Burhanuddin Sindir Dewan Soal Sengketa Lahan Cinta Budaya
Medan.Metro
Sumut
Persoalan
sengketa tanah seluas 2,3 hektar di lahan sekolah Cinta Budaya (Chong Wen)
terus bergulir. Belum adanya kesepakatan antara pihak sekolah dan pemilik tanah
membuat persoalan tersebut belum menemui titik terang. Setiap kunjungan ke
sekolah Cinta Budaya yang dilakukan anggota dewan menuai tanda tanya publik.
Pasalnya, anggota dewan yang ngotot membela pihak sekolah hanya dari fraksi
PDI-P saja. Selasa (24/05/2016).
Informasi
yang dihimpun Media ini, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
(DPR-RI) fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Trimedya
Panjaitan mengunjungi sekolah Cinta Budaya pada Selasa 17 Mei lalu. Pada
kunjungannya, Trimedya bahkan menuding hal yang cenderung tendensius. Ia
menyebut pemilik tanah yakni, Mayjend (purn) TNI Burhanuddin Siagian
dimanfaatkan orang lain dalam permasalahan tanah tersebut.
Menanggapi
hal itu, Burhanuddin mengatakan hingga kini baik pihak sekolah atau anggota
dewan belum ada menghubungi dirinya terkait masalah sengketa tanah itu,” Dari
kemarin mereka selalu menuding yang aneh-aneh. Padahal pihak sekolah ataupun
dewan belum ada etikad baik dan komunikasi ke saya. Jadi kenapa langsung
menuduh saya seperti itu. Itu kan pencemaran nama baik saya “ Kata Burhanuddin.
Menurutnya,
yang dituduhkan anggota dewan dari fraksi PDI-P tanpa bukti dan tendensius.
Namun walau demikian, dirinya serahkan kepada masyarakat untuk menilai secara
proposional.“Itu jelas pencemaran nama baik. Saya dibilang digunakan orang lain
dalam masalah tanah ini. Kalau memang ada, coba mereka buktikan. Etikad baik
mereka saja hinggi kini tidak ada, malah menuduh saya yang aneh-aneh,”
tambahnya.
Kendati
demikian, Burhanuddin masih tetap menizinkan murid dari tingkat TK hingga SMA
untuk bersekolah di lahan tanah miliknya.“Saya dari kemarin sudah bilang, murid
sekolah masih tetap bisa beraktifitas. Tolong dicatat sekali lagi oleh mereka,
saya tidak mau karena permasalahan tanah, anak-anak jadi tidak bisa sekolah.
Permasalahan tanah ini antara saya dengan pihak yayasan Cinta Budaya. Namun
mereka hingga kini tidak ada etikad baik, malah memfitnah saya. Disini jadi
dilema kan,” ujar mantan Pangdam I/BB ini.
Burhanuddin
menambahkan, jika anggota dewan dari PDI-P hanya ingin melakukan pencitraan,
sebaiknya diketahui dulu duduk permasalahannya. Sehingga tidak memfitnah orang
lain tanpa bukti yang jelas.“Ya kalau mereka (Dewan dari PDI-P) peduli terhadap
pendidikan, kenapa tidak di sekolah daerah pelosok yang masih butuh banyak
bantuan. Kalau saya dulu waktu masih bertugas di TNI, kami mengajari
murid-murid di daerah pelosok, tapi kami tidak diliput media, karena itu
pengabdian kepada Negara. Ini mereka heboh di sekolah mewah, dan diberitakan
dimana-mana. Saran saya, kalau mau pencitraan ya di sekolah pelosok, karena
masih banyak anak kita yang butuh pendidikan disana,” tambah Burhanuddin.
Ia
juga mempertanyakan kegetolan anggota dewan dari fraksi PDI-P yang terus
menyoroti masalah sengketa tanah itu.“Saya jadi heran. Ada apa dengan mereka
yang terus menuduh saya yang aneh-aneh. Padahal anggota dewan fraksi lain yang
membidangani pendidikan saja tidak memfitnah saya. Bahkan keterangan dari
mereka memberikan solusi. Tapi kok fraksi PDI-P begitu ya,” pungkas
Burhanuddin.
Selain
Trimedya Panjaitan, sebelumnya, anggota dewan fraksi PDI-P lainnya yakni Sofyan
Tan (DPR-RI) dan Sarma Hutajulu (DPRD Sumut) juga mengunjungi sekolah Cinta
Budaya. Sama halnya dengan Trimedya, mereka juga meminta Burhanuddin membongkar
plang dan tembok kepemilikan tanah yang dipasang pihak Burhanuddin di sekitar
sekolah.
Permasalahan
sengketa tanah yang terletak di komplek MMTC, Jalan Pancing, Kecamatan Percut
Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara sudah berlangsung sejak tahun
2008 hingga saat ini. Upaya hukum yang dilakukan kedua belah pihak juga masih
diproses hingga saat ini.(Amal)
Post a Comment