Jakarta.Metro Sumut
Indonesia Indicator
mencatat isu terorisme internasional menjadi kejahatan yang paling banyak
diberitakan media online di seluruh dunia sepanjang 2015. Minggu (28/12/2015).
Informasi yang dihimpun
Media ini, Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2) Rustika Herlambang di
Jakarta mengatakan Bahkan dalam tiga bulan terakhir, isu terorisme
internasional mendominasi pemberitaan di 1.230 media online nasional dan media
online internasional berbahasa Inggris “ Katanya.
Lanjut Rustika, Terorisme
internasional diberitakan sebanyak 104.061 kali atau mencapai 78,2 persen dari
enam topik berbeda yang masuk dalam kategori kejahatan internasional, Indonesia
Indicator (I2) merupakan sebuah perusahaan di bidang intelijen media, analisis
data, dan kajian strategis dengan menggunakan software AI (Artificial
Intelligence). Topik yang dianalisis adalah terorisme internasional,
perdagangan narkoba, perdagangan manusia, kejahatan siber, penyelundupan
manusia, dan penyelundupan senjata “ Ucapnya.
Rustika menjelaskan, Dalam
pantauan mesin Intelligence Media Management (IMM), terorisme internasional
menjadi isu global dan melibatkan para pemimpin negara-negara besar, seperti
Amerika Serikat, Prancis, Israel, Australia, dan Inggris, Sepanjang 2015, media
internasional memberikan atensi pada pergerakan kelompok radikal ISIS, Taliban,
Boko Haram, Al-Shahab, dan gerakan radikalisme lainnya “ Jelasnya.
Menurut Rustika, isu
terorisme Internasional menjadi isu yang sangat massif di media online
khususnya di Eropa Barat dan Amerika Serikat. Hal ini pula yang kemudian
menyebabkan isu Terorisme Internasional menjadi isu besar di seluruh media di
dunia, Terlebih lagi, selepas serangan di Paris bulan November 2015, terdapat
kasus serangan bersenjata kepada warga sipil di Amerika Serikat. Insiden ini
diindikasikan dengan jaringan teroris global, dan kemudian juga menjadi isu
politik di negeri Paman Sam “ Ungkapnya.
Rustika menambahkan, Isu
terorisme internasional menjadi isu negara-negara adidaya, seperti Amerika
Serikat, Prancis, Inggris, Australia, Israel, dan Rusia. Negara-negara tersebut
umumnya menjadi anggota Dewan Keamanan PPB. Kutipan pernyataan dari Barack
Obama, Vladimir Putin, Francois Hollande, David Cameron, John Kerry,
mendominasi wacana publik mengenai terorisme “ Tambahnya.
Persoalan terorisme
Internasional, lanjut dia, dikaitkan dengan ISIS yang melakukan serangan
ofensif terhadap negara-negara Barat. Nama Al Qaeda, Taliban, dan Boko Haram
memang tidak terlalu banyak muncul di media online, hal itu terjadi karena
seluruh mata media internasional tengah fokus pada ISIS.
Kejahatan Siber, kata
Rustika, menjadi kejahatan kedua yang paling banyak disorot media. Total
pemberitaan tentang kejahatan siber (Cyber Crime) di seluruh media online di
dunia berbahasa Inggris mencapai 10.852 berita dalam tiga bulan terakhir.
Walaupun tak semassif
isu terorisme, namun kejahatan siber dinilai sebagai kejahatan dengan
perkembangan paling pesat di dunia saat ini. Isu dan ekspos kejahatan siber
sangat dominan terlihat di wilayah Asia Timur, khususnya Republik Rakyat
Tiongkok, Hong Kong, dan Taiwan. Fenomena ini, kata Rustika, sejalan dengan
temuan di Indonesia, yang beberapa kali menangkap kelompok pelaku penipuan
online dan perbankan yang berasal dari jaringan Taiwan dan Tiongkok. Kejahatan
Internasional ketiga yang banyak disorot media adalah perdagangan narkoba yang
eksposenya mencapai 9.686 berita. Persebaran isu perdagangan narkoba ini juga
menjadi kejahatan internasional yang paling banyak diberitakan terjadi di
Indonesia," Sebagian besar wilayah Indonesia memiliki ekspos isu
perdagangan narkoba “ Tuturnya.
Kejahatan Internasional
di Indonesia Untuk kawasan Asia Tenggara, Rustika memaparkan bahwa isu
kejahatan Internasional juga didominasi oleh Terorisme Internasional. Namun di
Indonesia, menunjukkan pergerakan isu yang berbeda.
Dalam tiga bulan,
pemberitaan mengenai kejahatan Internasional di Indonesia tak hanya didominasi
oleh Terorisme Internasional, namun juga perdagangan narkoba, yakni sebanyak 27
persen. Isu berikutnya yang mendapat perhatian media di Indonesia adalah
mengenai perdagangan manusia (19 persen), kejahatan siber (15 persen),
penyelundupan manusia (10 persen), serta penyelundupan senjata (2 persen).
"Mengenai narkoba
cukup mengkhawatirkan. Dari 34 provinsi di Indonesia, terdapat 25 provinsi yang
memiliki ekspos pemberitaan perdagangan narkoba dengan persentase lebih dari 50
persen (dari 6 kejahatan transnasional tersebut). Ini menjadi lampu merah atau
situasi darurat yang tengah terjadi di akar rumput. Perdagangan Narkoba menjadi
persoalan yang menyeluruh dan hampir merata di Indonesia," paparnya.
Secara global, enam
topik kejahatan Internasional tersebut memiliki keterkaitan dengan situasi
sosial politik dunia. Isu terorisme Internasional khususnya aktivitas ISIS dan
gerakan terorisme, juga berkaitan isu kejahatan lainnya.
Misalnya, perdagangan narkoba
merupakan salah satu praktik kejahatan yang dilakukan oleh jaringan teroris,
seperti di Afganistan. ISIS menyatakan perang dengan Taliban untuk menguasai
perdagangan narkoba di wilayah kekuasaan Taliban. Pendanaan gerakan terorisme
juga disinyalir sebagian berasal dari uang hitam tersebut.
Selain itu, terorisme
erat kaitannya dengan kejahatan penyelundupan senjata. Pola persebaran ekspos
penyelundupan senjata umumnya juga terlihat di kantong-kantong pergerakan
radikal dan teroris. Konflik dan teror di dunia nyata juga terefleksi di dunia
siber, Dalam topik kejahatan siber, juga terlihat ekspos berkaitan dengan
terorisme. Hal ini dikarenakan propaganda ISIS sangat massif dan menyebar di
internet.(Melvy).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar