Keberadaan WNI Korban Sandera Abu Sayyaf Sudah Terdeteksi
Jakarta.Metro
Sumut
Panglima
TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memastikan bahwa empat ABK Kapal TB. Charles
yang di sandera oleh kelompok Abu Sayyaf beberapa waktu lalu sudah diketahui
keberadaannya yakni di Pulau Zulu, Filipina. Sementara itu, tiga sandera yang
lain hingga saat ini sedang dicari informasi keberadaannya.
Hal
tersebut ditegaskan Panglima TNI kepada awak media usai acara Silaturahmi dan
Safari Ramadhan 1437 H/2016 Masehi Presiden RI Bersama Keluarga Besar TNI, yang
dihadiri antara lain oleh Wapres RI, Kepala Lembaga Negara, para Menteri
Kabinet Kerja, Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan dan Veteran RI serta komponen
masyarakat, di Plaza Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur Senin
malam (27/6/2016).
Terkait
kondisi sandera ABK Kapal TB. Charles, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyatakan
bahwa saat ini sandera sudah berada di Jolo. “Sementara yang dapat diketahui
berjumlah empat orang dalam kondisi baik dan terpisah dengan yang tiga orang,
namun perlu diverifikasi kembali,” ucapnya.
“Pelaku
pembajakan salah satunya dapat diduga dari kelompok Alhabsi, kita verifikasi
dan cek terus dimana keberadaannya, termasuk uang tebusan yang diminta oleh
pembajak sebesar 200 juta peso atau sekitar 55-60 miliar,” kata Jenderal TNI
Gatot Nurmantyo.
Panglima
TNI menuturkan bahwasanya Kapal TB. Charles yang di sandera oleh kelompok Abu
Sayyaf sudah melanggar moratorium yang telah disepakati. “Untuk rute berlayar
setiap kapal pengangkut batu bara dari Indonesia ke Filipina sudah diberikan
jalur yang aman, namun demikian Kapal TB. Charles tersebut memotong rute yang
aman yang telah ditentukan,” tambahnya.
“Hingga
saat ini 96 persen batu bara yang digunakan oleh Filipina berasal dari
Indonesia. Terkait pengiriman batu bara ke Filipina tergantung mereka, karena
harus dijamin keamanan pengirimannya, atau dikawal oleh tentara serta disiapkan
rute khusus,” ujar Panglima TNI.
Kepada
awak media, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga menjelaskan, bahwa
Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa upaya seperti adanya MoU dari
ketiga negara yang menyepakati untuk melakukan patroli terkoordinasi. “Jadi
hari ini masih dilakukan pertemuan, tahapanya pertama para Menlu, kemudian
apabila Menlu sudah selanjutnya dibahas ditingkat Menteri Pertahanan”, pungkasnya.(puspen)
Post a Comment