Ketua PAC Partai Gerindra Marelan Laksanakan Ibadah Umroh, Menggelar Syukuran Santuni Anak Yatim
Medan
Marelan.Metro Sumut

Atas
nama keluarga saya mengucapkan minal aidin walfaizin mohon maaf lahir bathin
jelang keberangkatan umroh.Niat kami berangkat sekeluarga ini intinya ingin
beribadah lain dari itu tidak ada.
Rencananya
selepas umroh saya punya hajat hendak menaikkan haji adik saya dan guru ngaji
saya.Insyallah dengan doa kita bersama dilapangkan rezeki dan urusanya.

Dalam
Tausyahnya Ustad Paino menyampaikan Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah
Subhanahu wa ta'ala dan Shalawat serta salam tidak lupa kita curahkan kepada
junjungan nabi besar kita Nabi Muhammad SAW ,Al Ustad berpesan pada calon
ibadah umroh hendaknya berhati ikhlas .
Rasullah
bersabda hendaknya berziarah pada ketiga mesjidku yakni, ziarah ke Masjidil
Haram di Mekah dan Masjid Nabawi Madinah serta Masjid Al Aqsha di Yerusalem,
Palestina karena pahalanya 100 ribu kali lipat dibandingkan sholat di mesjid
lain yang ada di dunia ini.
Allah
Ta’ala memuliakan penduduk kota Mekkah dengan adanya Baitulloh al-Harom rumah
peribadatan pertama kali di muka bumi. Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya
rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitulloh
yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua
manusia.” (QS. Ali Imron: 96)
Baitulloh
al-Harom adalah tempat seorang muslim diperbolehkan bepergian mengunjungi
masjid dengan tujuan beribadah. Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu, dari Nabi
shollallohu ‘alaihi wasallam: “Tidak ada keutamaan [2] bepergian (ke suatu
masjid) kecuali bepergian mengunjungi tiga masjid, (yaitu) masjidku ini (Masjid
Nabawwi di Madinah), Masjidil Harom (Mekkah), dan Masjidil Aqsho (Palestina).”
(HR. Bukhori dan Muslim).
Allah
Ta’ala menjaga Mekkah dari penguasa yang lalim dan mencegah mereka dari
melanggar kehormatannya. Allah Ta’ala berfirman: “Apakah kamu tidak
memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah. Bukankah
Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?
Dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong yang melempari
mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan
mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).” (QS. al-Fiil: 1-5).
Di
kota Madinah, ada banyak tempat yang memiliki fadhilah (keutamaan) apabila
seseorang melakukan ibadah di tempat itu. Di antara tempat-tempat tersebut
adalah Raudhah Nabi SAW. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika ada ribuan
bahkan jutaan orang berusaha untuk melakukan ibadah di sana.
Sebenarnya
apakah Raudhah itu? Keistimewaan apa saja yang dimilikinya, sehingga
orang-orang berbondong-bondong untuk mendatangi dan beribadah di tempat itu?
Secara
bahasa “raudhah” berarti kebun atau taman. Sedangkan yang dimaksud Raudhah di
sini adalah suatu tempat yang berada di antara mimbar dan makam Muhammad SAW.
Tempat ini selalu digunakan oleh Nabi SAW untuk melakukan shalat sampai akhir hayat
beliau.
Karena
tempat ini sangat istimewa, maka seorang di sunnahkan untuk selalu beribadah
dan salat di Raudhah Nabi SAW ini. Disebutkan, seorang muslim yang sedang
berziarah ke Madinah, selama dia berada di Madinah, seyogyanya selalu
melaksanakan salat lima waktu di masjid Nabi SAW dan berniat i’tikaf setiap dia
memasuki masjid Nabi SAW.
Dianjurkan
pula untuk mendatangi Raudhah guna memperbanyak salat dan doa di sana, karena
ada hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim dari Rasulullah SAW,
bahwa beliau bersabda “Kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah di Raudhah
Nabi SAW, karena tempat itu memiliki keutamaan yang sangat besar”. Namun jangan
sampai karena memperebutkan keutamaan ini, kita sampai mengganggu atau
menghilangkan hak-hak atau bahkan menyakiti orang lain.
Sengaja
Melakukan Perjalanan Ke Masjid Nabawi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,“Janganlah bersengaja melakukan perjalanan (dalam rangka ibadah)
kecuali ke tiga masjid yaitu Masjidil Harom, masjid Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam (masjid Nabawi), dan Masjidil Aqsho.”
Ketiga
masjid ini memiliki keutamaan dilihat dari dzatnya. As Subkiy mengatakan,
“Tidak ada satu pun tempat di muka bumi ini yang memiliki keutamaan -dilihat
dari dzatnya- sehingga seseorang bisa sengaja melakukan perjalanan ke sana
selain dari tiga masjid ini.”
Ibnu
Hajar Al Asqolani mengatakan, “Adapun negeri lain selain tiga masjid di atas,
maka tidak boleh seorang pun bersengaja melakukan perjalanan ke sana karena
alasan kemuliaan tempatnya (dzatnya).
Akan
tetapi seseorang boleh bersengaja melakukan perjalanan ke sana dalam rangka
ziarah, berjihad, menuntut ilmu, dan perkara yang disunnahkan atau yang
dibolehkan lainnya.” Beliau rahimahullah mengatakan pula, “Bersengaja melakukan
perjalanan dalam rangka ziarah dan menuntut ilmu, tujuan keduanya bukanlah pada
tempat, namun pada orang yang berada pada tempat tersebut.”
Dari
sini menunjukkan bahwa sengaja melakukan perjalanan ke masjid Nabawi
dibolehkan, mengingat keutamaan masjid atau tempat tersebut. Sebagian jamaah
haji ada yang menggunakan kesempatan berziarah ke Madinah untuk melaksanakan
shalat empat puluh kali secara berturut-turut di masjid Nabawi.
Amaliah
ini lebih kita kenal dengan istilah Shalat Arba’in. Ada yang sempat menanyakan
pada penulis, “Ana mau tanya tentang yang namanya ARBAIN dalam kegiatan
rombongan haji. Katanya disunnahkan untuk menunaikan ibadah sunnah Arbain yakni
shalat berjamaah 40 waktu di Masjid Nabawi. Apakah kegiatan yang dinamakan
arbain ini ada tuntunannya? Karena ana sudah membaca buku-2 yang berkaitan
dengan haji & umrah tetapi tidak mendapatkan amalan sunnah seperti yang
dilakukan oleh orang-2.”
Keutamaan
Melakukan Shalat di Masjid Nabawi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Salat
di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1.000 shalat di masjid lainnya
selain Masjidil Harom. Salat di Masjidil Harom lebih utama daripada 100.000
salat di masjid lainnya.”
Para
ulama berselisih pendapat, apakah yang dimaksud dengan pengecualian dalam
hadits di atas. Perbedaan pendapat ini berasal dari perselisihan mereka,
manakah tempat yang lebih utama: Madinah ataukah Makkah? Ulama Syafi’iyah dan
mayoritas ulama mengatakan bahwa Makkah lebih utama dari Madinah. Sehingga
Masjidil Haram lebih utama dari Masjid Madinah.
Dan
ini berkebalikan dengan pendapat Imam Malik dan pengikutnya. Sehingga menurut
ulama Syafi’iyah dan mayoritas ulama, makna hadits di atas adalah: salat di masjid
Nabawi lebih utama dari 1.000 salat di masjid lainnya selain Masjidil Harom,
karena shalat di Masjidil Harom lebih utama dari salat di masjid Nabawi.
Dunia
ini panggung sandiwara kita tak tahu kapan waktu dipanggil Allah
SWT."Tidak akan kuciptakan manusia dan jin kecuali untuk menyembah kepada
ku, begitu kata Allah dalam Alquran.Semoga niat baik Pak Haris Kelana Damanik
untuk berumroh dengan menyantuni anak yatim piatu menjadi amal dan pahala dari
Allah SWT dan semoga kegiatan Umroh berjalan lancar serta selalu dalam kondisi
sehat setibanya dari Umroh.
Ustad
Paino juga berpesan setibanya di Madinah pertama kali kita panjatkan puji
syukur pada Allah karena kita sudah selamat sampai.Kesabaran sangat perlu
dilaksanakan selama ibadah haji disana karena banyak kondisi yang tak sesuai
dengan kondisi disini baik kondisi cuaca maupun kondisi lainnya.Pesan Ustad
Paino dicara syukuran tersebut.(Hamnas).
Post a Comment