Jakarta.Metro Sumut
Pekerjaan fisik Paket I
Pengembangan Pelabuhan Belawan Fase 1 akhirnya bisa dimulai setelah Kementerian
Perhubungan menandatangani kontrak pengerjaan proyek senilai Rp683,88 miliar
dengan PT Waskita Karya sebagai pemenang tender pengerjaan proyek ini. Proyek
pengerjaan fisik Paket I Pengembangan Pelabuhan Belawan Fase 1 dibiayai oleh
Kementerian Perhubungan melalui pinjaman asing dari Islamic Development Bank
(IDB) senilai US$87,5 juta. Rabu (04/05/2016).
Informasi yang dihimpun
Media ini, Penandatanganan pinjaman ini sudah dilakukan antara pemerintah
Indonesia dan Islamic Development Bank pada 14 Desember 2009 dalam bentuk
istisna’a agreement. Perjanjian pinjaman ini mencakup pekerjaan fisik, jasa
konsultasi, auditor dan dukungan proyek (project management unit).
Plt Dirjen Perhubungan
Laut Kementerian Perhubungan Umar Aris mengatakan adanya keterbatasan anggaran
sehingga dicarilah bantuan dana pembiayaan pada saat itu, Kita lihat dari IDB
tanpa bunga karena dengan sistem syariah. Jangka waktu pinjamannya 15 tahun “
Katanya usai penandatanganan pekerjaan fisik dengan Waskita Karya,
Berkaitan dengan lamanya
realisasi yang mencapai 7 tahun, dia mengatakan semua pihak yang terlibat
menjalankan prinsip kehati-hatian dan mengikuti semua birokrasi yang ada agar
tidak terjadi kesalahan dalam prosesnya. “Saya harapkan pembangunan paket 1 berjalan
sesuai rencana sehingga quality dan delivery-nya bisa tercapai sesuai kontrak,”
tegasnya.
Adapun, lelang
kontrakornya sendiri dilakukan selama dua kali. Pada lelang pertama tidak ada
pemenangnya karena peserta hanya terdiri dari satu peserta sehingga harus
dilakukan lelang ulang pada 2013.
Pada 2014, Kemenhub
akhirnya mengumumkan pemenang lelang ulang yakni Waskita Karya. Menteri
Perhubungan sendiri baru menetapkan penunjukan Waskita Karya pada 2 September
2015.
Plt. Dirjen Perhubungan
Laut mengungkapkan fasilitas yang dibangun ini nanti akan dioperasikan oleh PT
Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo I karena Pelabuhan Belawan
merupakan wilayah kerja yang konsesinya menjadi milik Badan Usaha Pelabuhan
(BUP) tersebut,“ Sudah ada mekanisme di UU Pelayaran, di mana bentuknya itu
kerjasama pemanfaatan. Tentu nanti melalui konsesi dengan pemerintah, sehingga
pemerintah mendapatkan sesuatu. Tapi operasinya tetap Pelindo I ” katanya.
Sementara itu, Direktur
Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana menjelaskan pengembangan Pelabuhan Belawan
sesuai Rencana Induk Pelabuhan (RIP) yang dituangkan dalam Permenhub
No.21/2012. Dalam RIP tersebut, dermaga terminal peti kemas di Pelabuhan
Belawan harus diperpanjang 700 meter. Dari total panjang dermaga, dia mengaku
350 meter dibiayai oleh Satker Kementerian Perhubungan dan Islamic Development
Bank. Sisanya sekitar 350 meter dibiayai penuh oleh Pelindo I,“ Fase 1 oleh
Kemenhub dan Fase 2 oleh Pelindo I jadi berjalan beriringan, sehingga nanti selesainya
bareng “ Jelasnya.
Proyek ini diperkirakan
selesai pada pertengahan 2018. Dengan penyelesaian pengembangan terminal peti
kemas Pelabuhan Belawan ini maka kapasitasnya akan bertambah dari 1,2 juta TEUs
menjadi 2 juta TEUs.
Terkait investasi, dia
mengaku total kebutuhannya mencapai Rp6 triliun. Pelindo I harus mengeluarkan
dana sebesar US$350 juta. Dari total invetasi tersebut, dia mengatakan 70% akan
dibiayai melalui pinjaman dan 30% melalui kas perusahaan. Saat ini, dia mengaku
Pelindo I baru mendapatkan pinjaman sebesar Rp1,7 triliun dari Bank Mandiri.
“Sisanya kita pinjam lagi, bisa dari Mandiri atau dari yang lain ” Tambahnya.(Melvy).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar