Barangnya Ditangkap Bea Cukai, Inang-Inang Mengamuk Tuding Wartawan Sebagai Provokator
Belawan.Metro Sumut
Tidak terima barang-barang ilegalnya ditangkap aparat Bea Cukai, para inang-inang yang biasa bermain di kapal KM Kelud mengamuk kepada wartawan dan menuding wartawan sebagai provokator karena sering mengangkat pemberitaan soal maraknya penyelundupan barang eks luar negeri yang menggunakan kapal Kelud. "Kau provokator kau ya. Apa maksud kau memberitakan barang- barang kami ha !!", Ujar seorang inang inang penuh emosi kepada penulis di dermaga Terminal Bandar Deli Pelabuhan Belawan, Senin (26/8/2019).
Inang-inang yang disebut-sebut bernama Ana yang juga disebut-sebut sebagai koordinator para inang yang selama ini "pemain" di kapal Kelud itu, dengan nada penuh emosi dan disaksikan ratusan pasang mata yang ada di dermaga maupun yang ada di atas kapal, lalu kembali mengatakan akan mengeroyok penulis di kedatangan kapal Kelud selanjutnya, " Awas kau ya. Disini ada 20 orang Porter, dikeroyok kau nanti", ujarnya mengancam.
Kekesalan Ana, wanita paruh baya yang dijuluki sebagai Ratu Kelud ini diduga berawal dari ketika penulis menaiki kapal Kelud dan melakukan perekaman video atas barang barang ilegal miliknya dan beberapa inang lainnya yang ada di Selasar kapal.
Barang-barang ilegal yang dikemas di dalam beberapa tas koper besar dan beberapa kemasan plastik besar tersebut sebelumnya hasil temuan aparat Bea Cukai yang melakukan razia ke dalam kapal lalu diletakkan di lantai Selasar kapal yang berada di tangga untuk turun dari kapal.
Amatan penulis dari dermaga ke atas kapal saat itu, pihak Bea Cukai yang berjumlah sekitar sepuluh personil yang naik ke atas kapal untuk melakukan razia, tampak terlihat melakukan perbincangan serius dengan Ana yang baru naik ke kapal. Sejurus kemudian petugas Bea Cukai hanya menurunkan sebagian barang-barang ilegal hasil temuannya tersebut dari atas kapal. Lalu para personil Bea Cukai lainnya pun semuanya ikut turun dari atas kapal dan meninggalkan Ana dan beberapa inang lainnya beserta sebagian lagi barang-barang ilegal yang sebelumnya mereka dapat dari dalam kapal.
Setelah turun ke dermaga, salah seorang personil Bea Cukai tak diketahui namanya (diduga bernama Rio) yang baru turun dari kapal menghampiri seorang personil Bea Cukai, M Sahputra, diduga sebagai pimpinan operasi dan terlihat sedikit berbisik.
Melihat hal itu, lalu penulis pun mencoba menaiki kapal untuk melihat berapa sisa jumlah tas berisi barang ilegal yang ditinggalkan oleh aparat Bea Cukai di atas lantai Selasar kapal bersama Ana dan inang lainnya. Dan melihat penulis melakukan perekaman video atas barang-barang di atas kapal tersebut, Ana bersama beberapa inang lain marah lalu berteriak sekuat tenaga menghardik penulis. "Ito minta tolong ito. Ini kenapa naik lagi wartawan. Maksudnya apa sih pedagang kecil diginiin. Banyak disana mafia besar, itu dong. Jangan kita-kita yang inang-inang ini", teriak Ana bak orang kesurupan disaksikan para personil Bea Cukai yang ada di dermaga dan masyarakat lainnya.
Sejurus kemudian beberapa personil Bea Cukai kemudian lalu naik lagi ke atas kapal dan selanjutnya membawa barang-barang ilegal yang sebelumnya ditinggalkan di kapal untuk diangkut ke kantor Bea Cukai.
Ana yang tidak terima barang-barangnya itu ditangkap aparat Bea Cukai lalu turun dari kapal dan kembali "menyerang" penulis saat di dermaga dan berteriak mengatakan wartawan sebagai provokator. " Ini kayak-kayaknya dilaga Bea Cukai kita sama inang-inang ini ", celetuk seorang wartawan. Beberapa personil Bea Cukai terlihat ada melakukan perekaman video menggunakan hp saat Ana mengamuk.
Ditengah amarahnya, Ana mengatakan Bea Cukai membantunya tapi wartawan tidak. Mendengar hal itu lalu penulis yang posisinya berada di sebelah Sahputra aparat Bea Cukai, lalu bermaksud mengkonfrontir ucapan Ana tersebut. "Pak Putra, ibu ini mengatakan bahwa Bea Cukai membantunya, apakah benar itu pak !! ", tanya penulis sedikit bernada tinggi. Spontan Ana berteriak, " Mana ada aku bilang begitu. Kau provokator kau " , teriak Ana lagi.
Anehnya personil bertubuh tinggi besar ini bukannya menjawab pertanyaan penulis, malah bertanya kepada Ana soal tiket kapal agar barangnya bisa diizinkan. " Mana tiket ibu. Tiket Kelud ya. Bukan tiket dari Singapura ", tanya Sahputra lembut. Lalu Ana pun menunjukkan tiket dan KTP yang ternyata namanya berbeda. " Maaf Bu ini tiketnya beda sama yang di KTP, saya gak bisa kasih izin ", ujar Sahputra . Dan Ana pun mengaku bahwa tiketnya diperoleh dari calo. " Kita berangkatnya mendadak, jadi ini (tiket-red) beli dari calo " , aku Ana. Lalu Sahputra dan personil BC lainnya pergi meninggalkan dermaga.
Penulis dan beberapa wartawan lain pun mencoba mengejar rombongan aparat Bea Cukai di kantornya di jalan Anggada Belawan untuk mendapatkan konfirmasi terkait berapa jumlah barang hasil tangkapan dari kapal Kelud tersebut.
Menurut keterangan seorang pria muda di kantor Bea Cukai (ceking), mengaku orang Bea Cukai bernama Bima, bahwa barang-barang ilegal yang berhasil ditangkap saat itu adalah berjumlah 17 koli. Dengan rincian, 1 Koli berisi sepatu, 4 Koli isi tas, 7 koli kelambu, dan Monza sebanyak 5 Koli. (Ganden)
Tidak terima barang-barang ilegalnya ditangkap aparat Bea Cukai, para inang-inang yang biasa bermain di kapal KM Kelud mengamuk kepada wartawan dan menuding wartawan sebagai provokator karena sering mengangkat pemberitaan soal maraknya penyelundupan barang eks luar negeri yang menggunakan kapal Kelud. "Kau provokator kau ya. Apa maksud kau memberitakan barang- barang kami ha !!", Ujar seorang inang inang penuh emosi kepada penulis di dermaga Terminal Bandar Deli Pelabuhan Belawan, Senin (26/8/2019).
Inang-inang yang disebut-sebut bernama Ana yang juga disebut-sebut sebagai koordinator para inang yang selama ini "pemain" di kapal Kelud itu, dengan nada penuh emosi dan disaksikan ratusan pasang mata yang ada di dermaga maupun yang ada di atas kapal, lalu kembali mengatakan akan mengeroyok penulis di kedatangan kapal Kelud selanjutnya, " Awas kau ya. Disini ada 20 orang Porter, dikeroyok kau nanti", ujarnya mengancam.
Kekesalan Ana, wanita paruh baya yang dijuluki sebagai Ratu Kelud ini diduga berawal dari ketika penulis menaiki kapal Kelud dan melakukan perekaman video atas barang barang ilegal miliknya dan beberapa inang lainnya yang ada di Selasar kapal.
Barang-barang ilegal yang dikemas di dalam beberapa tas koper besar dan beberapa kemasan plastik besar tersebut sebelumnya hasil temuan aparat Bea Cukai yang melakukan razia ke dalam kapal lalu diletakkan di lantai Selasar kapal yang berada di tangga untuk turun dari kapal.
Amatan penulis dari dermaga ke atas kapal saat itu, pihak Bea Cukai yang berjumlah sekitar sepuluh personil yang naik ke atas kapal untuk melakukan razia, tampak terlihat melakukan perbincangan serius dengan Ana yang baru naik ke kapal. Sejurus kemudian petugas Bea Cukai hanya menurunkan sebagian barang-barang ilegal hasil temuannya tersebut dari atas kapal. Lalu para personil Bea Cukai lainnya pun semuanya ikut turun dari atas kapal dan meninggalkan Ana dan beberapa inang lainnya beserta sebagian lagi barang-barang ilegal yang sebelumnya mereka dapat dari dalam kapal.
Setelah turun ke dermaga, salah seorang personil Bea Cukai tak diketahui namanya (diduga bernama Rio) yang baru turun dari kapal menghampiri seorang personil Bea Cukai, M Sahputra, diduga sebagai pimpinan operasi dan terlihat sedikit berbisik.
Melihat hal itu, lalu penulis pun mencoba menaiki kapal untuk melihat berapa sisa jumlah tas berisi barang ilegal yang ditinggalkan oleh aparat Bea Cukai di atas lantai Selasar kapal bersama Ana dan inang lainnya. Dan melihat penulis melakukan perekaman video atas barang-barang di atas kapal tersebut, Ana bersama beberapa inang lain marah lalu berteriak sekuat tenaga menghardik penulis. "Ito minta tolong ito. Ini kenapa naik lagi wartawan. Maksudnya apa sih pedagang kecil diginiin. Banyak disana mafia besar, itu dong. Jangan kita-kita yang inang-inang ini", teriak Ana bak orang kesurupan disaksikan para personil Bea Cukai yang ada di dermaga dan masyarakat lainnya.
Sejurus kemudian beberapa personil Bea Cukai kemudian lalu naik lagi ke atas kapal dan selanjutnya membawa barang-barang ilegal yang sebelumnya ditinggalkan di kapal untuk diangkut ke kantor Bea Cukai.
Ana yang tidak terima barang-barangnya itu ditangkap aparat Bea Cukai lalu turun dari kapal dan kembali "menyerang" penulis saat di dermaga dan berteriak mengatakan wartawan sebagai provokator. " Ini kayak-kayaknya dilaga Bea Cukai kita sama inang-inang ini ", celetuk seorang wartawan. Beberapa personil Bea Cukai terlihat ada melakukan perekaman video menggunakan hp saat Ana mengamuk.
Ditengah amarahnya, Ana mengatakan Bea Cukai membantunya tapi wartawan tidak. Mendengar hal itu lalu penulis yang posisinya berada di sebelah Sahputra aparat Bea Cukai, lalu bermaksud mengkonfrontir ucapan Ana tersebut. "Pak Putra, ibu ini mengatakan bahwa Bea Cukai membantunya, apakah benar itu pak !! ", tanya penulis sedikit bernada tinggi. Spontan Ana berteriak, " Mana ada aku bilang begitu. Kau provokator kau " , teriak Ana lagi.
Anehnya personil bertubuh tinggi besar ini bukannya menjawab pertanyaan penulis, malah bertanya kepada Ana soal tiket kapal agar barangnya bisa diizinkan. " Mana tiket ibu. Tiket Kelud ya. Bukan tiket dari Singapura ", tanya Sahputra lembut. Lalu Ana pun menunjukkan tiket dan KTP yang ternyata namanya berbeda. " Maaf Bu ini tiketnya beda sama yang di KTP, saya gak bisa kasih izin ", ujar Sahputra . Dan Ana pun mengaku bahwa tiketnya diperoleh dari calo. " Kita berangkatnya mendadak, jadi ini (tiket-red) beli dari calo " , aku Ana. Lalu Sahputra dan personil BC lainnya pergi meninggalkan dermaga.
Penulis dan beberapa wartawan lain pun mencoba mengejar rombongan aparat Bea Cukai di kantornya di jalan Anggada Belawan untuk mendapatkan konfirmasi terkait berapa jumlah barang hasil tangkapan dari kapal Kelud tersebut.
Menurut keterangan seorang pria muda di kantor Bea Cukai (ceking), mengaku orang Bea Cukai bernama Bima, bahwa barang-barang ilegal yang berhasil ditangkap saat itu adalah berjumlah 17 koli. Dengan rincian, 1 Koli berisi sepatu, 4 Koli isi tas, 7 koli kelambu, dan Monza sebanyak 5 Koli. (Ganden)
Post a Comment