Enggartiasto Lukita Menyesalkan Petani Belum Manfaatkan Peranan Sistem Resi Gudang
Jepara.Metro Sumut
Sistem Resi Gudang (SRG) perlu dioptimalisasi baik
dari sisi peranan serta penggunaan, karena selama ini masih belum dimanfaatkan
dengan baik oleh pelaku usaha dan juga petani. Senin (24/10/2016).
Informasi yang
dihimpun Media ini, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat berdialog
dengan dengan kelompok tani di Kabupaten Jepara Jawa Tengah, Minggu
(23/10/2016) mengatakan di Jepara, petani dan pelaku usaha masih terbatas
memanfaatkan SRG. Pemerintah sedang terus mensosialisasikan dan mengedukasi
masyarakat dan para pemangku kepentingan untuk memanfaatkan SRG “ Katanya.
Lanjut Enggartiasto, Perlu dilakukan penguatan
kelembagaan SRG, mendorong perbankan agar lebih aktif, meningkatkan fasilitas
gudang, serta mensinergikan pasar lelang dengan SRG,” Saat ini, salah satu
tantangan yang dihadapi yaitu masih terbatasnya infrastruktur pengolahan
komoditas hasil panen di sekitar lokasi gudang SRG “ Ucapnya.
Enggartiasto menjelaskan, Fasilitas yang dimiliki
gudang SRG Kabupaten Jepara saat ini cukup memadai, antara lain mesin pengering
dan lantai jemur. Namun demikian, masih dibutuhkan fasilitas tambahan seperti
mesin pengolahan komoditas dan sarana transportasi,” Keberadaan SRG harus bisa
menjadi sarana pemberi nilai tambah komoditas dengan biaya yang ekonomis.
Selain itu juga dapat mengurangi keterikatan petani pada tengkulak atau
pengijon “ Jelasnya.
Sementara mengenai Pasar Lelang Komoditas (PLK),
petani masih sulit mengakses secara langsung pasar komoditas yang ada. Mereka
terbiasa menggunakan perantara sehingga harga yang diperoleh tidak maksimal.
Untuk itu, Enggartiasto juga menekankan bahwa fungsi PLK perlu disinergikan
dengan SRG. Mengenai penguatan kelembagaan, SRG di Kabupaten Jepara perlu
ditingkatkan pada aspek pengelola gudang,” Pengelolaan gudang SRG di Jepara
akan dilakukan oleh pengelola gudang lokal atau dapat pula dilakukan oleh
koperasi atau BUMD. Selain itu, penguatan kelembagaan kelompok tani juga harus
terus dilakukan “ Ungkap Enggartiasto.
Gudang yang saat ini dimanfaatkan sebagai gudang SRG
di Kabupaten Jepara merupakan gudang milik Pemerintah Daerah yang dibangun
Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perdagangan dengan Dana Stimulus Fiskal
Tahun 2009,” Sistem resi gudang bermanfaat memperkuat ketahanan pangan
sekaligus menyejahterakan petani. Karenanya, harus dimanfaatkan secara optimal “
Ucap Enggartiasto.
Sistem Resi Gudang merupakan salah satu instrumen
perdagangan yang dapat dimanfaatkan para petani, kelompok tani, gabungan
kelompok pertanian (gapoktan), koperasi tani, maupun pelaku usaha sebagai
instrumen tunda jual dan pembiayaan perdagangan.
Melalui SRG, para petani dapat menyimpan komoditas
hasil panennya ketika harga rendah, untuk kemudian dijual pada saat harga
tinggi sehingga petani yang selama ini termarginalkan dapat memiliki daya tawar
yang lebih kuat.
Dalam upaya mendorong pelaksanaan SRG, sejak
2009-2015, Pemerintah telah membangun 120 gudang komoditas pertanian, namun
baru 80 gudang yang telah memiliki kelengkapan untuk mendapatkan persetujuan
sebagai gudang SRG. Secara keseluruhan, Pemerintah sampai saat ini telah
memberikan 128 persetujuan sebagai gudang SRG yang terdiri dari 80 gudang SRG
milik pemerintah dan 48 gudang milik swasta. Sejak dimulai pada 2008, daerah
pelaksanaan SRG yang awalnya di Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Jombang
semakin meluas, saat ini SRG telah diimplementasikan di 75 kabupaten kota yang
tersebar di 21 provinsi.
Secara kumulatif, jumlah resi gudang yang telah
diterbitkan sampai 30 September 2016 di gudang SRG milik pemerintah maupun
swasta sebanyak 2.362 resi dengan total volume 86.725,56 ton senilai Rp485,7
miliar, meliputi komoditas gabah, beras, jagung, kopi, rumput laut, dan rotan.(Rani).
Post a Comment