WAGUBSU PIMPIN RAPAT PENANGANAN PENGUNGSI ERUPSI SINABUNG
Medan.Metro
Sumut
Wakil
Gubsu, Dr Nurhajizah Marpaung mengharapkan pihak PTPN dapat berkontribusi
memberikan lahan yang tidak produktif sebagai proses percepatan tukar menukar
kawasan lahan tani korban erupsi Gunung Sinabung. Hal ini harus segera
dilakukan, mengingat pemerintah sudah menargetkan hingga Desember mendatang
tidak boleh ada lagi pengungsi yang tinggal di kamp pengungsian.
Hal
itu diungkapkan Nurhajizah dalam rapat tim terpadu penanggulangan dan
penanganan pengungsi, infrastruktur dan lahan usaha tani pengungsi korban
erupsi Gunung Sinabung, di ruang rapat kantor Gubsu, Jumat (6/10).
Hadir
dalam rapat tersebut, KBL PTPN III, Mailanta Bangun, Kabag Umum dan PKBL PTPN
IV, Ali Musri, Staf Huma PTPN II, Sutan P, Manager Rayon PT PLN Kabanjahe,
Azhar Nasution. Selain itu rapat ini turut dihadiri Bupati Karo, Terkelin
Brahmana, Kepala BPBD Provsu, Riadil Akhir Lubis, Kalak BPBD Karo, Martin
Sitepu, Kadis Kehutanan Provsu, Halen Purba, Kadis Pendidikan Provsu, Arsyad
Lubis, Kadis Perumahan dan Permukiman Provsu, Ida Mariana, Kadis Pertanian
Provsu, Azhar Harahap, Kepala Dinas Perkebunan Sumut, Herawati dan Asisten
Pemerintahan Sekda Provsu, Jumsadi Damanik.
Dikatakan
Nurhajizah, untuk mengatasi permasalahan pengungsi di kabupaten Karo, maka
secara keseluruhan dibutuhkan lahan sekitar 1.000 hektar untuk menampung
sebanyak 2.117 KK pengungsi yang saat ini masih berada di 8 titik kamp
pengungsian. Masalah ini sudah lima tahun, namun persoalan pengungsi Sinabung
belum juga dapat dituntaskan.
“Tentu
untuk menyediakan lahan 1.000 ha itu berat bagi kita, apalagi mencari lahan di
sekitar kawasan Danau Toba, makanya kita berharap PTPN bersedia memberikan
lahannya yang tidak produktif. Kalau ada lahan dari PTPN kita bisa langsung
kerjakan dengan bantuan TNI-Polri, sehingga pengungsi yang berada di kamp
pengungsian bisa segera kita pindahkan,” papar Nurhajizah.
Apalagi
kata Nurhajizah, Bupati Karo sebelumnya sudah mengeluarkan surat
No.361/0396/2017 tanggal 15 maret 2017, yang menyampaikan permohonan
rekomendasi tukar menukar kawasan lahan pertanian pengungsi korban Sinabung,
kawasan hutan produksi tetap seluas 480 hektar di kecamatan Merek, Karo dan
lokasi areal pengganti diusulkan di desa Tongging kecamatan Merek, desa
Kutambaru kecamatan Munthe dan Desa Merdeka, Kabupaten Karo untuk relokasi
1.089 KK yang berasal dari Desa Suka Nalu, Mardinding, Sigarang-garang dan
Dusun Lau Kawar.
“Kalau
kita mengacu kepada Perpres 81 tahun 2014, maka tanah yang akan diperuntukkan
bagi korban pengungsi Sinabung maupun usaha tani adalah lahan serapan Danau
Toba, makanya inilah kita berharap kalau
ada lahan PTPN yang berada di lahan serapan Danau Toba yang bisa digunakan.
Menteri LHK sangat mengharapkan, tidak harus 480 hektar, tapi 100 atau 150
hektar saja kalau ada, kita sudah bisa jalan,” terang Nurhajizah.
Kadis
Kehutanan Sumut, Halen Purba menerangkan berdasarkan data dari Kementerian LHK,
total kawasan hutan yang harus dikeluarkan seluas 1.500 hektar. Saat ini 416
hektar sudah dikeluarkan namun masih dalam batas pinjam pakai (relokasi tahap
I), diharapkan pihak BPN dapat menerbitkan kepemilikan lahan by name by
address. Selanjutnya relokasi tahap II, rumah hunian sementara (huntara)
pengungsi Sinabung, dan terakhir relokasi III, 480 hektar pengganti lahan
pertanian pengungsi.
“Kami
mengharapkan BUMN yang ada lahannya di kawasan resapan air Danau Toba ini bisa
berkontribusi memberikan lahannya untuk pegganti lahan pertanian pengungsi,”
jelas Halen.
Menanggapi
hal ini, Kabag Umum dan PKPL PTPN IV, Ali Musri mengatakan, lahan yang terdekat
dengan pengungsi adalah lahan PTPN IV di Tobasari, begitu pun pihaknya harus
melihat dulu status HGU dari lahan tersebut. “Kita akan lihat dulu apakah HGU
nya sudah habis atau masih dalam perpanjangan,” ujar Ali.
Selain
itu, Ali juga mengatakan pihaknya akan berupaya melihat lahan lain yang tidak
produktif yang dapat dijadikan sebagai lahan pertanian pengganti bagi korban
pengungsi Sinabung. “Ada juga lahan kami di Sibosur, Pasoburan itu eks kebun
teh sebesar 100 hektar. Tapi ini akan kami diskusikan dulu secara internal,”
terang Ali.
KBL
PTPN III, Mailanta Bangun mengatakan, pihaknya tidak memiliki lahan yang tidak
produktif di areal resapan air Danau Toba. Namun, ada lahan yang tidak
produktif terletak di Labuhan Batu. “Kalau lahan mungkin kami tidak memiliki
yang ada di resapan air Danau Toba, tapi kami siap untuk berpartisipasi
memberikan kebutuhan lain untuk pengungsi,” kata Mailanta.
Sementara,
staf Humas PTPN II, Sutan P mengatakan bahwa pihaknya tidak memiliki lahan yang
tidak produktif, bahkan saat ini PTPN II juga masih kekurangan lahan. Begitu
pun, Sutan mengatakan dirinya akan menyampaikan persoalan ini kepada pimpinan.
Di
sisi lain, terkait infrastruktur listrik untuk 348 di huntara, Manager Area PT
PLN Kabanjahe, Azhar mengatakan, pihaknya akan segera melayani listrik untuk
pengungsi di Sinabung. “Kalau jaringan listrik untuk huntara itu sudah oke, tinggal
kami melakukan energize dan mengisi tegangannya saja. Tapi kami membutuhkan
data konsumennya,” ujar Azhar sembari memastikan sebelum tanggal 10 Oktober
mendatang kawasan Huntara dipastikan sudah dialiri listrik. (Humas
Provsu)-(Riva).
Post a Comment