Wagubsu Panggil Perusahaan KJA Danautoba, Bahas Kualitas Air
Medan.Metro
Sumut
Dalam
mendukung upaya pelestarian perairan Danau Toba, Wakil Gubernur Sumatera Utara
(Wagubsu) Dr. Hj. Nurhajizah Marpaung SH, MH menggelar pertemuan dengan
perusahaan Keramba Jaring Apung yang beroperasi di sana, Selasa (10/10).
Rapat
Koordinasi Keramba Jaring Apung (KJA) Danau Toba dengan PT. Indojaya Agrinusa
(PT. Jaffa) dilaksanakan di Ruang Melati Lt. 9 Kantor Gubsu, Medan (10/10).
Sebelumnya Wagubsu juga menggelar pertemuan serupa dengan PT Aquafarm.
"Jika
kita ingin melihat dan merasakan kelestarian keindahan Danau Toba, maka menjadi
tugas bersama untuk melakukannya," ujar Nurhajizah.
Hal
ini, katanya, bertujuan selain menjaga
kelestariannya, juga sebagai upaya percepatan Geopark Kaldera Toba menjadi
anggota Geopark Global Network UNESCO sebagai destinasi wisata Internasional.
Untuk
itu dihimbau kepada semua lapisan masyarakat agar dapat ikut berperan dan
berpatisipasi dalam hal penataan seluruh lingkungan kawasan Danau Toba, diantaranya
pemandangan sekitar termasuk didalamnya kualitas air danau.
Kita
ketahui bersama, saat ini begitu banyaknya KJA, perhotelan, peternakan,
pertanian, perkebunan dan rumah tangga yang limbahnya dibuang di kawasan Danau
Toba baik dari perusahaan maupun masyarakat, sehingga air danau menjadi
tercemar.
Padahal
kita ketahui bersama, sebagian besar masyarakat yang bertempat tinggal
disekitar Danau Toba mengkonsumsi air Danau Toba. "Bagaimana masyarakat
ingin hidup sehat jika harus mengkonsumsi air yang tercemar limbah, marilah
kita bersama-sama menjaga kualitas air," ujar Wagubsu Nurhazijah.
Disamping
itu, untuk menjadikan Danau Toba sebagai Geopark Kaldera Toba menjadi anggota
Geopark Global Network UNESCO, tentunya perlu penataan salah satunya KJA. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
(Pemprovsu) telah membuat Peraturan Gubernur tentang daya dukung untuk untuk
KJA sebanyak 10.000 ton pertahunnya sehingga akan menekan pelaku pembuangan
limbah di kawasan Danau Toba yang disesuaikan dengan Perpres 81 Tahun 2014
tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya.
Artinya,
kita diberikan waktu selama 5 tahun, kalau mempunyai teknologi yang bisa
meningkatkan kualitas air selama 5 tahun ini maka akan dihitung lagi daya
dukungnya.
Oleh
karenanya Wagubsu menegaskan untuk KJA dituntut untuk menetapkan teknologi yang
dapat meningkatkan kualitas air, sehingga kontribusi pencemaran dari kegiatan
keramba itu bisa diminimalisasi.
Sebelumnya
Head of Tilapia Operation PT. Jafpa Jenny Budiarti menjelaskan sekilas tentang
sistem operasi produksi Toba Tilapia. Dijelaskan, ikan Tilapia dari Danau Toba
merupakan produk premium yang dapat bersaing dengan ikan produk China di pangsa
pasar Amerika karena perusahaan mampu menjaga kualitas air disekitar KJA.
KJA
PT. Jafpa beroperasi dengan menerapkan prinsip pola pengelolaan yang memungkinkan
tidak ada limbah dari proses budidaya yang dibuang ke Danau Toba. Pengelolaan
limbah KJA menggunakan lift up system sehingga bisa meminimalisir terjadinya
pencemaran air.
Disamping
itu, Kami juga mengembangkan teknologi pembuatan pakan dengan kadar Phospor
rendah dan memanfaatkan feed broadcaster untuk memberikan pakan ikan. Dengan
dua metode tersebut memungkinkan pakan yang ditebar ke KJA sesuai dengan
kebutuhan ikan dan tidak ada yang
terbuang percuma, jelas Jenny
Turut
hadir Staf Ahli Gubsu bidang Ekonomi, Keuangan, Pembangunan, Aset dan Sumber
Daya Alam Binsar Situmorang, Kadis kelautan dan Perikanan Zonny Waldi, Kadis
Lingkungan Hidup Hidayati, para peneliti Proof. Endi Setiadi, Prof. Zulkifli
Nasution dan Syamsul, rombongan dari PT. Jafpa.(Humas Provsu)-(Riva).
Post a Comment