M.Amiruddin: Bencana Alam akibat Ulah Manusia
Medan.Metro Sumut
Dalam hadits riwayat
Bukhari rhm dan Muslim rhm dinyatakan sabda Rasulullah SAW yang menyebutkan
sejumlah jenis musibah, antara lain : rasa lelah, sakit, resah, sedih, derita,
galau, hingga tertusuk sebuah duri sekali pun, Kata "Musibah" di dalam
Al-Qur'an disebut secara eksplisit sebanyak sepuluh kali, yaitu :
QS.2.Al-Baqarah : 156, QS.3.Aali 'Imraan : 165, QS.4.An-Nisaa : 62 dan 72,
QS.5.Al-Maa-idah : 106, QS.9.At-Taubah : 50, QS.28.Al-Qashash : 47,
QS.57.Al-Hadiid : 22, QS.42.Asy-Syuura : 30 dan QS.64.At-Taghaabun : 11. Sedang
secara implisit sangat banyak sekali. Minggu (20/09/2015).
M.Amiruddin SE Pendiri
Organisasi Masyarakat (Ormas) Moderen Indonesia Bersatu (MIB), salah satu
Pendiri Partai Moderen Indonesia Bersatu sekaligus Ketua Umum yang akan
dibentuk serta dideklarasikan dan Penyusun Buku Multi Level Dakwah dalam waktu
dekat ini akan diluncurkan mengatakan Sebab terjadinya suatu musibah ada dua
macam : Pertama, sebab rasional yaitu sebab yang bisa terdeteksi dengan indera
jasmani dan mudah dicerna secara rasional. Sebab macam ini seperti longsor
akibat penggundulan hutan, banjir akibat buang sampah sembarangan, kering
akibat habisnya lahan serapan air, kebakaran hutan akibat buang rokok atau
membuat api sembarangan di hutan saat musim kemarau, dan sebagainya. Sebab
macam inilah yang telah diinformasikan Allah SWT melalui firman-Nya dalam
QS.30.Ar-Ruum : 41 yang terjemahannya :
"Telah nampak
kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
Kedua, sebab supra
rasional yaitu sebab yang hanya terdeteksi dengan indera rohani dan tidak mudah
dirasionalisasikan. Sebab macam ini seperti musibah yang datang akibat
merajalelanya kemunkaran, kedurhakaan, kedurjanaan, kezaliman, ketidak-adilan,
kesewenangan, dan aneka perbuatan ma'siat lainnya. Sebab macam inilah yang
telah diinformasikan Allah SWT melalui firman-Nya dalam QS.28.Al-Qashash : 59
yang terjemahannya :
"Dan tidak adalah
Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang
rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula)
Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman."
Sebab macam pertama
diterima oleh semua orang, baik mu'min mau pun kafir, karena dengan mudah bisa
dicerna oleh akal dan dideteksi oleh indera jasmani siapa pun. Secara ilmu
pengetahuan modern pun mudah dibuktikan.
Sedang sebab macam kedua hanya diyakini dan diterima oleh orang yang
beriman saja. Tanpa iman sulit orang untuk mempercayainya, karena tidak
sembarang akal bisa mencernanya dan tidak sembarang indera dapat mendeteksinya,
serta ilmu pengetahuan modern pun sering tidak bisa mengurainya.
Lanjut Amiruddin, Orang
beriman pasti percaya dengan janji dan ancaman Allah SWT. Dalam QS.7.Al-A'raf :
96, Allah SWT menyatakan janji dan ancaman-Nya berkaitan dengan perilaku
manusia yang bisa mengundang keberkahan mau pun musibah, yang terjemahannya
sebagai berikut :
"Jikalau sekiranya
penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."
Jadi, janji Allah SWT
jelas dan ancaman-Nya juga tegas. Barangsiapa beriman dan bertaqwa maka berarti
mengundang berkah. Dan barangsiapa inkar dan ma'siat maka berarti mengundang
musibah. Iman dan Taqwa itu adalah kunci
keberkahan di dunia dan akhirat. Sedang inkar dan ma'siat itu adalah kunci
musibah di dunia mau pun akhirat.
Segala keberkahan datang
dari Allah SWT, dan segala musibah datang sebagai akibat dari perbuatan manusia
sendiri. Dalam QS.4.An-Nisaa' : 79, Allah SWT berfirman : "Apa saja nikmat
yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja yang menimpamu maka dari
(kesalahan) dirimu sendiri."
Itu pun sudah banyak
kesalahan yang dimaafkan oleh Allah SWT, sehingga dengan rahmat-Nya banyak azab
tidak diturunkannya. Dalam QS.42.Asy-Syuuraa : 30, Allah SWT berfirman :
"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka disebabkan oleh perbuatan
tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu)."
Selain ayat-ayat
Al-Qur'an di atas yang mengaitkan ma'siat dengan musibah, banyak sekali Hadits
Nabi SAW yang menerangkan tentang kaitan musibah dengan aneka kemunkaran dan
kema'siatan. Semua keterangan Rasulullah SAW sangat gamblang dan jelas, mudah
dipahami oleh siapa pun yang memiliki iman dan taqwa kepada Allah SWT.(Hamnas).
Post a Comment