Kasus Penjualan Kapal Ke India Dibongkar
Setelah
putusan Pengadilan Distrik Rotterdam yang menghukum Seatrade atas penjualan
kapal ke India agar dibongkar, pemilik yang berbasis di Groningen mengatakan
akan mempertimbangkan posisinya untuk mengajukan banding potensial.
"Seatrade
kecewa karena Pengadilan Distrik Rotterdam tidak mengikuti interpretasi Seatrade
tentang Peraturan Pengiriman Limbah Eropa yang kompleks," kata, Cor
Radings, juru bicara perusahaan tersebut, Jumat (16/3/2018).
Posisi
Seatrade adalah kapal yang layak laut seharusnya tidak dianggap limbah dan
perusahaan yakin bahwa penerapan Peraturan Pengiriman Limbah UE bukan alat yang
tepat untuk mengatur daur ulang kapal.
"Seperti
berdiri, kemungkinan besar perusahaan akan mempertimbangkan untuk melanjutkan
ke Pengadilan Tinggi Den Haag," sebutnya.
Sejalan
dengan putusan pengadilan, Seatrade telah dikenakan denda hingga EUR 750.000
(USD 924.000) dan dua eksekutifnya telah dilarang menjalankan profesinya
sebagai direktur, komisaris, penasihat atau karyawan perusahaan pelayaran
selama satu tahun. Direktur ketiga telah dibebaskan.
Namun,
hukuman penjara, yang sebelumnya dicari oleh jaksa penuntut, telah dicabut.
"Seatrade
memiliki perasaan campur aduk tentang keputusan tersebut. Ada kelegaan yang
tidak dijatuhi hukuman penjara yang membenarkan integritas perusahaan, stafnya
dan direktur yang terlibat. Namun, pada saat bersamaan ada kejutan dan
ketidakpercayaan atas denda dan larangan profesional dua direksinya, "
ucap perusahaan itu.
Keyakinan
tersebut menyangkut pengalihan empat kapal reefer dari Uni Eropa ke India
semula. Ketika kapal-kapal ini meninggalkan pelabuhan Rotterdam dan Hamburg
pada tahun 2012, niat tersebut telah untuk menghancurkan kapal-kapal yang
membuat kapal-kapal tersebut dikategorikan sebagai limbah, terlepas dari
kenyataan bahwa mereka masih layak untuk dilaut, bersertifikat, diasuransikan
dan beroperasi, kata pengadilan di Rotterdam.
Pengadilan
selanjutnya menentukan bahwa Seatrade dengan sengaja menjual kapal-kapal
tersebut untuk pelanggaran yang kotor dan berbahaya untuk memaksimalkan
keuntungan.(rs).
Post a Comment