Belawan.Metro Sumut
Terkait
ekspor karet Sumut melalui Pelabuhan Belawan pada semester pertama 2015
mengalami kelesuan. Penurunan ekspor komoditas ini ditengarai karena harga yang
terus tertekan, dan sepinya permintaan pasar. Kondisi ini berbanding terbalik
dengan ekspor pangan Indonesia, yang diprediksi Presiden Jokowi, 3 tahun ke
depan, Tanah Air bakal mampu menjadi negara pemasok pangan dunia. Selasa
(04/08/2015).
Informasi
yang dihimpun Media ini, berdasarkan data Pusat Pelayanan Satu Atap (PPSA) PT
Pelindo I Cabang Belawan, untuk periode Januari-Februari 2015, ekspor karet ke
sejumlah negara mitra dagang utama pihak eksportir Sumut, seperti Tiongkok,
India, Jerman, Turki, Amerika Serikta (AS), dan Korea Selatan, rata-rata
mencapai 7.069 ton.
Namun
memasuki Maret-April, permintaan mulai mengalami kenaikan tipis, yakni pada kisaran
10.155 ton. Namun pada Mei dan Juni, kembali mengalami penurunan, atau hanya
mencapai 7.123 ton.
GM PT
Pelindo 1 Cabang Belawan Sahat Prawira melalui Roswita Asisten Manajer Hukum
dan Humas PT Pelindo I Cabang Belawan mengatakan, tekanan pasar terhadap karet
Sumut yang terus terjadi dalam 2 tahun terakhir, menyebabkan nilai ekspor
komoditas ini mengalami kelesuan," Semester pertama 2015, ekspor karet
melalui Pelabuhan Belawan jumlahnya hanya 24.347 ton. Kemungkinan besar tekanan
pasar masih menjadi penyebab anjloknya ekspor karet di daerah ini “ Katanya.
Roswita
menjelaskan, Tekanan terhadap kinerja ekspor karet Sumut tahun ini, kurang
lebih masih sama dengan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Permintaan
dari negara-negara tujuan utama, seperti Tiongkok, AS, dan India masih
rendah," Tekanan terhadap ekspor karet Sumut masih akan terus berlanjut
hingga akhir 2015. Ini terlihat dari kondisi ekonomi dunia yang belum juga
stabil. Bahkan, hal ini diperparah dengan kebijakan Tiongkok dan India, yang menaikkan
bea masuk (BM) karet alam “ Jelas Roswita.
Sementara
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan, secara nasional,
ekspor jagung Indonesia telah mencapai 400 ribu ton yang bersumber dari
Gorontalo, Sulawesi Selatan, Dompu, Bima, dan Sumbawa, serta daerah lainnya.
Khususnya
daerah Sumbawa, sampai saat ini telah mengekspor jagung sebesar 134 ribu ton.
“Sampai saat ini, ekspor jagung nasional sebanyak 400 ribu ton, dan Sumbawa
sudah mengekspor jagung 134 ribu ton. Ke depan harapannya bisa mengekspor
jagung hingga 700 ribu ton “ Ungkap Amran.
Amran
menegaskan, stok jagung nasional dipastikan aman, sehingga tidak perlu ada
impor,“ Selama petani masih mampu memproduksi jagung, kami tidak akan biarkan
jagung impor masuk ” Tegasnya.
Lanjut
Amran, luas lahan jagung di Kabupaten Sumbawa sampai saat ini sebesar 50 ribu
hektar, dengan produktivitasnya 7,5 ton per hektar. Ia berharap, pemerintah
daerah setempat agar di tahun depan dapat meningkatkan luas lahan jagung sampai
100 ribu hektar.
Ini supaya dapat mempercepat pencapaian target
swasembada jagung dalam 3 tahun ke depan dan mengangkat perekonomian masyarakat
petani. "Anggaran dari Kementerian Pertanian untuk Kabupaten Sumbawa naik
60 persen, yakni dari Rp50 miliar menjadi Rp130 miliar “ Tuturnya.
Amran
menambahkan, kondisi ini tentunya harus didukung oleh peran Perum Badan Urusan
Logistik (Bulog) dalam menyerap jagung petani dengan harga yang menguntungkan
petani, sehingga petani memiliki semangat untuk menanam jagung," Jangan
biarkan harga jagung petani rendah, yakni di bawah Rp2 ribu per kilogram, Bulog
harus serap jagung petani “ Tambahnya.(Hamnas).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar