Medan.Metro
Sumut
Menko
Kemaritiman RI, Luhut Binsar Panjaitan meminta berbagai pihak untuk mempercepat
implementasi proyek Badan Otorita Danau Toba di kawasan Sibisa. Diharapkan
dalam tahun ini, masalah penggunaan lahan 605 ha yang akan dikelola Badan
Otorita dapat segera dituntaskan.
Hal
itu diungkapkannya dalam Rapat Koordinasi Dewan Pengarah Badan Otorita
Pariwisata Danau Toba (BPODT) dengan agenda pembahasan perkembangan pengelolaan
KSN Danau Toba di kantor Badan Otorita Danau Toba, Jumat (6/10).
Turut
hadir dalam kesempatan itu, Gubsu, Tengku Erry Nuradi, Wagubsu, Nurhajizah
Marpaung, Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Danau Toba, Arie Prasetyo dan
sejumlah unsur SKPD di jajaran Provsu.
“Jadi
nanti masalah penggunaan lahan 605 ha itu tahun ini kita harapkan dapat selesai
terutama terkait dengan proses Amdalnya. Ini harus kita percepat. Saat ini
sudah ada lima investor dari Singapura, Tiongkok, Jepang dan Korea yang
bersedia membangun hotel, convention centre dan golf disana,” ujar Luhut.
Lebih
lanjut dikatakan Luhut, dari 605 ha itu, maka yang akan digunakan 50 persennya
atau sekitar 300 ha, selebihnya akan digunakan sebagai hutan.”Untuk lahan kebun
bunga hingga saat ini masih dalam proses, dan kita harapkan awal tahun depan
juga harus sudah selesai, lokasinya juga kita harapkan tidak jauh dari
airport,” katanya.
Sementara
untuk infrastruktur pendukung kawasan otorita Danau Toba, Luhut mengatakan
tanggal 10 Oktober mendatang, direncanakan Presiden Jokowi akan meresmikan
jalan tol Medan-Tebing Tinggi, begitu juga bandara Silangit akan mulai
dioperasionalkan tanggal 28 Oktober sebagai bandara Internasional. Termasuk
jalan akses masuk ke kawasan otorita sepanjang 60 Km juga akan dibangun.
“Setelah
jalan tol Medan-Tebing Tinggi nanti akan kita lanjutkan hingga ke Parapat,
begitu juga jalur kereta api juga kita harapkan dapat dibangun hingga Parapat,”
terang Luhut sembari mengharapkan agar seluruh stakeholder di Sumut dapat
kompak sehingga berbagai proses dapat dijalankan dengan cepat.
Sementara
disinggung soal keramba jaring apung (KJA) yang hingga saat ini masih belum
menemukan solusi, Luhut mengatakan saat ini pihakanya masih menunggu hasil
kajian KJA Danau Toba yang sedang dilakukan oleh World Bank. “Jadi sekarang
kita masih menunggu hasil kajiannya dari world bank, sehingga nanti kita akan
tahu berapa banyak jumlah keramba di sana, berapa keramba yang dibolehkan
hingga di lokasi-lokasi mana saja yang dibolehkan. Hal ini sangat penting
karena ini terkait degan kerusakan lingkungan dan kesehatan masyarakat,” jelas
Luhut.
Gubsu,
Tengku Erry Nuradi mengatakan, dari hasil rapat tersebut sudah banyak mengalami
kemajuan seperti proses administrasi, proses Amdal dan pembahasan kawasan
lainnya. “Jadi sesuai keinginan kita, kawasan otorita Danau Toba itu seluas 605
ha, namun yang mendapatkan rekomendasi hanya 386 ha, selebihnya tetap menjadi
hutan lindung. Begitu pun, ini sebenarnya sudah lebih luas dari Nusa Dua Bali
yang hanya 260 ha,” ujar Erry.
Lebih
lanjut dikatakan Erry, terkait usulan Bupati Taput untuk lahan taman bunga
seluas 254 ha yang diberikan rekomendasi hanya 81 ha, sebab yang lainnya
lahannya masih berada di hutan lindung. Begitu juga untuk lahan taman bunga di
Humbang Hasundutan seluas 1.564 ha yang disetujui 533 ha. “Jadi kalau kita
lihat luas lahan untuk otorita Danau Toba ini ada sekitar 1.000 an ha,” jelas
Erry.
Oleh
karena itu, lanjut Erry saat ini yang dipercepat adalah proses administrasi
terkait amdal dan lainnya. “Untuk proses Amdal Sibisa ditargetkan akan selesai
akhir Oktober ini, selanjutnya proses administrasi tahapan pembangunan dan
investor sudah bisa membangun daerah tersebut sesuai dengan master plannya,”
terangnya. (Humas Provsu)-(Riva)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar