Menjaga Keutuhan Kesatuan Dan Persatuan Masyarakat

Labuhan Batu Metro Sumut
Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak untuk memilih anggota legeslatif di tingkat Kabupaten, Provinsi dan Pusat yang bergandengan Dengan pemilihan presiden dan Wakil presiden sering di sebut sebagai pesta Demokrasi/pesta rakyak.

Seharusnya pegelaran pesta apapun itu selayaknyalah dinikmati Dengan suasana gembira, Namun nyatanya tidak seperti itu halnya dengan pesta Demokrasi atau pesta rakyat bertema pemilu serentak untuk pertama kalinya di laksanakan di Negara kita tercinta, NKRI ini.

Yang di laksanakan 17 april seakan akan pertandingan Sepak Bola dengan pendukung yang panatik sebut saja seperti EL CLASICO di Liga Spanyol antara REAL MADRID dan BERCELENO, Jika El cladico pendukung. Panatik bersorak sorai di lapangan saat kesebelasannya bertarung akan berhenti saat pentandingan selesai

Berarti kondisi pertarungan/ pertandingan El clasico masih kurang pas dengan kondisi paska pemilu serentak hingga saat ini para pendukung panatik Dari Dua kubu masih terus bersiteru berbalas kata sebagai mana kita lihat dan saksikan di dalam siaran tiap hari tampil di layar kaca TV maupun Media Sosial.

Pertatungan kata-kata komentar elit pendukung panatik seakan tak pernah kehabisan kata kata dan kamus. Sebenarnya pertarungan Dua pasangan putra terbaik bangsa indonesia untuk merebut tahta singgasana terhormat yang disebut presiden dan wakil presiden

Presiden telah usai hanya menunggu hasil peniaian dari tim juri yang di sebut Komisi pemilihan umum (KPU) disaat tim juri bekerja menilai scor yang di peroleh kedua pasangan putra terbaik bangsa yang di lebel 01 dan 02 masih berjalan.

Berbagai persoalan pun muncul atau di munculkan, Seakan para pendukung 01 dan 02 yang merupakan elit politik dan elit negara itu terpecah dengan melontarkan kata kata yang berbalas kata-kata pula, Disebut sebut situasi kondisi politik ditingkat elit di pusat memanas dan masing masing kubu mendeklarasi kemenangan.

Dengan diiringi narasi narasi yang memancing munculnya komentar komentar dari kubu sebelah hingga hari ini belum ada tanta tanda berakhirnya perang kata kata dan komentar yang membuat para pendukung kedua kubu di pusat tak bisa di duga kapan bisa kembali bersatu bergandeng tangan untuk mejaga keutuhan persatuan dan kesatuan.

Kondisi di tingkat pusat tersebut bisa di khawatirkan  membakar para pendukung kedua kubu di daerah,karena pendukung panatik kedua kubu di daerah daerah ada,boleh jadi para pendukung simpatisan dari dua kubu di daerah terbakar dengan suhu panas tensi polotik di pusat.

Daerah yang selama ini di kenal aman, Tentram, Damai dan penuh keakraban juga rasa kekeuargaan yang erat di khawatirkan terusik dengan memanasnya kondisi poitik di tingkat elit,Tak ingin kecolongan lebih baik mencegah sebelum terjadi.

Pemkab labuhan batu di bawah pimpinan plt Bupati labuhan batu H.Andi Suhaimi Dalimunthe ST.MT, Bersama Forum komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Labuhan Batu bersepakat menggelar acara bertajuk  PENANDATANGANAN KESEPAKATAN BERSAMA MERAJUT KEMBALI PERSATUAN DAN KESATUAN untuk melanjutkan pembangunan di labuhan batu.

Acara ini di hadiri Dandim 0209 LB, Letkol inf Santoso, kapolres labuhan batu AKBP Frido situmorang SIK, Sekda Labuhan Batu Ahmad muflih SH,Para Ka  OPD, Para camat selabuhan batu, Tim pemenagan 01 dan 02,ketua parpol, Tokoh agama/ Masyarakat. Ormas, Okp dan undangan bertempat di pendopo rumah Dinas Bupati Labuhan Batu satu yang lalu (27/4/2019).

Sepenggal kata dalam kalimat thema merajut kembali yakni menjadi tanda tanya, Merajut kembali jika diartikan secara bebas bermakna menyambung kembali," pertanyaan pun muncul, Adakah telah terputus persatuan dan kesatuan di labuhan batu yang di kenal rukun damai dan toleransi dan sangat menghormati, Menghargai keberagamaan.

Sepengetahuan dan pengamatan penulis belum pernah dan berharap tidak akan pernah kesatuan dan persatuan masrakat di labuhan batu terputus,tentu hal kesatuan dan persatuan di labuhan batu tetap utuh tentram dan damai. (Ahmad Darwis Nst Kabiro Labuhan Batu/Rozi P)

Tidak ada komentar