Dakwah Dan Tantangan Di Era global


Medan.Metro Sumut
Memasuki era global dakwah “bit- tadwin”  (melalui buku, kitab dan media elektronika) berkat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dengan tetap  berpegang  “strategi mau’izah hasanah” adalah sangat efektif. Tentu saja harus didisain atau diproduksi oleh yang berkompeten sesuai dengan surat  Ali Imran 106,” hendaklah ada segolongan orang yang menyeru kepada yang makruf  dan mencegah kepada yang munkar”. Senin (31/08/2015).

M.Amiruddin SE Penyusun Buku Multi Level Dakwah yang akan segera diluncurkan 400 halaman Pada Manusia Moderen Dalam Pembekalan Agama Menjadi Insan Bagai Firman Allah Berjalan “ (Penerbit CV.Amirul Muslimin).yang akan segera diluncurkan dalam Bahasa Indonesia,Bahasa Inggris dan sebagainya mengatakan Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat yang berbicara tentang dakwah, baik secara  lafzi maupun maknawi . Contoh ayat yang bermakna lafzi adalah firman Allah  “Dakwailah (serulah) mereka dengan hikmah dan maizha hasanah” Ayat ini menjelaskan tentang strategi dakwah. Adapun yang bermakna maknawi “hendaklah ada segolongan ummat yang menyeru kepada yang makruf dan mencegah kepada yang munkar dan merekalah orang-orang yang beruntung” (Surat Ali Imran : 106). Kalimat amar makruf dan nahi munkar secara definitif bermakna dakwah “ Kata Amiruddin.
Menurut Amiruddin, Dakwah secara etmologi berasal dari Bahasa Arab beramakna seruan atau ajakan, dan seara terminology adalah suatu rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mengajak orang  menuju kapada kebaikan  dengan niat ikhlas. Menurut Abu al Futuh dalam kitabnya  “Al Madkhal ila ‘l ilmi al dakwah” dakwah adalah menyampaikan dan mengajarkan ajaran Islam kepada seluruh manusia dan mempraktekannya dalam realitas kehidupan dan hakikat dakwah adalah penyampaian dan pembinaan “ Ungkap Amiruddin.

Lanjut Amiruddin, Memasuki era global seperti saat ini, pola dakwah bit at-Tadwin (dakwah melalui tulisan atau media) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif. Keuntungan lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang dai, atau penulisnya sudah wafat. Menyangkut dakwah bit-Tadwim ini Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para syuhada“ Dakwah bil Hikmah, yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana, yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bil-hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif “ Ucap Amiruddin.

Amiruddin menjelaskan, Selain para nabi ada seorang hamba Allah SWT yg secara eksplisit disebutkan dalam Al Qur’an oleh Allah SWT diberi hikmah, yaitu Luqman, dan nama Luqman menjadi salah satu surah dalam mushhaf al Quran, yatu surat Luqman, surat ke 31. Luqmanul Hakim hidup sezaman dengan Nabi Dawud AS, yang juga diberi hikmah oleh Allah Swt.. Luqman adalah bapak filsafat sebagai filosof pertama Yunani, yaitu Empedockles berguru lepada Luqman kemudian menusul Pythagoras murid Empecdocles, setelah itu secara berturut-turut menyusul Socrates, Plato dan Aistoteles. Kelima filosof tersebut dalam rentangan kurun waktu antara zaman nabi Dawud AS hingga Nabi Isa AS. Salah satu murid Aristoteles  adalah Alexander  (Iskandar Zulkarnaen), ia belajar hikmah kepada Arioteles selama 20 tahun.Dakwah dengan pendekatan philosofos yang dilaksanakan  Luqman adalah sebuah contoh dakwah bil hikmah “ Jelas Amiruddin.

Amiruddin menambahkan, Orientasi dakwah harus mengacu kepada pembuktian kemahabesaran Allah swt dengan cara-cara yang bisa diterima akal sehat. Untuk mendukung hal tersebut kajian-kajian syariat perlu disejajarkan dengan kajian-kajian non syariat yang merujuk kapada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena perkembangan teknologi terutama perkembangan teknologi komunikasi tidak hanya mempengaruhi satu bidang kehidupan masyarakat  melainkan hampir mempengaruhi seluruh bidang kehidupan “ Tambah Amiruddin.

Oleh sebab itu selain  memanfaatkan perkembangan teknologi itu sendiri dakwah juga diharapkan sebagai penyeimbang terhadap akibat dari perkembangan teknologi itu sendiri. Keragaman hidup duniawi, serbuan berbagai nilai yang bersifat hedonism dan konsumerisme dakwah dapat memberikan arahan  dan bimbingan agar umat tidak mengalami disorientasi dalam rumah peradaban dunia yang penuh dinamika “ Tutur Amiruddin.(Hamnas).


Tidak ada komentar