Sejarah Dan Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Kapur.Metro
Sumut
Kata
Sriwijaya pertama kali dijumpai di dalam Prasasti Kota Kapur dari Pulau Bangka.
Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan di Sumatera Selatan yang berpusat di
Palembang. Berita-berita Cina banyak mengungkapkan keberadaan kerajaan itu.
Sebagai contoh, dalam catatan perjalanannya pada tahun 671, seorang biksu Budha
bernama I-tsing menceritakan bahwa ketika ia pergi dari Kanton ke India, ia singgah
terlebih dahulu di Sriwijaya selama enam bulan untuk belajar tata bahasa
Sanskerta. Senin (27/03/2017).
Informasi
yang dihimpun Media ini, Mengenai Kerajaan Sriwijaya, I-tsing mengatakan bahwa
Sriwijaya merupakan sebuah kota berbenteng yang dikelilingi tembok. Kota ini
merupakan pusat agama Budha, dimana tinggal kira-kira seribu biksu di bawah
bimbingan Sakyakitri.
Selain
berita dari Cina, keberadaan Kerajaan Sriwijaya juga diperkuat oleh penemuan
beberapa prasasti, yang semuanya ditulis dengan Pallawa dalam bahasa Melayu
Kuno. Prasasti-prasasti itu adalah prasasti Kedukan Bukit, Talang Tuo, Telaga
Batu, Kota Kapur, dan Karang Berahi.
Pada
tahun 775, Sriwijaya mendirikan pangkalan di daerah Ligor, Semenanjung Malaya.
Kekuasaan kerajaan itu meliputi Selat Malaka, Selat Karimata, Selat Sunda,
Sumatra Selatan, Sumatra Tengah, Pantai Timur, Sumatra Utara, Pantai Barat
Kalimantan, dan Semenanjung Malaka. Pada masa jayanya, Sriwijaya memiliki
peranan besar dalam pengembangan perdagangan, ilmu pengetahuan, dan agama.
Kerajaan
Sriwijaya mulai mengalami kemunduran sekitar abad ke-10. Hal ini terutama
diakibatkan timbulnya permusuhan dengan Kerajaan Colamandala dari India
Selatan. Pada tahun 1017 dan 1025, armada laut Rayendracoladewa di bawah
pimpinan Raja Colamandala, menyerang pelabuhan-pelabuhan di Selat Malaka yang
berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya. Akibat serangan ini banyak kapal
Sriwijaya yang hancur tenggelam. Bahkan Raja Sriwijaya, Sri
Sanggramawijayatunggawarman, berhasil ditawan musuh.
Kerajaan
Sriwijaya makin melemah pada abad ke-13, saat banyak wilayah lepas dari
pengaruh kekuasaannya. Wilayahnya di bagian utara Semenanjung Malaya diambil
alih oleh Kerajaan Siam. Sementara, di bagian tenggara Sumatra direbut oleh
Raja Kertanegara dari Singosari. Sejak itu, satu-persatu raja bawahan Sriwijaya
melepaskan diri dari pengaruh kerajaan tersebut. Kerajaan Sriwijaya lenyap
setelah ditaklukan Kerajaan Majapahit pada abad ke-14.(Red/Tim).
Post a Comment