Pasca Insiden Kekerasan Sari Rejo Polonia Sedikitnya Makan Korban Lima Warga Dan Dua Wartawan
Medan.Metro
sumut
Konflik
lahan di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia akhirnya mengakibatkan
bentrok fisik, sedikitnya lima warga dan 2 wartawan mengalami luka-luka akibat
tembakan, tendangan dan juga pemukulan oleh sejumlah oknum Tentara Nasional
Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) dan Paskhas Lanud Suwondo. Selasa
(16/08/2016).

Menurut
informasi, Diruang instalasi gawat darurat (IGD) Rumah Sakit Mitra Sejati, ada
3 pemuda yang dirawat diduga kena tembakan peluru karet. Ketiganya adalah Ahmad
(22) warga Jalan Teratai Ujung, luka tembak di leher, Wahyu (19), warga Jalan
Teratai Ujung, tertembak di lengan kiri bawah dan Fadli (22) tertembak di
tangan kanan atas.
Selain
mereka, ada juga M. Syukur Dalimunthe (55) warga Jalan Antariksa, Kelurahan
Sari Rejo, yang dipukul di depan rumahnya. Kekerasan juga menimpa dua orang
wartawan, yakni Array Argus wartawan Tribun Medan dan Andri Safrin wartawan
iNews TV. Keduanya dianiaya saat meliput aksi warga Sari Rejo yang ingin
mempertahankan tanah mereka yang ingin dijadikan
Tanpa
diduga, Array, Andri Safrin dan beberapa wartawan lainnya diserang TNI AU dan
Paskhas Lanud Suwondo. Dengan menggunakan kayu, pentungan, tombak dan laras
panjang, petugas memukuli serta memijak-mijak wartawan,” Awalnya aku mau
wawancara ibu-ibu warga sana. Lagi duduk di sebelah ibu itu, aku ditarik,
dihantam kayu broti itu, diseret-seret dan dipijak-pijak “ Kata Array saat
ditemui di RS Mitra Sejati.
Array
mengaku sudah menyatakan dirinya merupakan wartawan, tapi TNI AU dan anggota
Paskhas tersebut, secara brutal terus melakukan pemukulan,” Aku sudah teriak,
aku wartawan! Aku wartawan! sambil menunjukkan identitasku. Tapi orang itu
bilang, gak urus! saya gak urusan saya itu! dan terus menyeret serta
menginjak-injak “ Ucapnya.
Sebagai
aksi solidaritas, Puluhan wartawan dan sejumlah anggota DPRD menjenguk kedua
wartawan tersebut. Diantaranya Anggota DPRD Medan Waginto dan Salman Alfarizi,
serta Anggota DPRD Sumut Sutrisno Pangaribuan.
Kepada
wartawan, Waginto mengecam aksi pemukulan oleh oknum TNI AU. Anggota Fraksi
Gerindra DPRD Medan ini menyatakan bahwa kemampuan tentara jangan digunakan
untuk menyakiti rakyat.
Sementara,
Sutrisno Pangaribuan, anggota DPRD Sumut dari fraksi PDIP, saat mengunjungi
korban, mengatakan bahwa sebelumnya, saat di Komisi A, dirinya sudah meminta
agar tidak ada lagi penggusuran warga di Sari Rejo.
Sutrisno
mengatakan bahwa terkait konflik Sari Rejo, penuntasannya harus dikomando
langsung oleh Presiden Jokowi,” Kami sudah bertemu langsung dengan Menteri
Pertahanan mendampingi Formas Sari Rejo. Lahan Sari Rejo sudah dimenangkan oleh
warga di tingkat Mahkamah Agung, namun lahan tersebut belum dicoret dari daftar
aset di Kementerian Keuangan, sehingga sampai saat ini TNI AU masih merasa
berhak untuk menguasainya “ Ujarnya.
Ditambahkannya,
bahwa hampir tidak ada masalah konflik lahan yang bisa diselesaikan oleh TNI,” Padahal
setelah dikuasai, dijual ke pengusaha ” Tambahnya.
Terkait
tindakan represif terhadap wartawan dan warga, Sutrisno tegas meminta Panglima
TNI untuk mencopot Danlanud Soewondo,“ Kepada anggota yang melakukan pemukulan
harus disidang di peradilan sipil, jangan militer “ Terangnya.(San)
Post a Comment