Wartawan Medan Boikot TNI AU, Undangan Temu Pers Diabaikan

Medan.Metro Sumut
Wartawan yang tergabung di Kota Medan, Sumatera Utara menyatakan penolakannya atau memboikot keterangan pers yang akan digelar oleh TNI AU di Pangkalan Udara (Lanud) Soewondo Medan. Rabu (17/08/2016).

Informasi yang dihimpun Media ini, Penolakan ini buntut dari aksi berdarah yang melibatkan warga Kelurahan Sari Rejo dengan sejumlah anggota TNI AU di Kota Medan.

Ditambah lagi, saat terjadi bentrok, dua wartawan yang sedang melakukan kegiatan peliputan menjadi korban penganiayaan aparat TNI AU. Keduanya mengalami luka serius, lantaran pemukulan menggunakan senjata tumpul kayu dan air softgun.

Informasinya, kesepakatan untuk memboikot keterangan dari TNI AU tersebut bukan karena ada hubungan emosional, bukan juga karena kebencian. Akan tetapi, untuk menuntut keadilan agar hukum bisa ditegakkan.

Kami melihat langsung apa yang terjadi saat bentrokan terjadi. Faktanya, warga dan wartawan dianiaya oleh personel TNI AU. Itu faktanya, dan sebagai jurnalis harus profesional dan membuat berita kebrutalan TNI AU tersebut. Bila ada bantahan dari TNI soal penganiayaan itu, ya silahkan saja dibantah. Tapi faktanya kan semua orang sudah tahu “ Kata Sandy salah satu wartawan terbitan Medan.

Ujaran untuk memboikot pemberitaan kegiataan TNI AU juga diserukan di berbagai grup komunitas wartawan di aplikasi WhatsApp. Dari pantauan, semua wartawan di Medan sepakat untuk memboikot pemberitaan TNI di Kota Medan dan Sumatera Utara.

Sebelumnya beredar, ajakan pihak TNI AU dari Pangkoopsau 1 Marsma TNI Yuyu Sutisna yang akan memberikan keterangan pers terkait peristiwa bentrokan antara Personel TNI AU Lanud Suwondo Medan dengan Warga Sari Rejo yang akan dilaksanakan di Vip Room Lanud Suwondo, Medan.

Sementara, dikabarkan lima warga dan dua wartawan asal Kota Medan yakni Array Argus (Tribun Medan), dan Andri Safrin (MNC TV), menjadi korban kebrutalan personel TNI AU.


Kejadian itu bermula saat warga Kelurahan Sari Rejo demo sebagai imbas TNI AU yang mempersoalkan tanah yang mereka tempati. Lalu terjadi bentrokan warga dengan TNI AU. Itu berimbas pada pemukulan dua wartawan yang sedang meliput peristiwa itu.(San)

Tidak ada komentar