Kediri.Metro
Sumut
TS,
pelaku pembunuh Yanti Puspo Rini, istrinya sendiri, masih menjalani perawatan
di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kediri. Sabtu (12/08/2017).
Bapak
dua anak asal Dusun Geneng, Desa Maron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri
ini mulai sadarkan diri.“Untuk kondisi pak Tri sudah mulai sadar. Keadaanya
baik. Dia sudah dirawat di ruangan, setelah dipindah dari IGD,” ujar Eti, Humas
Bhayangkara, Kota Kediri, Kamis (10/08/2017).
Tri
Sationo mengalami luka sayatan di nadi tangannya dalam percobaan bunuh diri
usai menghabisi nyawa istrinya dengan cara menusukkan pisau ke dada hingga
tebus ke punggung.
Polisi
belum bisa memintai penjelasan terduga pelaku dengan alasan kondisi
kesehatannya yang belum memungkinkan. “Tri belum bisa kami mintai penjelasan,”
aku Kasat Reskrim Polresta Kediri, AKP Ridwan Sahara.
Informasi
yang berhasil dihimpun di lapangan menyebutkan, malam sebelum peristiwa
berdarah itu terjadi, pasangan suami-istri ini masih terlihat mesra. Pada Rabu
(09/08/2017) pukul 21.00 WIB, keduanya diketahui berboncengan bersama anak
sulungnya Rasa, naik sepeda motor.
Tri
menjemput korban di tempat kerjanya di rumah makan soto dan rawon tepi Jalan
Raya Desa Maron. Sehari-hari ibu dua anak ini memang bekerja sebagai karyawan
disana. Malam itu, dia sedang mendapat giliran shif malam, berangkat pukul
14.00 WIB dan pulang pukul 21.00 WIB.
Usai
menjemput istrinya, Tri mampir ke warung nasi goreng untukanak sulungnya Rasa,
yang masih duduk di kelas 1 SD. Mereka kemudian pulang dan langsung menutup
pintu. Tidak terdengar pertengkaran diantara mereka. Hingga akhirnya, sekitar
pukul 01.30 WIB warga mendengar rintihan suara minta tolong.“Sewaktu kami keluar
rumah, melihat Mbak Yanti duduk disamping pagar depan rumah sambil merintih
kesakitan. Dia memegangi perutnya yang sudah terlumuri darah. Katanya baru saja
ditusuk oleh suaminya,” aku Bek Iyem tetangganya.
Yanti
baru saja keluar dari rumah. Dia masih memakai pakaian kaos oblong dan celana
pendek mirip orang yang baru saja bangun tidur. Menurut warga, sedikitnya ada
dua luka tusukan di dada dan di perut. Korban diduga lari keluar untuk
menyelamatkan diri usai diserang suaminya. Sementara anak sulungnya berdiri di
dekat sang ibu.“Anaknya ada di sebelah ibunya yang kesakitan. Rasa hanya diam,
karena memang mengalami tuna wicara,” imbuhnya.
Tanpa
banyak pertanyaan, warga langsung membawa korban ke rumah sakit. Pak Amir dan
Karnotolah yang mengangkat korban ke mobil kemudian melarikan ke Rumah Sakit
Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediei. Tetapi sewaktu dalam meja dorong rumah
sakit paling dekat itu, korban sudah dinyatakan meninggal dunia.“Sepanjang
perjalanan dari rumah ke rumah sakit, Mbak Yanti sudah tidak sanggup berkata
apapun. Tibuhnya lemas mungkin karena kehabisan darah,” ungkap istri Karnoto
yang ditemui di rumahnya.
Sesaat
setelah mengantar korban, warga masuk ke dalam rumah Tri. Disana suami korban
dalam kondisi terkapar. Di lengannya menganga bekas luka irisan. Sementara
darahnya menggenangi sekitar tubuhnya. Ada sebilah pisau dapur yang berlumuran
darah. Benda tajam ini diduga baru saja dipakai Tri untuk menghabisi istrinya
lalu bunuh diri.
Tri
langsung dilarikan ke RS Bhayangkara Kota Kediri. Dia diduga sebagai pelaku
pembunuhan istrinya sendiri. Polisipun langsung menjaganya. Sebab, pria yang
memiliki keahlian di bidang tukang batu ini tidak sadarkan diri.
Kematian
Yanti membuat keluarganya terpukul, terlebih Sri Mulyani, ibu korban. Suasana
duka tampak menyelimuti rumah sang ibu di Desa Maron Timur RW 5.“Ibunya masih
shock, belum bisa diajak berkomunikasi. Kami merasa kasihan. Sebab, hanya Yanti
yang biasanya menemeni bersama cucunya, anak pertama korban,” kata tetangga Sri
Mulyani ditemui di sebelah rumah duka.
Yanti
merupakan anak kedua Sri Mulyani dari dua bersaudara. Kakaknya Aris Sutanto
tinggal di Kalimantan. Setelah mengetahui adik kandungnya meninggal, sang kakak
merencanakan pulang, pada Jumat (11/08/2017).“Pak Tri dan Mbak Yanti lebih
sering tinggal disini (dirumah Sri Mulyani). Kedua anaknya juga disini. Kalau
malam hari baru pulang ke rumahnya sendiri di Dusun Geneng,” imbuh tetangga
yang tingga di sebelah barat rumah Sri Mulyani.
Menurut
para tetangga, Tri tergolong pria pekerja keras, tetapi pencemburu. Kepribadian
ini yang diduga menjadi penyebab pertikaian antara suami-istri ini. Bahkan,
kasak-kusuk menyebutkan kepulangan terduga pelaku sewaktu bekerja di Malaysia
karena menaruh rasa cemburu yang berlebihan terhadap istrinya.“Pak Tri alias
Gotri ini sempat bekerja beberapa saat di Malaysia. Dari kontrak kerja 2 tahun,
ternyata belum sampai setahun sudah pulang. Katanya tempat kerjanya mengerikan.
Tetapi menurut warga sekitar karena rasa cemburu terhadap istrinya,” ungkap
pria yang ditemui memakai topi dan berkaos warna hijau ini.
Ditanya
adanya motiv dugaan pembunuhan yang dilakukan Tri kepada istrinya karena
cemburu buta, Kasat Reskrim Polresta Kediri AKP Ridwan Sahara belum bisa
menjawab. Alasannya dia belum bisa mengambil keterangan terduga pelaku.(Humas
Polresta Kediri – Polda Jatim).

Tidak ada komentar:
Posting Komentar