Terkait Korupsi Asuransi Nelayan. Tudingan Mahasiswa Tidak Valid
Medan.Metro Sumut
kriteria pemuda yang diharapkan
dapat melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan dimasa depan, yakni pemuda yang
cerdas, kritis dan aspiratif. Namun dibalik itu, aksi seperti ini perlu juga
diikuti oleh data yang kuat, jangan ada pembohongan.
Informasi yang dihimpun Media ini, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi
Sumatera Utara, H. Zonny Waldi, S.Sos, MM., kepada media, menanggapi tudingan
FMPB atas dugaan penyalah gunaan anggaran asuransi nelayan tahun 2013 dan 2014
saat aksi unjuk rasa di DPRD Sumut,“ Dibilangnya tadi apa, Langkat tidak ada. Faktanya,
Langkat ada, semua ada ” Kata Zonny sambil menunjukkan data warga penerima
asuransi nelayan dari 17 kabupaten/kota yang memiliki garis pantai. Dari data
tersebut diketahui bahwa nelayan di kabupaten Langkat urutan ketiga terbanyak
yang menerima program asuransi. Urutan pertama di kota Medan sebanyak 483
nelayan, dan selanjutnya kota Tanjung Balai sebanyak 450 nelayan kemudian
kabupaten Langkat dengan 408 nelayan. Di urutan ke-17 adalah kabupaten Nias Barat
dengan jumlah 34 nelayan. Data ini merupakan akumulasi mulai tahun 2011 hingga
2014.
Persoalannya, tambahnya, ada sekitar
250 ribu nelayan di Sumatera Utara, sehingga pemberian asuransi ini harus
bertahap. Prioritas juga diberikan pada nelayan yang sudah memiliki kartu
nelayan. “Perlu diketahui nomor induk pada kartu nelayan dikirim (diberikan)
oleh Jakarta atas usulan pemerintah kabupaten/kota, kami disini hanya
menerbitkan kartu tersebut,” tambah Zonny.
Mantan Kadis Perikanan Kabupaten
Simalungun ini juga menjelaskan bahwa dari 34 provinsi di NKRI, Sumatera Utara
lah satu-satunya provinsi yang telah menjamin nelayannya dalam bentuk asuransi
jiwa. Hal ini tentunya sangat membanggakan. Program yang digagas oleh Gatot
Pujonugroho ini bekerja sama dengan AJB Bumiputera 1912, dan membayar biaya
perobatan kecelakaan kerja nelayan hingga Rp20 juta dan akan memberi santunan
pada ahli waris sebesar Rp35 s/d Rp40 juta apabila nelayan meninggal dunia,“ Inilah
wujud perhatian pemprov Sumut. Bertentangan sekali dengan apa yang
disampaikannya tadi, katanya pemerintah Sumatera Utara hanya tahu
menyengsarakan nelayan, hanya mau menipu nelayan, mau meminggirkan nelayan “
Ungkap Zonny.
Sebelumnya, puluhan mahasiswa dari
FMPB melakukan aksi unjuk rasa di DPRD Sumut dan mengatakan dengan tegas bahwa
tak satu pun nelayan di kabupaten Langkat yang memperoleh program asuransi
nelayan ini. Aksi yang diterima oleh Muchrid Nasution, Yulizar Pargalutan Lubis
dan Jubel Tambunan dari Komisi C DPRD Sumut ini kemudian disampaikan pada
Komisi B yang membidangi masalah nelayan. (Red)
Post a Comment