BICT Dan TPKDB Terapkan IBS
Penerapan
IBS Mampu Tekan Waktu Pengurusan Dokumen Dari 2 Jam Menjadi Hanya 5 Menit
Belawan.Metro
Sumut
Pelabuhan
Indonesia I (Persero) atau Pelindo 1 secara konsisten terus meningkatkan
kualitas layanan kepelabuhan guna mendorong efisiensi waktu dan biaya bagi
pengguna jasa pelabuhan di seluruh wilayah operasi Pelindo 1. Sejumlah langkah
yang telah diterapkan oleh Pelindo 1 yaitu penerapan Integrated Billing System
(IBS) sejak 1 November 2017 dan penyandaran kapal dengan sistem window atau
jadwal yang telah direncanakan, tepat waktu sesuai yang telah ditetapkan,Minggu
(04/2).
“Penerapan
IBS ini sesuai dengan program yang dicanangkan oleh Kementerian BUMN untuk
mengintegrasikan sistem pelayanan jasa kepelabuhanan bagi pengguna jasa secara
online. Penerapan sistem IBS sudah dilaksanakan di Belawan International
Container Terminal (BICT) dan Terminal Peti Kemas Domestik Belawan (TPKDB)
sejak 1 November 2017,” kata Senior Manager Teknologi Informasi Pelindo 1,
Baratto Rosalina.
General
Manager TPKDB, Indra Pamulihan menyebutkan penerapan IBS memberikan keuntungan
bagi shipping lines dan pengguna jasa di TPKDB, yakni efisiensi waktu karena
bisa memangkas proses permintaan, mengurangi lamanya antrean di loket dan
efisiensi biaya. Pengguna jasa dalam melakukan permohonan dokumen pelayanan
delivery dan receiving dapat melalui sistem online, tanpa perlu lagi datang ke
kantor TPKDB. Bahkan pengguna jasa juga tidak perlu lagi melampirkan dokumen
apapun karena data pesanan dan Delivery Online (DO) telah dikirim secara online
oleh pelayaran atau container operator. Selain itu, guna makin menambah kemudahan bagi pengguna
jasa, TPKDB juga telah bekerja sama dengan sejumlah bank untuk menfasilitasi
transaksi pembayaran.
Sebelum
penerapan IBS, proses pengurusan dokumen tersebut memakan waktu lebih dari dua
jam. Hal tersebut disebabkan oleh adanya antrean mengajukan permohonan
pelayanan receiving dan delivery di resepsionis dengan membawa dokumen
permohonan, Surat Kuasa, dan Surat Perintah Pengiriman Barang (SPPB) untuk
pengantaran, antrean di bank untuk pembayaran, antrean untuk mencetak nota, dan
cetak receiving card atau SP2 untuk penyerahan peti kemas.
“Namun
setelah diberlakukannya IBS di TPKDB, waktu yang dibutuhkan untuk antrean itu
dapat dipangkas. Pengguna jasa cukup mengakses situs ibs.pelindo1.co.id untuk
proses permohonan receiving dan delivery, serta mencetak invoice, receiving
card¸dan Surat Pengeluaran Petikemas (SP2). Permohonan delivery dan receiving
bisa dilakukan dimana saja dengan menggunakan handphone atau internet. Cukup
lima menit semua proses bisa diselesaikannya,” imbuh Indra Pamulihan.
Selain
penerapan IBS, TPKDB juga sudah menerapkan penyandaran kapal dengan sistem
window atau jadwal yang telah direncanakan, tepat waktu sesuai yang telah ditetapkan.
Ada enam perusahaan pelayaran dalam negeri sudah punya windows sendiri, dan
sudah terjadwal sandar di dermaga TPKDB setiap pekannya, yakni PT Tanto Intim
Line, PT Salam Pacific Indonesia Line, PT Meratus Line, PT Tempuran Emas Tbk,
PT Caraka Tirta Perkasa, dan PT Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan.
“Penyandaran
kapal dengan sistem window dilakukan untuk mendorong efisiensi biaya dalam
pelayanan kapal, dan terjaminnya kepastian sandar, sehingga mengurangi waktu
turn round voyage (TRV) atau waktu kapal berbalik dan jaminan ketersediaan
dermaga serta meningkatkan produktivitas dan volume barang,” ujar Indra
Pamulihan.
Guna
melayani kegiatan bongkar muat peti kemas di TPKDB, Pelindo 1 telah menyiapkan
sejumlah peralatan antara lain Container Crane (CC) 4 unit, Rubber Tyred Gantry
(RTG) 5 unit, Harbour Mobile Crane (HMC) 3 unit, Head Truck 18 unit, Side
Loader 2 unit, Reach Staker 8 unit, dan Forklift 1 unit. Peralatan bongkar muat
tersebut melayani kapal-kapal yang didominasi berasal dari pelabuhan Tanjung
Priok Jakarta dan Tanjung Perak Surabaya. Komoditi antar pulau yang dominan
dibongkar di TPKDB adalah kebutuhan pokok dan material bangunan seperti besi
dan semen. Sedangkan komoditi yang dimuat, di antaranya hasil pertanian dan
industri.
“Hingga
akhir tahun 2017, bongkar muat peti kemas menyeluruh sebanyak 397.509 boks, dan
pada semester II 2017 saja bongkar muat peti kemas sebanyak 208.899 boks.
Sementara kunjungan kapal sepanjang tahun 2017 terdapat 297 call, dengan
sebanyak 139 call di antaranya ada pada semester II tahun 2017. Kami berharap
dengan penerapan IBS dan system window kami dapat semakin menjaga momentum tren
pertumbuhan kinerja positif kami selama
tahun 2018 ini, “ tutup Indra Pamulihan.(Hamnas).
Post a Comment