Medan.Metro
Sumut
A.
Menyiapkan ikan rucah.
Secara
tradisional, pembesaran ikan kerapu menggunakan ikan rucah sebagai satu-satunya
sumber pakan.. Mutu Ikan rucah dapat dibagi menjadi tiga kategori: baik, sedang
dan buruk menurut kriteria sebagai berikut:
•
Baik: Segar dan nampak bercahaya
•
Sedang: Warnanya kusam tetapi masih dalam bentuk utuh
•
Buruk: Rusak, berbau busuk
Hanya
ikan rucah yang berkualitas baik yang seharusnya
diberikan
pada ikan kerapu.
Penggunaan
ikan rucah seharusnya dikurangi, jika pakan
buatan tersedia. Pemberian ikan rucah untuk ikan kerapu memerlukan
penanganan, seperti mengeluarkan isi perut dan kepala ikan, dan membersihkan
semua kotoran. Jika ikan kerapu berukuran kecil, maka ikan rucah harus
dipotong-potong sesuai bukaan mulut ikan kerapu.
A.
Ikan rucah bermutu baik
B.
Ikan rucah kualitas sedang
C.Ikan
rucah kualitas buruk.
B. Menyiapkan Pakan Buatan
Pakan
buatan terdiri dari dua jenis :
1.
Pakan basah, yang dapat diproduksi sendiri oleh pembudidaya.
2.
Pellet yang diproduksi secara komersial,
oleh pabrik pakan.
1.
Keuntungan penggunaan pakan buatan
a.
Keuntungan secara ekonomi
Umunya
pakan buatan lebih mahal dibandingkan
ikan rucah, dan banyak pembudidaya ikan terkecoh dengan membandingkan
secara langsung harga per kilogram pakan. Padahal tidak demikian, sebab ikan rucah segar mengandung
uap air sampai sekitar 75%, sedangkan pellet hanya kurang dari 10%. Bahan
kering pellet empat kali lebih banyak dari ikan rucah. Cara yang tepat untuk
membandingkan dua jenis pakan tersebut adalah dengan menghitung jumlah dan
biaya yang dibutuhkan untuk menghasil-kan pertambahan berat yang sama pada ikan
yang dibudidaya, yaitu dikenal dengan istilah rasio konversi pakan atau food
conversion ratio (FCR).
FCR
untuk ikan kerapu yang mengkonsumsi pellet kering biasanya lebih kecil dari
2:1. Artinya, ikan membutuhkan pakan pellet 1,5-2 kg untuk setiap pertambahan
berat badan 1 kg.
Hal
ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan mengkonsumsi ikan rucah, yang FCR-nya
bisa mencapai 6:1 bahkan lebih.
Keuntungan
lainnya akibat menggunakan pakan pelet adalah ikan kerapu tumbuh lebih cepat
dan lebih sehat dibandingkan dengan ikan yang diberi pakan ikan rucah, karena
mengandung nutrisi yang lengkap. Sebagai contoh, hasil penelitian yang
dilakukan di Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Gondol, menunjukkan
ikan kerapu yang diberi pakan buatan tumbuh 75% lebih cepat dibandingkan dengan yang diberi pakan ikan
rucah.
b.Keuntungan
terhadap lingkungan
Pakan
buatan relatif kurang mencemari lingkungan, karena stabilitas air lebih baik
dan kurangnya pakan yang terbuang.
2.
Menyiapkan pakan basah
Bahan baku pakan harus dihaluskan dengan menggunakan
peralatan penghalus apa saja, seperti lesung dan penumbuk atau penggiling atau
penumbuk listrik jika julah bannya banyak.
Pencampuran
– jika jumlah bahannya sedikit dapat dicampur secara manual dengan tangan atau
dengan sendok khusus. Jika Jumlah bahannya banyak sebaiknya menggunakan
pencampur adonan besar yang biasanya digunakan di industri pembuatan roti yang
komersil.
Pembentukan
adonan – tergantung pada volume dan
kebutuhan, adonan dapat dibentuk menjadi ukuran dan bentuk yang tepat secara
manual atau dengan mesin penggiling daging untuk menghasilkan adonan yang
panjang-panjang seperti mie dengan diameter yang diinginkan. Bentuk mie ini
kemudian dapat dipotong-potong menjadi potongan-potongan yang berukuran
tertentu menurut ukuran ikan yang akan diberi pakan.
Jika
ikan rucah yang akan digunakan untuk membuat pakan basah, pastikan bahwa ikan
rucah tersebut harus sesegar mungkin dan bermutu baik, dan harus dibersihkan
dan isi perutnya dikeluarkan.
3.
Menyiapkan pelet kering
Pelet
kering telah diproduksi secara komersil oleh pabrik pakan. Pellet kering selain
memberikan keuntungan seperti halnya pellet basah, tetapi ada keuntungan lain yaitu:
Suplai
yang terjamin
Daya
simpan yang lebih lama:
Lebih
ramah lingkungan:
Kunci
utama dalam memilih pakan pellet kering yang baik:
Belilah
dari produsen pakan yang dipercaya
Kualitas
pakan – kandungan nutrien, komposisi dan kesegarannya jauh lebih penting
daripada membeli karena melihat
harganya.
Jika
pakan yang menunjukkan tanda-tanda basah oleh air/hujan (kemasannya kusam,
pellet menggumpal, berbau tengik, dan lain-lainlain) seharusnya jangan dibeli
dan jangan diberikan pada ikan.
C.
Penyimpanan dan Pengawasan Mutu Pakan
Karakteristik
dari fasilitas penyim-panan pakan yang baik :
• Terlindungi
dari sinar matahari langsung dan hujan
•
Berventilasi baik dan sejuk
•
Kering dan kelembaban rendah
•
Aman dari tikus dan serangga
•
Tempat penyimpanan tidak secara langsung berhubungan dengan tanah untuk
mencegah terjadinya penguapan tanah dan kerusakan oleh jamur
•
Penyimpanan pakan seharusnya jauh dari bahan-bahan kimia dan obat-obatan.
Penyimpanan
yang tidak memadai akan mengurangi daya simpan pakan dan dapat mengurangi kadar
nutrient yang penting seperti vitamin, asam lemak esensial dan anti-oksidan.
D.
Memberi Pakan
1.
Dosis
Untuk
mendapatkan keuntungan maksimum, hal yang terbaik adalah pemberian pakan yang memaksimalkan
pengambilan pakan oleh ikan budidaya, sehingga tercapai laju pertumbuhan yang
semaksimal mungkin dan tidak memberi pakan secara berlebihan, karena menyebabkan masalah pencemaran air yang bisa
menimbulkan penyakit.
Beberapa
perusahaan pakan komersil dan peneliti telah mengembangkan suatu aturan
pemberian pakan yang didasarkan pada pengalaman mereka, namun penggunaan aturan tersebut hanya sebagai
acuan saja, karena kondisi lokasi pemeliharaan yang berbeda seperti kualitas
air, cuaca, lingkungan dan sistem budidaya mempengaruhi bagaimana aturan yang
terbaik pemberian pakan pada ikan. Oleh karena itu suatu aturan yang diterapkan
di satu tempat, atau pada satu usaha budidaya, tidak secara langsung dapat
diterapkan di tempat yang lain.
Aturan
Pemberian Pakan Ikan Rucah Untuk Ikan Kerapu
Ukuran
Ikan (g) Ransum Harian (%BT1) Frekuensi Harian
5-10
15-20 3-4
10-50
10-15 2-3
50-150
8-10 1-2
150-300
6-8 1
300-600
4-6 1
Rata-rata
berat tubuh (BT)
Aturan
Pemberian Pakan Pellet Kering Untuk Ikan Kerapu
Ukuran
Ikan (g) Ransum Harian (%BT1) Frekuensi Harian
1-5
4,0-10,0 3-5
5-20
2,0-4,0 2-3
20-100
1,5-2,0 2
100-200
1,2-1,5 1-2
200-300
1,0-1,2 1
>
300 0,8-1,0 1
Rata-rata
berat tubuh (BT)
2.
Waktu Pemberian Pakan
Benih
kerapu dengan berat kurang dari 5-10 gram berat tubuh umumnya perlu diberi
pakan lebih dari tiga kali sehari untuk memaksimalkan pengambilan pakan dan
mempercepat pertumbuhan ikan. Semakin besar ukuran ikan, semakin kurang
frekuensi pemberian pakan, tanpa memberi pengaruh nyata terhadap laju
pertumbuhan.
Jika
ikan diberi makan dua kali setiap harinya, pemberian pakan harus dilakukan pada
pagi hari (subuh) dan petang. Untuk ikan yang diberi makan sekali sehari, lebih
baik dilakukan pada waktu petang sebelum matahari terbenam. Tidak baik memberi
pakan pada siang dan sebelum petang, karena sinar matahari yang terik. Pada
waktu tersebut, ikan kerapu cenderung beristirahat di dasar wadah pemeliharaan
dan umumnya kurang aktif makan.
Menghitung
Jumlah Pakan Berdasarkan Biomassa?
Gunakan
rumus berikut: Jumlah pakan = (jumlah ikan dalam jaring × rata-rata berat
tubuh)× % ransum harian. Sebagai contoh, untuk 1.000 ikan dalam keramba dengan
rata-rata berat tubuh (BT) 5 g, dengan 4% ransum harian mengacu pada tabel
sebelumnya, maka jumlah pakan yang diberikan
setiap hari dapat dihitung sebagai:
=
(1,000 × 5) × 4%
=
5,000 × 0.04
=
200 g
Jika
ikan diberi pakan tiga kali sehari, maka jumlah pakan harian 200 g harus dibagi
seimbang untuk setiap pemberian pakan. Jadi kira-kira sejumlah 67 g pakan yang
harus diberikan setiap kali, dengan cara menebarnya sedikit demi sedikit sampai
ikan kenyang. Metode yang serupa juga diterapkan jika menggunakan ikan rucah.
3.
Metode pemberian pakan
Pellet
kering komersil biasanya berupa pellet yang lambat tenggelam, sehingga
memberikan kesempatan bagi ikan untuk mengambil pakan tersebut. Umumnya pakan
ditebarkan merata di permukaan air agar semua ikan beroleh kesempatan mengambil
pakan. Namun demikian, ikan kerapu dapat dengan cepat menjadi terbiasa pada
waktu pemberian pakan dan sering berkumpul di tempat dimana pakan pertama kali
diberikan. Jadi tidak perlu menebarkan pakan ke seluruh bagian keramba. Hanya
aturan yang perlu diingat adalah menebarkan pakan sedikit demi sedikit agar
menjamin bahwa semua ikan dalam keramba (atau kolam) mendapatkan kesempatan
untuk menangkap pakan tersebut.
Jika
ikan-ikan berhenti makan dengan aktif sebelum semua pakan habis, maka pemberian
pakan harus segera dihentikan, karena berarti ikan telah kenyang. Penambahan
pakan hanya akan menjadi limbah dan menyebabkan masalah pada kualitas air.
4.
Langkah-langkah yang perlu dipedomani dalam memeberi pakan :
•
Aturan dasar pertama – beri pakan sampai
kenyang, tetapi jangan berlebihan. Ketika ± 30% ikan berhenti makan, maka
segera hentikan pemberian pakan.
•
Pemberian pakan seharusnya didasarkan pada biomassa ikan dalam keramba atau
kolam dan gunakan tabel pemberian makan, tetapi hanya sebagai acuan.
•
Pakan jangan ditebarkan sembarang hingga menumpuk di dalam keramba atau kolam,
tetapi sebaiknya diberikan sedikit demi sedikit dan disebarkan ke tempat dimana
ikan berada.
•
Penggunaan produk obat-obatan seperti antibiotika dalam pakan harus dihindari.
Jika memang terpaksa harus digunakan, sebaiknya berdasarkan dosis dan anjuran
dari instansi perikanan .
•
Pakan seharusnya diberikan menurut ukuran ikan, dan ukuran pellet sebaiknya
semakin besar dengan semakin bertumbuhnya ikan peliharaan.
E.
Kajian Kelayakan Pakan
Dalam
upaya mengkaji kelayakan pakan, penting untuk mengetahui biomassa dan jumlah
pakan yang dikonsumsi.
Setiap
orang dapat menghitung kelayakan pakan yang digunakan berdasarkan biomassa,
jumlah pakan yang dikonsumsi dan biaya pakan.
Penghitungan
biomassa ikan kerapu dalam sistem budidaya
Penghitungan
produksi didasarkan pada jumlah ikan yang
ditebar , sintasan selama masa pemeliharaan (berdasarkan pada
pengamat-an dan penghitungan harian) serta ukuran ikan saat dipanen, sesuai
rumus:
Produksi
= (Ni xSRe) xBT
Dimana:
Ni =
jumlah awal ikan yang ditebar
SRe
= perkiraan sintasan
BT =
rata-rata berat tubuh
Sebagai
contoh– Penghitungan produksi:
=
(1,000 ekor × 70%) × 0.6 kg
=
700 ekor × 0.6 kg
=
420 kg
Rasio
konversi pakan
Rasio
konversi pakan (Food conversion ratio or FCR) dihitung sebagai : berat pakan
yang dikonsumsi dibagi dengan peningkatan berat ikan yang dihasilkan.
FCR
= Total pakan yang dikonsumsi
Total
pertambahan berat ikan
Contoh
Penghitungan FCR untu pakan buatan :
Total
pakan yang diperlukan untuk memproduksi
420 kg ikan kerapu adalah 700 kg, maka FCR:
FCR
= 700 kg
420
kg
FCR
= 1.67 (pakan buatan)
Contoh
Penghitungan FCR untuk Pakan Ikan Rucah :
Total
pakan ikan rucah yang diperlukan untuk menghasilkan 420 kg ikan kerapu adalah
2520kg, maka FCR:
FCR
= 2,520 kg
420 kg
FCR
= 6.0 (ikan rucah).(Hamnas).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar