Jakarta.Metro
Sumut
Presiden
Joko Widodo (Jokowi) meminta para kepala daerah, yaitu gubernur, bupati dan
wali kota untuk betul-betul memperhatikan angka inflasi. Ia mengingatkan,
pertumbuhan ekonomi memang penting tetapi inflasi juga sangat penting.
Untuk
itu, Presiden Jokowi meminta kepada gubernur, bupati dan wali kota yang belum
memiliki Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) segera membentuk. “Kalau bisa
ada anggaran untuk pengendalian harga. Sehingga begitu bergejolak langsung bisa
dilakukan intervensi,” tutur Presiden Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi
Nasional (Rakornas) VII TPID Tahun 2016 di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta,
Kamis (4/8) pagi.
Presiden
melihat melihat beberapa inovasi yang sangat baik. Di Jawa Timur misalnya,
intervensinya di sisi transportasinya, bisa di Pak Gubernur Jawa Timur. Di
Jakarta intervensinya di harga, misalnya harga daging yang dijual di luar Rp110
ribu–Rp120 ribu, dijual oleh Gubernur DKI Rp39.000.
“Saya
kira kota-kota yang lain bisa melakukan itu, selain hal-hal rutin yang sering
kita lakukan, pasar murah, pasar murah, ya itu bisa. Tapi kalau lebih menyasar,
lebih detail akan lebih baik,” tutur Presiden Jokowi.
Presiden
juga meminta Polres, Kejaksaan, Pemda, Bank Indonesia agar setiap minggu,
setiap dua minggu, setiap bulan melakukan cek ke tempat-tempat gudang
penyimpanan bahan-bahan pokok, apakah mereka menumpuk terlalu banyak berarti
mau main-main harga. Apakah mereka tidak punya stok?
“Itu
harus kita ketahui. Kalau stoknya sudah menipis berarti harus ada sebuah
tindakan untuk memperbesar stok yang ada di situ. Tetapi kalau
bertumpuk-tumpuk, hati-hati ini mau main-main stok. Langsung perintah mereka
untuk mengeluarkan stok sehingga harga di kota, kabupaten, dan provinsi akan
menjadi stabil lagi,” tegas Presiden.
Pada
bagian akhir pidatonya Presiden Jokowi memaparkan gambaran mengenai pertumbuhan
ekonomi inflasi dan pertumbuhan ekonomi inflasi. Presiden mengingatkan, jalngan
senang dulu kalau memiliki pertumbuhan ekonomi 9%.
Kalau
pertumbuhan ekonomi 9% tapi inflasi 15%, lanjut Presiden, rakyat tekor 6%.
“Punya uang tapi mau beli sesuatu dia mahal. Kita harus ngerti itu. Kalau
pertumbuhan ekonomi 9, inflasinya 3, ini yang kita cari. Berarti rakyat beli
itu mudah sekali untuk menjangkau harga yang dijual itu mudah,” papar Presiden
seraya menjawab pertanyaan kenapa pertumbuhan ekonomi penting, kenapa inflasi
itu juga penting.
“Oleh
sebab itu harus kita kendalikan. Hati-hati, jangan bangga dulu terhadap yang
namanya pertumbuhan ekonomi kalau tidak bisa mengendalikan inflasi,” tutur
Presiden.
Presiden
juga menunjukkan contoh Singapura misalnya, yang inflasinya malah minus 0,54%.
Sementara Malaysia pada 2015 sebanyak 2,1%., Amerika 0,12%, Eropa 0,04%.
Sedangkan Indonesia 2014 ada 8,36%, 2015 sebanyak 3,35 persen, dan 2016 ini
diharapkan juga antara 3-4.
“Range-nya
akan kita atur seperti itu dan nanti 2018 3,5 plus dan minus, pokoknya terus
harus turun, harus turun, harus turun,” tegas Presiden.
Rakornas
TPID itu dihadiri oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Polhukam
Wiranto, Menko Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan, Gubernur Bank Indonesia (BI)
Agus Martowardjojo, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Mendagri Tjahjo Kumolo,
Seskab Pramono Anung, Pimpinan dan Anggota DPR RI, Gubernur, Bupati dan Wali
kota seluruh Indonesia.(Melvy).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar