IPK VS PP, Ekses Petani dan Anggota IPK Dibunuh di Eks HGU PTPN 2

Medan.Metro Sumut
Anggota Brimob dan petugas lainnya masih melakukan penjagaan di kantor MPW Pemuda Pancasila (PP) dijalan Thamrin Medan, Suasana pertokoan atau usaha lainnya di sekitar lokasi, belum kondusif pasca bentrok antar massa PP dengan massa Orma Ikatan Pemuda Karya (IPK) dibantu masyarakat. Senin (01/02/2016).

Informasi yang dihimpun Media ini, Bentrok besar dan melebar disejumlah lokasi di kota Medan itu, ditengarai berawal dari sikap massa Ormas PP yang bertahun-tahun menguasai dan merampas lahan eks PTPN 2 dari warga.

Aset BUMN tersebut dikuasai Ormas PP lalu dijual pada keluarga besar Anif Shah yang notabene 'berbaju PP' untuk menguasai ribuan lahan eks HGU PTPN 2 untuk dibangun realestate sebagaimana Cemara Asri, Cemara Hinaju, SPBU Anif di Jalan Cemara, Medan Estate, Tol Anif dan lainnya.

Tidak cukup sampai di situ, lahan eksHGU PTPN 2 dikawasan Selambo Medan Amplas dan di kawasan Patumbak yang selama bertahun-tahun diusahai warga dan sebahagian besar anggota Ormas IPK, dicoba dirampas paksa massa PP guna perluasan real estate keluarga besar Anif Shah dimodali mantan bandar judi SDSB, Mujianto. Kesabaran warga hilang dan bergabung bersama massa IPK melakukan perlawanan.

Perang dalam hal perampasan lahan eks HGU PTPN 2  oleh Ormas PP dengan IPK di Sumatera Utara, tak cuma sekali dua kali memakan korban jiwa. Beberapa waktu lalu, salah seorang ketua kelompok petani dari Ormas IPK di kawasan eks HGU PTPN 2 Kelambir V, Deliserdang bermarga Purba, juga tewas ditombak massa PP.

Lain lagi tiga warga IPK di lokasi lahan eks HGU PTPN 2 di Selambo Medan Amplas, Juga tewas dimassa oleh anggota PP diduga suruhan keluarga Anif Shah. Terlebih, saat itu ketua MPW PP Sumut adalah almarhum Anwar Syah alias Aweng, adik kandung Anif Shah. Dan saat ini, pelaksana tugas Ketua MPW PP Sumut dipegang oleh Kodrad Shah, masih adik kandung Anif Shah.

Wandi Salah satu warga mengatakan Saat IPK mengendalikan judi KIM di kawasan Sekip, Medan, oknum-oknum aparat seakan juga jadi anggota IPK dan makan gaji dari IPK. Sejak ketua besar (Olo Panggabean) meninggal, para petugas beralih seakan anggota Pemuda Pancasila dan makan dari keluarga Anif Shah “ Katanya.

Lanjut Wandi, menyesalkan sikap tidak profesional aparat kepolisian khususnya. Amukan massa IPK dibantu warga korban tanah garapan (eks HGU PTPN 2) pada Sabtu sore ke kantor MPW Pemuda Pancasila “ Ucapnya.

Wandi menjelaskan, masih sebahagian kecil dari luapan amarah warga pada keberadaan Pemuda Pancasila dibawah komando keluarga besar Anif Shah, Tidak puas cuma berbajukan PP, keluarga besar Anif Shah juga mendirikan Masyarakat Pancasila Indonesia (MPI). Belum lama ini juga berusaha menguasai KNPI Medan dan berujung bentrok besar di kawasan Sunggal “ Jelasnya.

Diketahui, akibat bentrok besar PP lawan IPK dibantu warga dan dikabarkan berimbas hingga ke beberapa daerah di Sumatera Utara seperti Deliserdang, Siantar dan Simalungun yakni di kawasan eks HGU PTPN IV Perkebunan Bah Jambi serta lainnya tersebut.

Kapolda Sumut  Irjen Ngadino telah angkat bicara.Kapolda bahkan memerintahkan tembak di tempat, bagi anggota ormas yang membahayakan petugas," Itu tindakan tegas bukan berarti ditembak. Mekanisme itu sudah ada. Protap kami ada. Ada tatanan-tananannya. Manakala itu tidak bisa diperingatkan, sampai membahayakan orang lain itu boleh (ditembak di tempat) “ tegas Kapoldasu

Kapolda Sumut  Irjen Ngadino mengatakan untuk langkah tindakan tegas, seluruh personil kepolisian sudah memahami aturan mainnya, aturan main itu sudah dijelaskan ke seluruh jajaran kepolisian, Masing-masing anggota sudah tau. Ini kebetulan saya sudah sampaikan ke seluruh jajaran di Sumatera Utara. Dan masing-masing Kapolres sudah memberikan respons ke saya, bahwa untuk (kerusuhan) ini jangan sampai berkembang “ Katanya.

Dari 40 anggota Ormas yang diamankan akibat bentrok besar dilatarbelakangi perampasan lahan usaha pertanian warga di eks HGU PTPN 2 Sampali, Medan Amplas, Patumbak dan lainnya oleh keluarga besar Anif Shah dengan memakai baju PP, polisi belum ada mengamankan otak pelaku di balik terjadinya bentrok.Polisi masih mengamankan beberapa anggota PP yang disebut-sebut bayaran keluarga besar Anif Shah sebagai 'pasukan' pengaman eks lahan HGU PTPN-2.

Salah seorang petugas kepolisian di Mapoldasu minta identitasnya tidak ditulis di media menuturkan Bentrok di kantir MPW PP itu hanya merupakan ekses kecil, Sebenarnya sudah bertahun amarah masyarakat Sumut terpendam pada keluarga besar Anif Shah. Banyak sudah warga penggarap tewas diduga dibunuh massa suruhan keluarga Anif Shah di Sampali Percut Sei Tuan dan kawasan Salambo serta lainnya “ Ucapnya.(Alfian/Ulfa).








Tidak ada komentar