Djadja Surya Atmadja: Mirna Tewas Bukan Karena Sianida

Jakarta.Metro Sumut
Terkait kasus tewasnya Mirna, Pendapat ahli forensik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Djadja Surya Atmadja menambah daftar panjang fakta persidangan bahwa Wayan Mirna Salihin tewas bukan karena sianida. Kamis (08/09/2016).

Informasi yang dihimpun Media ini, Djadja Surya Atmadja ahli forensik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo mengatakan bahwa ini merupakan sebuah fakta,” Itu bukan keyakinan, itu fakta, Silakan saja tanya kepada 1000 dokter forensik diseluruh dunia, sudah pasti jawabannya sama, Karena itu dogma “ Katanya.

Lanjut Djadja, Dogmanya ialah kalau orang keracunan sianida pertama kulitnya akan berwarna merah atau pink. Kedua, Ada baunya yang bisa tercium oleh dokter. Ketiga, lambungnya merah terang, Dan satu yang paling fatal sebenarnya, mestinya dalam hatinya ketemu sianida dan tiosianat. Tapi, itu negatif semua “ Ucapnya.

Menurut Djadja, Kalau lambung tidak menjadi konsentrasinya dalam persoalan ini. Sebab, sianida bisa bikin seseorang meninggal dunia jika dari lambung masuk ke darah kemudian ke liver, Itu baru mati “ Ungkapnya.

Djadja pun merekomendasikan agar jenazah Mirna diautopsi. Meskipun, kata dia, autopsi belum tentu menyelesaikan masalah mengingat ini sudah terlalu lama. Tapi, biar bagaimanapun lebih berharga daripada tidak (diotopsi) “ Ujarnya.

Djadja menambahkan, Nantinya itu tidak gampang,” Karena sianida itu bisa naik dan bisa menurun “ Tambahnya.

Djadja menjelaskan, Kalau mau melakukan autopsi ulang jangan di Universitas Indonesia. Sebab, ia khawatir akan terjadi konflik kepentingan. Autopsi, bisa dilakukan di center forensik lain seperti di Surabaya, Jawa Timur, Yogyakarta, maupun Makassar, Sulawesi Selatan, Kalau melakukan autopsi kedua dianjurkan di center lain, (dilakukan) oleh ahli lain. Itu saja “ Jelasnya.

Lebih lanjut, Djadja mengaku tidak tahu  apakah ada kandungan racun lain di dalam tubuh Mirna. "Ya mana saya tahu, karena dokter forensik itu tidak boleh menebak. Sebab pernyataan dokter forensik itu dipakai untuk menghukum orang, Jadi kalau tidak diautopsi, tidak bisa ngomong. Jadi, jangan ngarang “ Terangnya.

Saat dikonfirmasi apakah ada kesalahan diawal dalam pemeriksaan Mirna, ia tidak membantahnya. "That's right. Satu lagi kalau periksa racun, jangan cuma racun itu doang. Harus semuanyalah “ Pungkasnya.


Saat bersaksi di sidang, Djadja juga menegaskan bahwa ada kesalahan di awal karena tidak dilakukan autopsi. Dia pun mengingatkan hakim dan jaksa, kalau fakta tidak ada sianida dalam tubuh Mirna, jangan dipaksakan. Kalau sianida negatif, jangan dipaksa, Pak “ Kata dia menjawab hakim Binsar Gultom dan mengundang tawa pengunjung sidang, Rabu (07/09).(Melvy).

Tidak ada komentar