapi sangat luas. Beranjak dari tingkatan politik lokal tentu merupakan tindakan paling realistis karena di pelbagai wilayah di Indonesia, kepemimpinan muda yang menginspirasi tentu saja menjadi energi baru bagi daerah.

Kebutuhan energi baru Kota Binjai terjawab dengan kehadiran sosok muda yang inspiratif yakni H.Ajie Karim dan Rizky Yunanda Sitepu. Binjai yang Bersih, Aman dan Bermartabat akan terwujud, Semoga. ( Mashuri L)

Tidak ada komentar